Selulosa asetat dapat diaplikasikan pada berbagai jenis produk diantaranya sebagai film, serat, membran, pita perekam suara dan banyak aplikasi lainnya. Penelitian tentang aplikasi selulosa asetat terus berkembang belakangan ini. Namun kebutuhan tersebut tidak didukung oleh ketersediaan sumber bahan baku selulosa. Selulosa dari kayu batang pohon sudah harus digantikan penggunaannya dengan memanfaatkan sumber lain sebagai bahan baku. Pada kajian ini dilakukan tinjauan kelayakan sintesis selulosa asetat dari pemanfaatan selulosa limbah organik. Beberapa jenis limbah organik yang dipelajari pada kajian ini adalah limbah kulit pisang, limbah pengolahan agar dan limbah cair industri tahu. Hasil studi ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan selulosa dari limbah organik masih belum layak untuk digunakan dalam sintesis selulosa asetat, hal ini disebabkan karena limbah kulit pisang dan limbah cair industri tahu memiliki kandungan selulosa yang rendah dan masalah pada penyimpanan limbahnya. Sedangkan pada limbah pengolahan agar memiliki permasalahan pada akumulasi jumlah limbah yang sedikit dan penggunaan metode sintesis yang belum optimal. Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait cara penyimpanan limbah dan pemilihan metode sintesis. Kata kunci: limbah organik, selulosa asetat, sintesa
Penggunaan botol berbahan Polyethylene Terephthalate (PET) semakin meningkat dikarenakan berkembangnya produk minuman siap saji. Kemasan jenis ini sangat digemari oleh industri minuman karena mudah dibentuk, kuat, transparan, higienis dan ekonomis. Peningkatan dari penggunaan botol PET berdampak terhadap jumlah limbahnya yang turut meningkat sehingga dapat menjadi masalah lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah tersebut masih belum termanfaatkan di Indonesia, pemanfaatannya baru sampai tahap menghasilkan cacahan PET yang selanjutnya diekspor ke Negara yang memiliki industri daur ulang botol minuman. Studi ini bertujuan untuk meninjau penanganan limbah botol bekas, metode pengolahan, kekurangan serta kelebihan dari produk dimana ulasan ini didasarkan pada data industri dan artikel ilmiah. Konsumsi minuman dalam kemasan botol PET yang cenderung meningkat setiap tahunnya merupakan potensi yang sangat menjanjikan untuk dikembangkannya penelitian maupun dibangunnya industri yang terkait dengan pengolahan limbah botol bekas berbahan PET di Indonesia.
This study aims to utilize abundant glycerol because the production is more than the consumption. The use of glycerol is carried out through a carbonylation reaction between glycerol and urea to obtain glycerol carbonate. In the carbonylation reaction, variations in the use of CaO catalysts were carried out at 130°C and 160°C and the use of ZnO catalysts at 160°C. The results of product testing using GC-MS showed that the desired glycerol carbonate was not detected, but 1,3-dioxol-2-one was detected as the reaction result in the largest amount. The carbonylation reaction using catalyst CaO 1 mol% with a temperature of 160°C and constant stirring for 3 hours resulted in a conversion of 92.86% and a 1.3-dioxol-2-one yield of 64.80%. The carbonylation reaction using ZnO 1 catalyst mol% at 160°C and constant stirring for 3 hours can produce a conversion of 94.88% and a 1,3-dioxol-2-one yield of 30.06%.
<p>Senyawa gliserol karbonat merupakan turunan gliserol yang saat ini masih berkembang pemanfaatannya. Sintesis gliserol karbonat menggunakan gliserol dan urea menjanjikan untuk diaplikasikan karena bahan baku yang lebih mudah didapatkan, penanganan lebih sederhana dan lebih murah dibandingkan proses sintesis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi terhadap produk hasil reaksi gliserolisis urea yang dioperasikan pada kondisi operasi suhu 140<sup>o</sup>C, tekanan 0,7 atm selama 4 jam dengan variasi jumlah katalis CaO 1, 2, 3, 4, dan 5% mol. Bahan hasil reaksi dianalisis gugus fungsinya menggunakan instrumen <em>Fourier Transform Infra Red</em> (<em>FTIR)</em>dan komposisi senyawanya menggunakan instrumen <em>Gas Chromatography Mass Spectrophotometry</em> (<em>GC-MS</em>). Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap produk, didapatkan kesimpulan bahwa kondisi optimum pada penelitian ini terlihat pada produk hasil reaksi gliserolsis urea dengan jumlah penggunaan katalis 5% mol dengan nilai konversi 23%.</p><p><strong>The Influence of the Catalyst Amount of CaO on the Product Characteristics in Glycerol Carbonate Synthesis. </strong>Glycerol carbonate is a glycerol derivative that is currently still developing its use. The synthesis of glycerol carbonate using glycerol and urea promises to be applied because raw materials are easier to obtain, handling is simpler and cheaper than other synthesis processes. This study aims to characterize the product of the urea glycerolysis reaction in the operating conditions of 140<sup>o</sup>C, thepressure of 0,7 atm for 4 hours with variation in the amount of CaO catalyst 1, 2, 3, 4,and 5% mol. Characterization of the reaction products was analyzed by functional groups using the FTIR instrument and compound composition analysis using the GC-MS instrument. According tothe results of the analysis carried out on the product, it was concluded that the optimum conditions in this study were seen in the product of the reaction of urea glycerolsis with 5% mol catalyst amount with a 23% conversion.</p><p> </p>
The rapidly amount of primary sludge (PS) by pass production from wastewater treatment plant becomes problematic worldwide due to the release of some toxic substances from PS if directly dispose to the landfill. Hydrothermal treatment (HTT) has been reported to be able to immobilize heavy metals and generated bio-char, and silicate-based minerals for the potential development of adsorbent.This study investigated the feasibility of adsorbent development from HTT sludge and also addition of rice straw then tested the performance of the developed adsorbent for ammonia removal from synthetic ammonia wastewater. Rice straw (RS) addition can enhance ammonia adsorption capacity of all the developed adsorbents (HTT150+RS; HTT175+RS; HTT200+RS). The maximum ammonia adsorption capacity for developed adsorbents (HTT150+RS; HTT175+RS; HTT200+RS) were approximately 37-40 mg-N/g-SS, about 70-80 % of ammonia adsorption capacity of zeolite used in this work. The Hydrothermal of PS + RS indicates is a potential bio-sorbent.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.