TNGM melakukan restorasi pasca letusan dengan membuat demonstrasi plot (demplot) restorasi menggunakan jenis tanaman puspa (Schima wallichii), salam (Syzygium polyanthum), dan gayam (Inocarpus edulis) sebagai tanaman inti restorasi. Di saat yang sama, jenis asing Acacia deccurens yang muncul sejak erupsi tahun 2006 mendominasi dan merubah struktur serta komposisi jenis yang ada di kawasan pasca erupsi tahun 2010. Keberadaan A. decurrens yang melimpah dalam demplot diperkirakan mengganggu pertumbuhan tanaman inti restorasi terutama dari penutupan tajuknya. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pertumbuhan riap pohon A. decurrens pasca erupsi dan pengaruh naungan tajuk A. decurrens terhadap laju pertumbuhan tanaman restorasi. Demplot dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Blok Tidak Lengkap (Incomplete Block Design) dengan total sembilan blok dan masing-masing blok terdiri tiga plot tanaman berbeda, sedang jarak tanam dibuat 4 m x 5 m. Data yang diambil ialah diameter A. decurrens pada berbagai kriteria diameter untuk memperoleh riap pertumbuhan. Data lain yang diukur adalah tinggi dan diameter tanaman restorasipada kondisi ternaung >60% dan tidak ternaung <60%. Data yang diperoleh dianalisis R-statistik menggunakan Wilcoxon-paired test untuk mengetahui pengaruh naungan A. decurrens terhadap pertumbuhan tanaman restorasi. Hasil pengukuran dan analisis menunjukkan bahwa riap rata-rata diameter A. decurrens di dalam demplot sebesar 1,66 cm/tahun. Pada kelas diameter pohon <3,00 cm dan >10,00 cm mengalami perubahan yang cepat dibanding kelas diameter yang lain. Analisis wilcoxon-paired test menunjukkan bahwa tanaman gayam pada pertumbuhan tinggi dan diameter dipengaruhi oleh kondisi naungan. Jenis puspa pertambahan tinggi tidak dipengaruhi oleh kondisi naungan, sedangkan pada pertambahan diameter kondisi naungan memiliki pengaruh. Jenis salam pada kondisi naungan >60% maupun <60% tidak berpengaruh terhadap pertambahan tinggi maupun diameter jenis salam.
The purpose of this study is to disclose the importance of preserving the Batu Lumbang mangrove forest in Denpasar, Bali. The mangrove forest is notable for its high biodiversity rate, and it is also become a popular tourist destination at the same time. This study employs convergent parallel mixed-methods data collection, which includes observation, mapping with Google Earth and Landsat 8 satellite imagery, semi-structured interviews with relevant key informants, and a literature review. Afterwards, descriptive techniques are used to analyse the data. The results indicate that the Batu Lumbang mangrove forest has a coverage area of approximately 85.9 Ha, with a rainfall tension of approximately 100 mm/year in the rain season and 60 mm/year in the dry season. Sixteen vegetation species were discovered in the mangrove forest compound, all of which are common in lowland and mangrove ecosystems. There are also 36 species of fauna, the majority of which are bird and avian in nature. Furthermore, changes in land cover indicate a vibrant ecosystem in the Batu Lumbang mangrove forest area. So far, three types of land cover have been identified: mangrove forests, water bodies and the built environment. Mangrove forests remain dominant among these three, accounting for 60.35 %. As a result, it is no wonder that mangroves have become the primary tourist attraction in Batu Lumbang. Some preservation efforts related to tourism activities that can be made based on its ecological value include: establishing a system of visitor management, dealing with waste problems, and spatial management in areas with high biodiversity as a form of rigorous conservation initiative. Keywords: preservation, ecosystem, mangrove, tourist destination, batu lumbang.
Lahan gambut di Provinsi Riau dapat dimanfaatkan dan dikelola di bidang pertanian dengan menerapkan sistem agroforestri, Salah satunya di Desa Dayun yang terletak di Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Desa Lalang yang terletak di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, dan Desa Lalang Tanjung yang terletak di Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti. Faktor yang mendukung untuk menerapkan sistem agroforestri ialah sistem agroforestri berupa jenis produk yang dihasilkan yang sangat beragam dibanding, namun pengembangan agroforestri dipengaruhi oleh tanggapan masyarakat atau persepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap agroforestri pada lahan gambut di Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan metode snowball sampling dan pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap agroforestri pada lahan gambut di Provinsi Riau dapat dilihat dari pola penanaman dan pemilihan jenis tanaman agroforestri yang sesuai pada lahan gambut. Masyarakat juga beranggapan bahwa agroforestri pada lahan gambut sudah memberikan kontribusi baik dari aspek sosial ekonomi maupun ekologi. Adanya beberapa tanggapan/persepsi mengenai pertimbangan dan persiapan dalam menerapkan agroforestri pada lahan gambut. Masyarakat juga memberikan tanggapan yang baik terhadap keberlanjutan agroforestri dan berharap agroforestri dapat diterapkan seterusnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.