Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu memegang peranan penting dalam proses pembangunan. Prioritas masalah yang dihadapi adalah konflik kepentingan antara upaya pelestarian lingkungan sebagai fungsi resapan, dan upaya memaksimalkan pemanfaatan lahan terbangun dimana Kawasan Metropolitan Bandung berada di atasnya. Seiring dengan dinamika perkembangan lahan terbangun menyebabkan penurunan muka air tanah, banjir/genangan air permukaan pada musim hujan, dan sungai kering pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas Sub DAS Citarum Hulu berdasarkan analisis tingkat fluktuasi aliran permukaan dan sensitivitas erosi tanah. Pengetahuan tentang kualitas DAS dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pembangunan dan penggunaan lahan di Sub DAS Citarum Hulu. Metode analisis yang dilakukan mencakup Analisa fluktuasi debit aliran dan tingkat erosi tanah menggunakan pendekatan kuantitatif, kemudian hasil dari kedua analisa tersebut menjadi dasar dalam menentukan tipologi kualitas sub-DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sub DAS Citarum Hulu terbagi menjadi tiga tipologi yaitu sub DAS Kopo, Ciwidey, Cibeureum, dan Nanjung Hilir dengan tipologi kualitas rendah. Lima sub DAS dengan tipologi kualitas tinggi, yaitu Citarum, Cikeruh, Cicadas, Cimahi dan Dayeuhkolot Hilir. Sub DAS lainnya memiliki kualitas yang relatif sedang. Intensitas penggunaan lahan di sub DAS Citarum Hulu harus menerapkan prinsip-prinsip konservasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan agar tercapai perbaikan kualitas sub-DAS menjadi tipologi tinggi serta kualitas sub DAS dapat terjaga hingga puluhan tahun yang akan datang.
Abstract. Water resources can be a catalyst for cross-regional cooperation that is mutually beneficial for the economic development of each region. The service provider has the authority to decide on the sustainability of water resources management collaboration. The principle is that cooperation must have a positive impact on the development of water resources areas. It is necessary to calculate the extent to which the transferred water can contribute to the sharing of the cost of recovering the catchment area of the water source. The value of the economic benefits of water is one way to formulate the extent to which cooperation in managing cross-regional water resources can be developed. Through the analysis of the value of the economic benefits of water, the price of water can be predicted so that a component of the compensation costs for environmental services will have to be paid by the water user. The analysis shows that 75% of the economic benefits of water are contributed by domestic water use with compensation costs that must be paid by the beneficiary in the amount of Rp. 3,875,590,943. If converted into conservation activities, the use of compensation for environmental services will be able to rehabilitate 30% of critical forest land in the Paniis spring catchment area. Regarding the need for funds for conservation of the catchment area of the very large Paniis water source, the allocation of water for domestic needs is worth developing. Utilization of environmental service compensation funds from this commercial aspect needs to be fully promoted so that the Kuningan-Cirebon City Regency collaboration in the field of water resources can be sustained. Keywords: value of economic benefits, domestic water, catchment area, water resources management, sustainable.Abstrak. Sumber daya air merupakan katalis kerjasama lintas wilayah yang saling menguntungkan bagi pengembangan ekonomi wilayah masing-masing. Penyedia jasa memiliki kewenangan untuk memutuskan keberlanjutan kerjasama pengelolaan sumberdaya air tersebut. Prinsipnya adalah kerjasama harus memberikan dampak positif bagi pengembangan kawasan sumber air. Diperlukan perhitungan sejauhmana air yang ditrarsfer mampu memberikan kontribusi sharing biaya pemulihan kawasan catchment area sumber air. Nilai manfaat ekonomi air adalah salah satu cara untuk merumuskan sejauhmana kerjasama dalam pengelolaan sumber daya air lintas wilayah dapat dikembangkan. Melalui analisa nilai manfaat ekonomi air, harga air dapat diprediksi sehingga akan diperoleh besaran komponen biaya kompensasi jasa layanan lingkungan yang harus dibayarkan oleh pemanfaat air. Hasil analisa memperlihatkan 75% nilai manfaat ekonomi air disumbangkan oleh pemanfaatan air domestik dengan biaya kompensasi yang harus dibayarkan oleh pemanfaat sebesar Rp. 3.875.590.943. Jika dikonversikan ke dalam kegiatan konservasi, penggunaan dana kompensasi jasa lingkungan ini mampu merehabilitasi 30% lahan hutan kritis di kawasan catchment area mata air Paniis. Terkait kebutuhan dana konservasi kawasan catchment area sumber air Paniis yang sangat besar, maka alokasi air untuk kebutuhan domestik ini layak dikembangkan. Pemanfaatan dana kompensasi jasa lingkungan dari aspek komersial ini perlu digalakan sepenuhnya agar kerjasama Kabupaten Kuningan-Kota Cirebon di bidang sumberdaya air ini dapat berkelanjutan.Kata Kunci: nilai manfaat ekonomi, air domestik, catchment area, pengelolaan sumber daya air, berkelanjutan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.