Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen (bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit). Bakteri yang tergolong patogen adalah E.coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya. Oleh karena telah mendapatkan proses sterilisasi, harusnya air minum isi ulang dapat langsung dikonsumsi. Kehadiran bakteri coliform yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air yang dapat menimbulkan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, ditinjau dari parameter kualitas bakteriologi coliform depot air minum isi ulang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif menggunakan metode observasional, wawancara, dan uji laboratorium. Populasi penelitian adalah seluruh depot air minum isi ulang yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, yaitu sebanyak 21 depot, dengan sampel adalah total populasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 21 sampel yang diteliti hanya 3 yang memenuhi syarat kualitas bakteriologis sesuai Permenkes No.492/Menkes/per/IV/2010. Dengan demikian diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Makassar agar memeriksaan air minum isi ulang yang telah diisi ke dalam galon dan mampu memberikan penyuluhan mengenai bahaya dari kandungan bakteriologis.
Tenaga kesehatan merupakan prioritas utama dalam kesuksesan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Indonesia memiliki tantangan dalam meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang terlatih untuk memenuhi tuntutan yang berkembang. Departemen Kesehatan telah menggunakan beberapa pendekatan dalam menentukan kebutuhan staf, menggunakan proyeksi berdasarkan status kesehatan masyarakat, perubahan demografi dan program kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penyebaran tenaga kesehatan puskesmas terhadap ketimpangan ekonomi rumah tangga di wilayah Indonesia Timur, sehingga pemerintah dapat menangani secara serius dan tegas terhadap permasalahan distribusi tenaga kesehatan, khususnya daerah yang sulit dijangkau. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif dengan desain rancangan penelitian cross sectional. Menggunakan data sekunder skala besar dari Indonesia Family Life survey (IFLS) East. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan distribusi tenaga kesehatan antara puskesmas yang berada di wilayah dengan tingkat ekonomi rumah tangga tinggi dan rendah lokasi geografis berdasarkan perkotaan/pedesaan dan keterpencilan bahkan provinsi. Puskesmas di wilayah Indonesia Timur lebih banyak mengalami kekosongan tenaga khususnya dokter dan bidan, juga rendahnya jumlah tenaga kesehatan masyarakat membuktikan bahwa pelayanan kesehatan primer yang berorientasi pada promotif dan preventif terabaikan. Optimalisasi peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator yang lebih memfokuskan dan membantu daerah yang kekurangan tenaga kesehatan khususnya provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua Barat yang lebih banyak mengalami kekurangan tenaga kesehatan masyarakat bahkan kekosongan tenaga dokter dan bidan.
Abstrak Kesehatan remaja merupakan hal yang penting bagi perkembangan remaja dan dipengaruhi oleh psikologis dari remaja. Mereka berhadapan dengan berbagai perubahan yang sedang terjadi dalam dirinya maupun target perkembangan yang harus dicapai sesuai dengan usianya serta berbagai tantangan yang berkaitan dengan pubertas, perubahan peran sosial, dan lingkungan dalam usaha untuk mencapai kemandirian. Tantangan ini menimbulkan masalah perilaku dan tekanan dalam kehidupan remaja. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan informasi kesehatan mental remaja dan meningkatkan kesadaran siswa terhadap masalah kesehatan mental. Kegiatan ini melibatkan 30 siswa SMAN 13 Maros. Metode pendekatan yang digunakan adalah penyuluhan berbasis ceramah tentang kesehatan mental pada remaja Hasil Dari kegiatan Penyuluhan didapatkan Terjadinya Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Mental sebasar 24,6% setelah dilakukan Evaluasi melaui Kuesioner. Diharapkan pada pihak sekolah lebih sering dilakukan Sosialisasi mengenai pentingnya menjaga Kesehatan Mental serta pihak Sekolah dapat memfasilitasi bila ada siswa yang memiliki keluhan yang mengarah pada gangguan Kesehatan mental.
Darurat wabah virus Corona sedang dihadapi dunia saat ini. WHO (World Health Organization) pun telah mengubah statusnya dari Public Health of International Concern menjadi Pandemi. Dengan ditetapkannya status tersebut dunia pun responsif dengan upaya pencegahan dan penanggulangan tidak terkecuali di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman tentang mitigasi bencana pandemi Covid-19. Langkah-langkah dalam penanganan wabah perlu diketahui secara luas oleh masyarakat agar dapat mengambil langkah preventif dalam menghadapi wabah covid-19. Pelatihan mitigasi bencana pandemic Covid-19 dimulai dari langkah-langkah Pencegahan dan pengendalian Inveksi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Isolasi di Rumah (Perawatan di Rumah), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Observasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pemulangan Jenazah. Berdasarkan hasil pre dan post test pada 52 orang yang terdiri dari 10 pertanyaan quesioner, terdapat peningkatan pengetahuan mengenai mitigasi bencana covid-19. Berdasarkan persentasi hasil yang dicapai, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 36,2% setelah mengikuti pelatihan ini. Pentingnya sosialisasi dari pemerintah setempat mengenai mitigasi bencana covid secara berkelanjutan selama pandemi berlangsung.
employment and income, housing and basic services, social security and access to malaria prevention measures. Data were analysed using SPSS version 17.0. Results 115 cases and 63 controls were interviewed. Income <1 USD per day, <3 years of school, marital status single, single-parent family, without social security and no bed-nets in house were not associated to malaria in pregnancy in bivariate analysis (p>0.05). Pregnant women who had a farmer as a family member (OR 2.39, 95% CI 1.12 to 5.13), bodies of water around the house (OR 4.66, 95% CI 2.24 to 9.66), house roof made of palm tree leaves (OR 2.45, 95% CI 1.16 to 5.15) were more likely to have had malaria in multivariate analysis. Conclusion In rural areas of Colombia where poverty is very common quality of house and access to basic public services explain better social differences of pregnant women that are related with malaria frequency. Introduction Diabetic foot ulcers account for many hospital admissions and is a major cause of amputations. This is preventable by effective identification, education and preventive foot care practice. Objective Determine the level of knowledge and practice of foot care among patients with chronic diabetic foot ulcers. Methodology Individuals with diagnosed diabetic foot ulcers (n¼110) were selected from National Hospital of Sri Lanka for this descriptive study. They were given an interviewer administered, pretested questionnaire. Patient perceptions of foot care were enquired. A scoring system ranging from 0 to 10 was employed to analyse the responses given for level of knowledge and practice of diabetic foot care. Results Mean age was 58.4 years (SD 68.6) and 57.3% were males. Non-healing ulcers were present among 82.7% and amputations amounted to 38.2%. The control of diabetes was poor in 60%. Regarding foot care knowledge, the mean score was 8.37, 75.5% had scored above mean and 52.7% were aware of all principles of foot care. Regarding foot care practices, the mean score was 4.55, 47.3% participants had scored below mean and 22.7% did not practice any foot care principle and hence scored 0. A Statistically significant difference exists between the foot care knowledge and practice scores (p<0.001, z¼À8.151). 51% have not been educated prior to the occurrence of complications. Conclusion Results demonstrate a satisfactory knowledge on diabetic foot care but practices of preventive techniques were unsatisfactory. Good patient follow-up to increase compliance would help to improve this situation. SP5-14
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.