Penulisan ini bertujuan untuk mendapati keefektivitasan digunakannya model pembelajaran blended learning pada mata pelajaran sejarah. Guna memberikan dampak positif terhadap daya tarik siswa pada pelajaran sejarah. Model pembelajaran blended learning adalah suatu model pembelajaran yang banyak diterapkan ketika pembelajaran daring dengan cara memadukan antara pembelajaran luring dan pembelajaran daring. Model pembelajaran blended learning ini sangat efisien dan dapat meningkatkan diskusi kelas serta banyak diterapkan diberbagai pembelajaran salah satunya dalam pembelajaran sejarah. WhatsApp, Google Classroom, Zoom dan Google Meet merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran blended learning. Media-media tersebut memiliki tujuan sebagai penghubung dalam meningkatkan interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Fokus utama dalam pembelajaran blended learning adalah peserta didik (Student centered) guru bukan sebagai sumber utama belajar melainkan hanya sebagai fasilitator peserta didik, sumber-sumber belajar dapat diakses dengan tanpa terbatas oleh siswa.
Peran pembelajaran sejarah di sekolah, tentunya mampu menunjang kompetensi abad 21 terhadap siswa dan salah satunya ialah kompetensi komunikasi. Dengan adanya pembelajaran sejarah abad 21, tidak serta merta menghilangkan penanaman nilai nasionalisme terhadap siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan data penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan dari artikel penelitian sebelumnya, serta peneliti menganalisis data berdasarkan teori-teori pembelajaran abad 21. Hasil dari penelitian ini terdapat dua model pembelajaran sejarah abad 21 untuk menunjang kompetensi komunikasi serta rasa nasionalisme siswa, yaitu model pembelajaran problem-based learning dan project-based learning. Pada kedua model pembelajaran tersebut, akan meningkatkan kompetensi komunikasi karena, siswa akan menjalankan sebuah interaksi sosial untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari siswa tersebut. Rasa nasionalisme siswa juga dapat terbentuk dengan menggunakan kedua model pembelajaran tersebut, karena apabila siswa dilatih dalam berpikir historis layaknya seorang sejarawan, maka rasa nasionalisme dapat diresapi apabila siswa tersebut mampu berpikir secara historis. PENDAHULUANPesatnya sebuah perkembangan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, serta komunikasi pada abad 21 telah menciptakan sebuah tantangan baru dalam kehidupan banyak orang. Untuk bisa bertahan dan beradaptasi terhadap tantangan di kehidupan pada abad 21, tentu kita sebagai individu harus memiliki sebuah kompetensi kunci. Terdapat empat kompetensi inti yang harus dikuasai pada abad 21, kompetensi-kompetensi inti itu biasa disebut dengan 4C yang meliputi: (1) critical thinking and problem solving; (2) collaboration; (3) communication; (4) creative thinking (Arsanti, Zulaeha, Subiyantoro, & Haryati S, 2021). Untuk membekali para generasi muda terhadap kompetensi-kompetensi yang terdiri dalam 4C, maka peran sebuah pendidikan dalam mengembangkan kompetensi tersebut sangat sekali diperlukan.Membangun sebuah pendidikan di Indonesia yang berkarakter pada abad 21, merupakan sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia itu sendiri. Hal tersebut mampu terwujud apabila setiap individu di Indonesia memiliki sebuah kemauan dan juga Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/index. php/briliant
ABSTRAKSeiring dengan perkembangan zaman, dalam rangka menyiapkan generasi muda dan menghindari dekadensi moral menghadapi tantangan Era Globalisasi untuk mempertahankan identitas indonesia, maka diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Pengenalan museum sebagai pusat informasi kesejarahan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sejarah. Museum sangat berperan terhadap upaya peningkatan kesadaran sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengenalan museum untuk memberikan informasi kesejarah dalam upaya meningkatkan kesadaran sejarah. Di harapkan peran museum menjadi maksimal dalam menyampaikan informasi kesejarahan). kenyataan yang sering terjadi didalam pengelolaan museum berbeda sekali dengan apa yang diharapkan. Seringkali museum tidak diminati oleh masyarakat dikarenakan museum tersebut tidak menarik dan monoton dalam membnerikan informasi kesejarahan. Hal ini terlihat dari jumlah pengenjung museum yang tidak begitu banyak. ABSTRACTAlong with the development of the era, in order to prepare the young generation and avoid moral decadence facing the challenge of Globalization Era to maintain the identity of Indonesia, it is necessary steps to overcome it. The introduction of the museum as a historic information center is expected to increase historical awareness. The museum plays an important role in increasing the awareness of history. This study aims to determine the extent to which the introduction of the museum to provide historical information in an effort to increase historical awareness. In expecting the role of the museum to be maximal in conveying historical information). the fact that often occurs in the management of the museum is very different from what is expected. Often the museum is not sought by the public because the museum is not interesting and monotonous in providing historical information. This can be seen from the number of museum visitors who are not so much.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana aktivitas Jugun Ianfu di Jawa Barat, bentuk-bentuk kekerasan terhadap Jugun Ianfu, perlindungan hukum dan pertanggungjawaban Jepang, serta dampak sosial-psikologis korban Jugun Ianfu di Jawa Barat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perekrutan Jugun Ianfu dilakukan di daerah-daerah di Jawa Barat seperti Cimahi, Sukabumi, Bogor, dan Sumedang melalui penculikan dan dijanjikan akan dipekerjakan. Berdasarkan pemaparan para korban Jugun Ianfu, mereka seringkali menerima kekerasan-kekerasan seksual yang baik itu dilakukan oleh Tentara Jepang maupun para Perwiranya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Tentara Jepang sudah melakukan perkosaan, perdagangan orang untuk tujuan seksual, eksplotasi sosial, penyiksaan seksual dan juga perbudakan seksual terhadap perempuan-perempuan remaja di Jawa Barat dan memberikan dampak traumatis bagi mereka yang mengalaminya baik itu secara fisik, dampak terhadap masyarakat dan juga psikologis korban Jugun Ianfu tersebut.
AbstrakSejarah perkembangan peradaban manusia memberikan makna bagaimana budaya tumbuh dan berkembang dan berakhir kemudian tumbuh kembali, berkembang dan terus mengalami proses revisi, merevisi yang menuju kesempurnaan.Eksistensi Revolusi Industri adalah contoh kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,hari ini telah masuk pada Revolusi Industri 4.0 bersamaan dengan lahirnya satu generasi masyarakat baru yaitu, generasi Z, Generasi Millenial yang terpapar oleh budaya teknologi digital virtual. Pendidikan sejarah kini tengah dihadapkan dengan tantangan zaman, era disrupsion berhadapan dengan generasigenerasi millennial. Dari fenomena tersebut, bagaimana pendidikan sejarah menyikapi perubahan zaman tesebut? Bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya dilakukan? Tujuan dari pendidikan sejarah adalah untuk membagun kesadaran sejarah. Sejarah di ajarkan bukan hanya generasi hari ini tetapi sejarah diajarkan untuk mempersiapkan generasi masa yang akan datang, yang mampu dan sanggup menghadapi tantangan yang makin kompleks, menyikapi dan mempertahankan negara bangsa ditengah tantangan globalisasi. Reorientasi filosofis dan kurikulum pendidikan sejarah hendaknya segera diwujudkan untuk pendidikan sejarah bagi generasi Millennial. Kata Kunci: Pendidikan Sejarah, Generasi Millennial, Revolusi Industri 4.0 Pendahuluan Sejarah di ajarkan untuk menumbuhkan generasi yang mampu berfikir kritis dan mampu melahirkan beragam ide baru mewujud dalam bentuk inovasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sejarah mengajarkan pengalaman umat manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya dan bahkan dengan alam dimana ia hidup dan berkehidupan.Sejarah yang didalamnya terdapat pengalaman yang positif dan konstruktif sekaligus pengalaman negatif dan destruktif, dialektika itu terus saling hadir dan menghadari dalam kisah-kisah perjalanan sejarahnya. Jejak-jejak sejarah Revolusi Industri 4.0 ini bisa terjadi tentu melalui proses yang panjang dan beragam, dialektika pemikiran, ilmu dan teknologi yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Diawali dari Revolusi Ilmu Pengetahuan dan mewujud menjadi Revolusi Industri 1.0.Friedrich Engelsyang pertama kali yang memperkenalkan istilah Revolusi Industri (Tristram, 2009: 281-282). Mesin uap menjadi titik awal menandai revolisi Industri 1.0
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.