Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi ikan baronang (Siganus sp.) di perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai Mei 2014. Penentuan titik pengambilan sampel berdasarkan keterwakilan lokasi alat tangkap sero di perairan Tondonggeu. Sero yang digunakan mempunyai mata jaring penajuh 1,5 inci dan bunuhan 1 inci. Hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Parameter lingkungan menunjukkan kisaran suhu 29–300C; salinitas 30–31‰; derajat keasaman (pH) 6,0–7,0; kecepatan arus 0,048–0,068 m/detik; dan oksigen terlarut 6,3–7,73 mg/L. Jumlah ikan yang terkumpul sebanyak 1.059 ekor dengan kisaran panjang total 70,0–190,0 mm. Hubungan panjang-bobot ikan baronang jantan menunjukkan pola pertumbuhan isometrik saat bulan Maret (b=2,99); allometrik negatif saat bulan April (b=2,87) dan Mei (b=2,75). Tipe pertumbuhan ikan baronang betina menunjukkan pola allometrik positif saat bulan Maret (b=3,07); isometrik saat bulan April (b=2,96) dan Mei (b=2,98). Faktor kondisi ikan baronang jantan berkisar 0,89–1,17 dan betina 0,81–1,80. Ikan betina mempunyai kondisi lebih baik daripada ikan jantan. Kata kunci : Baronang, allometrik positif, isometrik, Tondonggeu
Kualitas atau mutu hasil tangkapan sangat menentukan harga dan peluang bagi pemasaran produk. Pemeliharaan mutu komoditas perikanan di pelabuhan perikanan harus diawali lebih jauh mulai dari atas kapal. Sebagai mata rantai awal bisnis perikanan, nelayan dan tenaga-tenaga bongkar yang ada di pelabuhan perikanan memiliki peran penting dalam menjaga mutu ikan yang dihasilkan. Namun demikian, belum semua nelayan dan tenaga bongkar yang melakukan aktivitas di pelabuhan perikanan memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu ikan dan bagaimana penanganan ikan yang baik. Peningkatan kapasitas nelayan dan tenaga bongkar dalam kegiatan ini dilakukan melalui pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu hasil tangkapan mulai dari daerah penangkapan hingga ke pelabuhan dan peningkatan keterampilan cara penanganan ikan yang baik.
Penerapan teknologi Aplikasi Sistem Informasi Perikanan Tangkap (SIPTA) bertujuan untuk memberikan informasi Daerah penyebaran ikan di perairan sekitaran Kabupaten Konawe Utara kepada nelayan dan semua pihak yang berkepentingan, selain itu sekaligus memberikan informasi data rata-rata produksi hasil tangkapan beserta jenisnya, juga memberikan informasi harga kepada konsumen. Sehingga dengan demikian secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan nelayan. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu melalui pelatihan dan diskusi dengan nelayan, berlokasi di Kelurahan Molawe, Kabupaten Konawe Utara pada bulan Juni sampai dengan Juli 2019. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan ini diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi ini sangatlah diperlukan khususnya oleh nelayan peserta Pelatihan di Kelurahan Molawe dan masyarakat luas pada umumnya yang membutuhkan informasi tentang perikanan tangkap di Kelurahan Konawe. Analisis yang digunakan berupa kuantitatif atau pengumpulan data-data sebagai dasar informasi yang berasal dari nelayan. Adapun hasil kegiatannya saat ini masyarakat nelayan di Kelurahan Molawe telah memiliki aplikasi SIPTA yang berisi data dan informasi perikanan tangkap.
Research on fish biodiversit yof seagrass bed has been carried out in Indonesian waters, and the results vary between water locations. This study aims to determine the biodiversity of fish based on seagrass density in the day and night period. This research was conducted in the waters of Tanjung Tiram, South Konawe from February to March 2018. Fish sampling based on seagrass density in the day and night period using gillnets with mesh size of 0.75, 1.25 and 1.50 inch. Fish biodiversity found in this study consisted of 42 species from 24 families with an abundance of 1000 individuals. Fish biodiversity in densely seagrass beds was higher than low seagrass beds.Labridae family was the most doimnan fish during the daytime while at night is dominated by the family Plotosidae. The status of fish biodiversity based on seagrass density was categorized as moderate to high and stable diversity while based on the day-night period was classified as moderate diversity with unstable to stable conditions, and the level of dominance of both was low.
Kualitas atau mutu hasil tangkapan sangat menentukan harga dan peluang bagi pemasaran produk. Pemeliharaan mutu komoditas perikanan di pelabuhan perikanan harus diawali lebih jauh mulai dari atas kapal. Sebagai mata rantai awal bisnis perikanan, nelayan dan tenaga-tenaga bongkar yang ada di pelabuhan perikanan memiliki peran penting dalam menjaga mutu ikan yang dihasilkan. Namun demikian, belum semua nelayan dan tenaga bongkar yang melakukan aktivitas di pelabuhan perikanan memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu ikan dan bagaimana penanganan ikan yang baik. Peningkatan kapasitas nelayan dan tenaga bongkar dalam kegiatan ini dilakukan melalui pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu hasil tangkapan mulai dari daerah penangkapan hingga ke pelabuhan dan peningkatan keterampilan cara penanganan ikan yang baik
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.