Unsur hara esensial merupakan unsur kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara esensial berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman dibedakan menjadi tiga yaitu unsur hara dasar (basic nutrient), unsur hara makro (makronutrien), dan unsur hara mikro (mikronutrien). Tanaman berpotensi untuk mengalami masalah unsur hara, baik itu defisiensi maupun toksisitas. Defisiensi dan toksisitas unsur hara yang dialami oleh tanaman dapat diketahui dengan melakukan diagnosis visual yang merupakan metode yang paling mudah untuk diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah unsur hara yang dialami oleh berbagai jenis tanaman berdasarkan gejala visual yang ditunjukkan oleh tanaman. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021di sekitar lokasi tempat tinggal peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang dilakukan dengan mengamati berbagai jenis tanaman yang diduga mengalami masalah defisiensi dan toksisitas unsur hara yang kemudian dibandingkan dengan referensi terkait (buku dan jurnal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 10 spesies tanaman yang menunjukkan gejala defisiensi maupun toksisitas makronutrien dan mikronutrien berdasarkan gejala visual yaitu rambutan, kacang hijau, kacang gude, jagung, singkong, pisang, bawang merah, kembang sepatu, kuping gajah, dan keladi. Tanaman bisa mengalami defisiensi 1 jenis unsur hara, lebih dari 1 jenis unsur hara dan juga bisa mengalami defisiensi dan toksisitas unsur hara dalam waktu yang bersamaan.
Abstrak Penelitian ini dilakukan di Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan program PUAP, dampak program PUAP terhadap produktivitas jagung dan pemilihan strategi pemberdayaan petani melalui program PUAP. Penelitian dilakukan terhadap 100 orang petani anggota kelompok petani penerima dana BLM PUAP tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengembalian dana program PUAP oleh petani masih rendah yaitu sebesar 32%. Hasil analisis uji-t berpasangan menunjukkan bahwa program PUAP memberikan dampak yang signifikan (nyata pada taraf kepercayaan 95%) terhadap produktivitas usahatani jagung dibandingkan sebelum menerima dana program PUAP. Pelaksanaan program PUAP kepada petani jagung memiliki kelebihan yang sangat dirasakan oleh petani disamping terdapat potensi ancaman (tantangan). Petani sangat merasakan keberadaan program PUAP sebagai salah satu penyedia permodalan usahatani jagung. Namun demikian rendahnya tingkat pengembalian dana program oleh petani berpengaruh pada keberlanjutan program itu sendiri. Abstract This research was conducted in Kayubulan Village, Batudaa Pantai sub district, Gorontalo district. The purpose was to determine the implementation of Rula Agribusiness Development program, the impact of the program on corn productivity and the selection of farmers' empowerment strategies. It was conducted on 100 members of farmers groups who received Rural Agribusiness Development Program BLM funds in 2008. The results showed that the returns from the program by farmers were still low at 32%. The results of paired t- test analysis showed that the program had a significant impact (real on the 95% confidence level) on corn farming productivity compared to before receiving the program funds. The implementation of the program for corn farmers has advantages that are satisfying the farmers with the potential threats (challenges). Farmers were satisfied with the existence of the program as one of the capital providers for corn farming. However, the low rate of return of programs influences the sustainability of the program itself.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobentos pada saluran mata air Langlang yang terdapat di Desa Ngenep Kabupaten Malang sebagai interpretasi dari kualitas perairan dengan melihat pengaruh dari kualitas riparian yang ada di sekitar mata air tersebut. Lokasi penelitian terdapat di Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pengambilan dan analisis contoh air dilakukan di lokasi pengambilan sampel (in situ) dan di laboratorium. Parameter kualitas air yang dianalisis dan dikaji adalah parameter pH, kecerahan, DO, konduktivitas, kecepatan arus, kedalaman, turbiditas, substrat, dan suhu. Lokasi penelitian dilakukan di dua stasiun dengan tiga segmen pada tiap stasiun. Penentuan lokasi sampling (stasiun) dilakukan dengan metode purposive sampling yang didasarkan pada kondisi riparian yang terdapat di saluran irigasi sehingga dapat dibandingkan pengaruh kondisi riparian terhadap kualitas perairan di sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan deskriptif yaitu memberi gambaran tentang kualitas air di saluran mata air Langlang. Hasil yang diperoleh terkait struktur komunitas makrozoobentos yang ditemukan pada stasiun I dan stasiun II relatif sama. Pada stasiun I ditemukan 14 taksa dengan indeks diversitas (H') sebesar 3,35 sedangkan pada stasiun II ditemukan 15 taksa dengan indeks diversitas (H') sebesar 2,86. Sedangkan untuk penentuan kualitas air berdasarkan nilai Family Biotic Index (FBI) diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa nilai FBI stasiun I sebesar 4,19 yang berarti kualitas air pada stasiun ini berada pada kategori sangat bagus, sedangkan stasiun II sebesar 4,56 yang berarti kualitas air pada stasiun ini berada pada kategori bagus. Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan pada tiap stasiun, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa vegetasi riparian pada stasiun I lebih bagus bila dibandingkan vegetasi riparian pada stasiun II, dilihat dari persentase penutupan jenis tumbuhan baik itu pohon, semak, maupun herba. Hasil korelasi Pearson antara kelimpahan makrozoobentos dan persentase tutupan riparian menunjukkan bahwa persentase penutupan jenis tumbuhan pada vegetasi riparian akan mempengaruhi kelimpahan makrozoobentos yang terdapat di perairan tersebut.
Kajian sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat petani menggunakan pendekatan analisis kuantitatif yaitu dengan menganalisis luas lahan, produksi hasil pertanian dan pendapatan usahatani masyarakat petani di Desa Biru Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat petani di Desa Biru Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat petani di Desa Biru, sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling dengan memilih sebanyak 30 orang. Analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif kuantitatif. Hasil Penelitian menunjukkan rata-rata umur petani produktif didominasi rentang umur antara 37 – 46 tahun dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga sebanyak 3 orang dalam lingkup rumah tangga, tingkat pendidikan petani rata-rata tamat SD, luas lahan usahatani yang dikelola rata-rata sebanyak 1.12 Hektar dan tingkat pendapatan usahatani dalam satu periode masa tanam sebanyak Rp. 23.908.479.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.