Leadership is mostly required in church management. There are many leadership characteristics in the Bible that can be used as leadership patterns in the church. This article is a literature study with a qualitative approach to the text of 1 Timothy 4:12 concerning the leadership of a young person, which aims to encourage students to understand and apply the pattern of leadership referred to in the text of 1 Timothy 4:12. The method used is descriptive analysis in the text of 1 Timothy 4:12, to provide a clear picture and understanding of the principles of the leadership of young people. In addition, descriptive methods are also used to determine students' understanding of the principles of leadership according to the text, as well as the level of application in life and service. In conclusion, students understand the principle of leadership in 1 Timothy 4:12, which is about giving an example, but not all students are ready and able to do it.AbstrakKepemimpinan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam manajemen gereja. Ada banyak karakteristik kepemimpinan dalam Alkitab yang dapat dijadikan pola kepemimpinan dalam gereja. Artikel ini merupakan kajian literatur dengan pendekatan kualitatif terhadap teks 1 Timotius 4:12 tentang kepemimpinan seorang muda, yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa memahami dan menerapkan pola kepemimpianan yang disebut dalam teks 1 Timotius 4:12 tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif analasis pada teks 1 Timotius 4:12, untuk memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas tentang prinsip kepemimpinan orang muda. Selain itu, metode deskriptif juga digunakan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang prinsip kepemimpinan menurut teks tersebut, serta tingkat penerapannya dalam kehidupan dan pelayanannya. Kesimpulannya, mahasiswa memahami prinsip kepemimpinan dalam 1 Timotius 4:12, yaitu tentang memberikan teladan, namun tidak semua mahasiswa siap dan mampu melakukannya.
The Ministry of a Gift is a Christian ministry both inward and outward of the chuirch. It is a reflection of the gift God’s given in related to Church ministry according to her need and the world’s context where the church existed. This article purposed to show the reflection that the world which in digital era is requiring an actual form of ministry that the church must be responded and prepared it. This article employed a method of literature descriptive and analysis of world’s context. The analysis result is that the church must establish and develop a gift of writing to God’s people in order to develop their ministry. Abstrak: Pelayanan Karunia adalah sebuah bentuk pelayanan Kristiani, baik dalam konteks gereja maupun di luar gereja. Pelayanan karunia merupakan refleksi dari pengembangan karunia yang Tuhan sediakan berkaitan dengan pelayanan sesuai dengan kebutuhan gereja dan konteks dunia di mana gereja berada. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan secara reflektif, bahwa dunia yang sudah memasuki era digital ini membutuhkan sebuah bentuk pelayanan aktual yang harus ditanggapi dan dipersiapkan oleh gereja. Metode dalam penelitian literatur ini adalah deskriptif dan analisis. Temuan dalam kajian analisis reflektif ini diperoleh, bahwa gereja harus mengembangkan karunia menulis bagi umat Tuhan agar dapat mengembangkan pelayanannya.
AbstrakFenomena Pentakosta sering hanya dikaitkan dengan persoalan baptisan Roh Kudus dan bahasa roh, bahkan juga dengan karunia Roh. Sejatinya, Pentakostalisme merupakan sebuah dinamisasi karakteristik kehidupan Kristen. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan hakikat Pentakostalisme sesuai Kisah Para Rasul, bahwa Pentakostalisme bukan sekadar persoalan bahasa roh dan karunia roh yang lain, melainkan karakteristik. Penelitian ini bersifat analisis teks pada Kisah Para Rasul tentang karateristik Pentakostalisme yang sejati. Kesimpulannya, karakteristik pentakostalis adalah tentang membangun pribadi dinamis yang memiliki karakter: tekun bersekutu dan belajar firman, peduli sosial, antusias, disukai orang, berani bersaksi, melayani dengan kuasa dan memiliki kemampuan intelektualitas.
Abstract. This manuscript is a study considering to the phenomenon of gender discrimination that still occurs in Christianity. The purpose of this study was to construct the idea of gender equality and justice within the framework of Pentecostal Hospitality Theology. The method used in this research was descriptive analysis and constructive argumentative using literature data related to Hospitality Theology, especially, the Pentecostalism’s response to the issue of gender equality and justice. As a result, Hospitality Theology is a theological construction that expresses openness to all differences equally and fairly. In conclusion, Pentecostal Hospitality Theology cannot be separated from the event of the outpouring of the Holy Spirit. It departs from the narrative virtues of the early church which welcomed different and foreign identities in equality and justice.Abstrak. Naskah ini merupakan sebuah kajian yang memperhatikan fenomena diskriminasi gender yang masih terjadi di kekristenan. Tujuan kajian ini adalah mengonstruksi ide kesetaraan dan keadilan gender dalam bingkai Teologi Hospitalitas Pentakostal. Metode dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan argumentatif konstruktif dengan menggunakan data literatur yang terkait dengan Teologi Hospitalitas, khususnya sikap Pentakostalisme terhadap isu kesetaraan dan keadilan gender. Hasilnya, Teologi Hospitalitas merupakan konstruksi teologis yang mengekspresikan keterbukaan pada segala perbedaan secara setara dan berkeadilan. Sebagai kesimpulan, Teologi Hospitalitas Pentakostal tidak dapat dilepaskan dari peristiwa pencurahan Roh Kudus dan berangkat dari virtue naratif jemaat mula-mula yang menyambut identitas berbeda dan asing dalam kesetaraan dan keadilan.
Cell groups are important services in church service because they can have implications for the spiritual growth of the congregation. During the Covid-19 pandemic, all worship activities were restricted, including all programs and services at the local church. In order to maintain the continuity of the worship process, the worship space was created virtually through the use of video streaming technology. This article aims to show that virtual services can also be applied in groups of cells. By using literature studies, and descriptive methods, it was concluded that the Covid-19 pandemic period had virtually stimulated cell group service. Abstrak Kelompok sel merupakan pelayanan yang penting dalam pelayanan gereja, karena dapat berimplikasi pada pertumbuhan rohani jemaat. Di masa pandemi Covid-19 ini semua kegiatan ibadah telah mengalami pembatasan, termasuk semua program dan pelayanan di gereja lokal. Demi mempertahankan keberlangsungan proses ibadah, maka ruang ibadah pun dibuat secara virtual melalui penggunaan teknologi video streaming. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan pelaya-nan virtual pun dapat diterapkan dalam kelompok sel. Dengan menggunakan studi literatur, dan metode deskriptif, maka disimpulkan bahwa masa pandemi Covid-19 ini telah menstimulasi pela-yanan kelompok sel secara virtual.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.