Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan sektor strategis yang memberikankontribusi sangat besar pada pendapatan negara. Dua daerah yang memiliki potensi besar dalampengembangan UMKM di Jawa Timur adalah Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri, yang memilikihampir 500.000 UMKM. Kualitas merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan olehUMKM. Secara umum, UMKM memahami bahwa kualitas perlu untuk dijaga dan ditingkatkan, namunsebagian besar UMKM belum memahami bagaimana cara untuk dapat mengimplementasikan pada sistemyang telah berjalan. Berdasarkan analisa kondisi eksisting tersebut, kegiatan pengabdian kepadamasyarakat ini didesain untuk membantu meningkatkan pengetahuan UMKM di Desa Sanankerto,Kabupaten Malang dan Desa Papar Kabupaten Kediri terkait dengan bagaimana meningkatkanproduktivitas dengan pendekatan manajemen berkelanjutan. Berdasarkan data yang terkumpul baik melaluipengamatan di lapangan dan FGD dengan beberapa UMKM, dihasilkan empat jenis modul pelatihan yangterdiri dari Modul 1 Pengembangan Produk dan Voice of Customer, Modul 2 Layout Produksi danPersediaan, Modul 3 Waktu Produksi dan Availabilitas, dan Modul 4 Pemasaran dan Produktivitas. Darihasil pelatihan modul 2 didapatkan rata-rata waktu skenario 2 lebih cepat yaitu 51,76 detik dibandingkanskenario 1 yaitu 138.89 detik. Untuk modul 3 didapatkan hasil skenario 2 lebih cepat yaitu 90,40 detikdibandingkan dengan skenario 1 yaitu 194,88 detik. Dalam jangka panjang, diharapkan terciptapengembangan UMKM secara mandiri.
The existence of creative culinary houses with thematic besides culinary has attracted a lot of public attention. In the business balance between supply and demand, sharpness of analysis is needed to see the potential on both sides. Although the supply of culinary business has been very numerous and varied in the city of, analysis of how to build a unique product and find a niche that can still be penetrated is very important. Culinary developments around ex-lokalisasi area are still limited to products that have been developed in the community such as crackers, chips, seaweed and the like. The superior products that are in demand by the community and have great potential are various heavy and light foods that can be consumed in daily life to get enough sales potential and business sustainability. The community gives a positive appreciation in the question of perception about the existence of culinary houses and gives positive interest to become consumers, but some still have negative perceptions about the ex-lokalisasi area and expect the stigma to be lost. In the perception as a producer, the public still doubts the potential for marketing and sales success and the limitations of the place. It is expected that this creative culinary house can have relationships with various other economic centers in the city.
ABSTRAKDinamika dan perkembangan ekonomi global dapat memberikan sinyal positif terhadap pentingnya peningkatan pemberdayaan dan daya saing produk di pasar. Dibutuhkan pemikiran untuk membangun keunggulan kompetitif, yang menjadi dasar bagi peningkatan produksi dan daya saing bisnis. Peningkatan produksi merupakan serangkaian aktifitas untuk membentuk produktifitas. Bila salah satu aktifitas produksi mengalami kegagalam maka akan berpengaruh pada kualitas dan kapasitas produksi. Kegagalan biasanya terindikasi dari waste/ pemborosan yang muncul di sepanjang value stream. Terdapat indikasi defect yang tinggi melebihi 10% di sortir dan packaging process. Permasalahan utama adalah adanya waste/ pemborosan yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kapasitas produksi. Paper ini akan mengidentifikasi waste yang terjadi di proses produksi, mencari akar penyebab terjadinya waste, dan membangun alternatif solusi perbaikan. Diperlukan pemikiran kreatif untuk dapat menaikkan efisiensi sumber daya dan daya saing bisnis di pasar. Metoda yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan adalah Lean six-sigma. Konsep ini menelusuri permasalahan inefisiensi dengan cara mencari nonvalue added activity dari munculnya waste di sepanjang value stream. Kemunculan waste selanjutnya diidentifikasi lebih dalam dengan root cause analisys (RCA) dan failure mode and effects analysis (FMEA). Hasil akhir dari FMEA adalah risk priority number (RPN) yang menggambarkan prioritas atas mode resiko untuk dilakukan perbaikan. Dari hasil prioritas dirancang 3 alternatif perbaikan yaitu pelatihan operator, pembuatan SOP proses produksi, dan pelatihan karyawan quality control. Dengan pendekatan net present value (NPV), maka diperoleh nilai NPV yang positif, artinya alternatif tersebut adalah layak untuk dijalankan. Alternatif ini meningkatkan nilai sigma dari sigma awal sebesar 2,80 menjadi 3,30. Kenaikan nilai sigma akan memberi indikasi adanya penurunan tingkat defect per million opportunities (DPMO), dan berakibat pada penurunan biaya sampai 20%. Kata kunci: daya saing, keunggulan kompetitif, Lean Six Sigma, RCA, FMEA, DPMO
ABSTRAKPenggunaan Teknologi Komunikasi pada dekade ini menunjukkan peningkatan trafik data yang sangat signifikan. Dalam hal ini, operator jaringan seluler melakukan inovasi untuk mengurangi jumlah penggunaan energi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah energi yang digunakan tanpa mengurangi quality of service (QoS) kepada costumer. Tujuan pemanfaatan penggunaan energi ini supaya operator jaringan lebih efisien dan tidak mengurangi tingkat efektifitas dalam pemakaian energi yang dikeluarkan. Paper ini menjelaskan mengenai pemakaian jaringan dengan teknologi teknik Base-Station Sleep-Mode. Metode ini akan menjalankan auto control untuk menjalankan fungsinya pada pemancar jaringan, sehingga dibutuhkan sebuah pendekatan untuk memproses dengan menggunakan parameter-parameter yang dibutuhkan diantaranya User Association, SON (Self-Organizing Network), Cell Zooming, Traffic Prediction, dan Heterogenous Deployment. Salah satu hasil penelitian dari BS Sleeping mode menunjukkan hasil yaitu didapatkan nilai efisiensi energi hingga 90% pada akhir pekan di area bisnis dan perkantoran, dan 30-40%.Kata Kunci : Jaringan Seluler, Quality of Service, Base-Station Sleep-Mode. PENDAHULUANDalam beberapa dekade terakhir, komunikasi pada mobile network menunjukkan peningkatan pada trafik data yang sangat signifikan sehingga menyebabkan tingginya konsumsi energi untuk memenuhi kebutuhan trafik data tersebut [1]. Peningkatan penggunaan energi tersebut juga berdampak kepada peningkatan jumlah polusi CO2 dari pembangkit listrik dan juga meningkatkan tagihan listrik kepada operator. Hal ini mendorong peneliti dan operator jaringan seluler untuk melakukan inovasi dalam mengurangi jumlah penggunaan energi dan dampak yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah energi yang digunakan tanpa mengurangi Quality of Service (QoS).Dalam suatu penelitian [15] berdasarkan jejak dari trafik temporal sebenarnya selama satu miggu, dilaporkan bahwa BS pada umumnya kurang dimanfaatkan dengan baik dengan dibawah 10% dari puncaknya pada saat trafik sedang rendah dan 30%-45% pada hari kerja dan akhir pekan. akan tetapi BS yang memiliki aktifitas kecil maupun tanpa aktifitas memakan 90% dari energi puncak. Dalam mengurangi jumlah konsumsi energi pada jaringan seluler lima kategori pendekatan yang telah diklasifikasikan pada penelitian-penelitan sebelumnya, antara lain: meningkatkan efisiensi energi pada komponen hardware, mematikan beberapa komponen secara selektif, optimasi pada efisiensi energi pada proses transmisi radio, merencanakan dan mengimplementasikan heterogenous cell, mengadopsi penggunaan energi terbarukan [2].Pada jaringan seluler yang ada, Base-Station (BS) selalu menyala meskipun perbedaan dalam dalam penggunaan trafik dari lokasi satu dengan yang lain dan dari waktu ke waktu memiliki perbedaan yag fluktuatif sehigga hal seperti ini sangat membuang energi [3]. BS sleeping strategy merupakan salah satu solusi yang menjanjikan dalam mengurangi penggunaan energi dan dampak polusi yang terjadi karena penggunaan energi tersebut, sebagai contoh dengan me...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.