Isu gender dalam pelayanan gereja di zaman ini ternyata masih menjadi isu yang layak diperbincangkan. Kenyataan menunjukkan bahwa perempuan masih dibatasi peranannya untuk melayani di gereja maupun lembaga-lembaga Kristen yang ada. Padahal pelayanan bukan merupakan masalah gender, melainkan merupakan sebuah wujud kasih, penyembahan dan pengabdian kepada Tuhan, sekaligus merupakan sebuah panggilan dari Tuhan berdasarkan kemampuan dan talenta yang Tuhan berikan. Tidak seharusnya perempuan dilarang untuk melayani Tuhan di bidang apapun hanya karena gendernya. Perempuan seharusnya diberikan kesempatan yang sebesar-besarnya, seperti halnya laki-laki, untuk mewujudkan kasih, penyembahan dan pengabdiannya kepada Tuhan, berdasarkan panggilan dan kompetensi yang Tuhan berikan kepadanya. Pernyataan tesis ini akan dibuktikan dalam artikel ini melalui alasan-alasan yang menggunakan perspektif honor and shame dalam membaca teks Yohanes 12:1-8. Kisah Marta dan Maria dalam melayani Tuhan di Yohanes 12:1-8, yang apabila dibaca dari perspektif honor and shame, akan memperlihatkan respons Yesus yang menghargai dan memberikan posisi yang terhormat kepada perempuan, melalui pemberian makna terhadap pelayanan yang Maria lakukan. Dengan demikian, teguran “Let her alone!” dari Yesus kepada Yudas, menjadi teguran yang mengingatkan siapapun yang melarang perempuan melayani Tuhan hanya karena keberatan gender.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survei. Populasi sebanyak 41 siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran dengan teknik sampling total (sensus). Teknik analisis data yang digunakan di antaranya analisis regresi linier sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Diperoleh hasil penelitian yaitu bahwa terdapat pengaruh kompetensi sosial guru terhadap motivasi belajar siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran Ekonomi Bisnis di SMK Al Wahyu Jakarta Timur.
Subjects in this study were convicts who are in the process of preparing to go home. Assessment is used by using interviews, observations and providing a Self Esteem Inventory Scale. The intervention given to the subject was to provide therapy to supportive groups consisting of eight sessions. The aim of this intervention is to increase selfesteem in convict. The results of the intervention showed good changes where before taking therapy the results of the self-esteem scale of the five subjects were at a low level but after attending therapy the results of the subject scale increased. Two subjects rose to moderate levels and three subjects rose to high levels.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.