Keywords: television, industrialization, investor
PENDAHULUANMesti diakui, jika perkembangan televisi dalam kurun dua dasawarsa belakangan ini luar biasa pesatnya. Tidak saja dilihat dari kuantitas stasiun televisinya, tetapi yang jauh lebih penting adalah pengaruh apa yang ditimbulkan akibat siaran tabung audio visual tersebut. Karakteristik pengaruh sesungguhnya adalah refleksi paling aktual atas jenis atau siaran apa yang diproduksi masing-masing stasiun televisi itu. Itu sebabnya semakin banyak institusi penyiaran baik televisi atau radio mereproduksi siaran yang berdimensi positif, maka harapan akan implikasi pengaruh positif pada khalayak pemirsa dan pendengarnya juga semakin besar. Sebaliknya semakin intens informasi negatif dipancarluaskan masing-masing stasiun tersebut dampak negatifnya pasti juga semakin besar.Itu sebabnya benar apa yang dikatakan Thorndike (1987) bahwa frekuensi dan intensitas informasi yang kita peroleh akan menentukan apakah perilaku kita akan terpengaruh oleh informasi tersebut. Informasi yang sama, senada atau serupa yang masuk secara berulang-ulang ke dalam diri seseorang akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan apabila informasi tersebut hanya diterima sekali. Seringkali tanpa disadari informasi tersebut terinternalisasi ke dalam diri kita dan selanjutnya terealisasikan dalam bentuk perilaku tertentu atau dalam istilah Storey (1993) ia menjadi sebuah 'destructive power'. Bahkan sesuatu informasi yang salah karena berulang-ulang disampaikan tanpa disadari akan dianggap sebagai suatu kebenaran 56
The development of digital media technology is a historical necessity. All dimensions of human life require digital technology interventions. Economic, educational, cultural, social, and political dimensions. Especially in the political aspect, the election of Regional Heads such as governors, regents, and mayors also requires a touch of digital technology. Candidates for the Regional Head promote and market themselves also through digital media, especially social media. The focus of this study is to elaborate on the use of advances in social media technology in the selection of regional head elections in East Java Province, Indonesia. This research employed a qualitative approach with case study research method. Informants of the research were from the core executive board of the PDI-Perjuangan from the national level (Central Board) going down to branch levels (Branch Board) as well as mayor candidates having been nominated by the PDI-Perjuangan. The findings of this study are that the use of social media to promote and market regional head candidates is essential. Social media platforms are used, such as whatapps, facebook, instagram, line, and website. But in practice, they also still use collaboration with face-to-face media.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.