Pada bulan Desember 2019, wabah pneumonia yang disebabkan oleh virus corona terjadi di Wuhan, provinsi Hubei, dan telah menyebar dengan cepat ke seluruh Cina. Wabah ini menyebar begitu cepat hingga ke seluruh dunia. Wabah ini diberi nama Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Pada 30 Januari 2020, WHO menyatakan wabah SARS-CoV-2 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat dari Kepedulian Internasional. Pandemi ini menjadi duka dan beban yang sangat berat bagi masyarakat dunia dan Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus corona di dunia telah mencapai 5,21 Juta dengan jumlah sembuh 2.05 Juta dan meninggal mencapai 338 Ribu, sedangkan kasus di Indonesia telah mencapai 20,796 kasus dengan jumlah sembuh 5,057 dan meninggal 1,326. Data yang didapat berasal dari beberapa Peraturan dan beberapa peraturan dan kebijakan lainnya, serta fenomena yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa Indonesia sudah mengalami kondisi dimana kekhawatiran masyarakat terhadap covid-19 cukup besar, sehingga diperlukan kebijakan pemerintah untuk melakukan Lockdown, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. Awalnya pemerintah tidak mengikuti cara yang digunakan oleh beberapa negara lainnya terkait informasi yang diberikan mengenai virus COVID-19, untuk meminimalisir adanya berita Hoax dari segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.

We conducted a prospective study to assess utility of detection of antibodies to phospholipase A2receptor (PLA2R) in the serum of patients with membranous nephropathy. Seventy five patients with biopsy proven membranous nephropathy admitted between January 2011 and September 2014 were studied. Serum anti- PLA2R was tested by indirect immunofluorescence. The test was positive in 45 out of 60 patients with primary membranous nephropathy (PMN) and in none of the 15 patients with secondary membranous nephropathy, with a sensitivity of 75% and specificity of 100% for PMN. Anti PLA2R positivity also showed a significant correlation with quantum of proteinuria and negative correlation with serum albumin. This study has validated detection of serum anti PLA2R in PMN as a non invasive diagnostic tool in Indian patients.

Problem statement: Organic soils and peat were believed to be geotechnically problematic due to their very high compressibility, very low shear strength and difficult accessibility. Although conventional soil mechanics theory could be applied to the soils, it was found that important anomalies existed which required special considerations. Correlations between geomechanical parameters for the soils were known to be important for geotechnical engineers to be able to obtain suitable design parameters, as well as to find suitable construction techniques on these soft materials. Approach: To evaluate the geomechanical characteristics of the soils, field and laboratory investigations were carried out according to the organic contents. To achieve such purpose, the soils samples having different organic contents from several locations in Malaysia were collected to determine the correlations of various geomechanical properties of the soils. The classifying tests were determined based on the test procedures according to the British Standard Institution. The compressibility behavior of the soils was determined by Rowe cell consolidation test. Results: The test results indicated that the natural water contents, organic contents, liquid limits, specific gravities and bulk densities ranged from 150-700%, 50-95%, 180-500%, 1.05-1.9 and 0.8-1.2 Mgm −3 , respectively. The compression indexes of the soils were higher than Hobbs and Skempton's approximations. Conclusion/Recommendations: The soils properties were highly dependent on the organic contents. With an increase in organic content, the natural water content, liquid limit, compression index and void ratio increased and the specific gravity and bulk density decreased. Furthermore, the hemic and sapric peat had lower shear strength than the fibrous peat. The first-of-its-kind study was the first step on the road to persuade researchers to improve these problematic soils.

This study aims to involve students in Technopreneurship courses by utilizing the emarketplace as a marketing, sales and service medium for Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). Where previously the lecture material was given in class in theory, amended by giving field practice assignments in collaboration with material entrepreneurs and building service providers as MSMEs in the City of Tangerang. Based on the results of research that the application of information technology, especially e-marketplaces in learning Technopreneurship has a real impact on the ability and level of understanding of students about Technopreneurship courses, students gain experience and insight about Technopreneurship, can design and test prototypes of service provider information systems (SijasPro) eMarketplace, students directly involved in helping solve the problems of business people, especially in the field of promotion and sales to customers. siJaspro is able to produce promotional media that can be used directly by business people. students are expected to have insight to foster entrepreneurial spirit among students, this is one of the new breakthrough strategies to anticipate the problem of increasing intellectual unemployment.

Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui apa penyebab kemunculan sertifikat ganda dikabupaten kolaka, siapa yang harus disalahkan dan bagaimana meminalisir terbitnya sertifikat ganda. Sampai saat ini permasalahan sertifikat tanah ganda atau yang lebih dikenal dengan tanah sengketa masih tetap ada, dan merupakan permasalahan lama yang belum terselesaikan. Terjadinya sertifikat tanah ganda antara lain akibat data base pada Badan Pertanahan Nasional tidak valid, sehingga penyelesaian pembuatan sertifikat yang kedua dan seterusnya bisa dikatakan tidak selektif. Di pihak masyarakat masalah pertanahan khususnya masalah sertifikat tanah ganda dikabupaten kolaka belum sepenuhnya disadari, dan baru sadar setelah ada orang lain yang juga mempunyai sertifikat tanah atas tanah yang ia miliki. Karena ketidaktahuan masyarakat terhadap sertifikat tanah ganda, maka ia tidak bisa mengadakan upaya pencegahan. Tujuan dari penulisan ini untuk berusaha memberikan informasi, penyebab terjadinya sertifikat ganda dan bagaimana mengurangi/mencegah akan terjadinya sertifikat ganda atas tanah. Sebenarnya penyebab terjadinya sertefikat ganda di karenakan pada tahun 2017 peta digital masih manual sehinggah data base tentang pembuatan sertefikat tidak valid dan untuk pencegahannya, harus dilakukan secara serentak di semua lini yang ada kaitannya dengan data pertanahan. Pihak pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap terjadinya sertifikat ganda harus mempunyai keberanian dan ketegasan dalam menegakkan hukum pertanahan. Disamping itu, pemerintah harus bisa memberikan informasi secara rutin tentang sertifikat agar masyarakat tahu semua kemungkinan yang menyebabkan terjadinya sertifikat ganda dan pemerintah juga harus mampu memfasilitasi peta digital setiap kantor pertanahan