Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Torobulu merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang ada di Kabupaten Konawe Selatan yang berfungsi sebagai pelabuhan bongkar muat dan tempat untuk menjual ikan hasil tangkapan. PPI Torobulu diharapkan dapat menjadi salah satu pusat pengembangan perikanan tangkap di Konawe Selatan melalui strategi pengembangan dan pengelolaan sesuai dengan tingkat pemanfaatan dan kondisi serta kebutuhan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan fungsional serta alternatif strategi dalam pengelolaan PPI Torobulu. Tingkat pemanfaatan fasilitas dianalisis dengan membandingkan antara kapasitas yang tersedia dengan pemanfaatan atau kebutuhan berdasarkan kondisi saat ini, sedangkan strategi pengelolaan dikembangkan dengan menggunakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT analysis). Data penelitian antara lain terdiri dari data produksi dan kunjungan kapal selama 5 tahun terakhir dan data jenis dan jumlah serta ukuran armada kapal yang ada di PPI Torobulu.Data diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran langsung fasiltas di lapangan, serta wawancara dan pengisian kuesioner dari narasumber yang dipilih dengan menggunakan metode sampling kuota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada fasilitas yang tingkat pemanfaatannya telah melebihi kapasitas maksimum (dermaga), di lain pihak masih ada fasilitas yang belum termanfaatkan sepenuhnya (kolam pelabuhan, gedung tempat pelelangan ikan, BBM) dan tidak tersedia sesuai kebutuhan atau rusak (instalasi air bersih, pabrik es).Strategi terpilih untuk pengelolaan PPI Torobulu adalah pengembangan atau pembangunan fasilitas yang belum memadai, memantapkan peraturan atau regulasi tentang PPI, dan mendorong perbaikan sistem pemasaran hasil perikanan yang lebih baik.
Kualitas atau mutu hasil tangkapan sangat menentukan harga dan peluang bagi pemasaran produk. Pemeliharaan mutu komoditas perikanan di pelabuhan perikanan harus diawali lebih jauh mulai dari atas kapal. Sebagai mata rantai awal bisnis perikanan, nelayan dan tenaga-tenaga bongkar yang ada di pelabuhan perikanan memiliki peran penting dalam menjaga mutu ikan yang dihasilkan. Namun demikian, belum semua nelayan dan tenaga bongkar yang melakukan aktivitas di pelabuhan perikanan memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu ikan dan bagaimana penanganan ikan yang baik. Peningkatan kapasitas nelayan dan tenaga bongkar dalam kegiatan ini dilakukan melalui pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu hasil tangkapan mulai dari daerah penangkapan hingga ke pelabuhan dan peningkatan keterampilan cara penanganan ikan yang baik
Kualitas atau mutu hasil tangkapan sangat menentukan harga dan peluang bagi pemasaran produk. Pemeliharaan mutu komoditas perikanan di pelabuhan perikanan harus diawali lebih jauh mulai dari atas kapal. Sebagai mata rantai awal bisnis perikanan, nelayan dan tenaga-tenaga bongkar yang ada di pelabuhan perikanan memiliki peran penting dalam menjaga mutu ikan yang dihasilkan. Namun demikian, belum semua nelayan dan tenaga bongkar yang melakukan aktivitas di pelabuhan perikanan memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu ikan dan bagaimana penanganan ikan yang baik. Peningkatan kapasitas nelayan dan tenaga bongkar dalam kegiatan ini dilakukan melalui pemahaman tentang pentingnya menjaga mutu hasil tangkapan mulai dari daerah penangkapan hingga ke pelabuhan dan peningkatan keterampilan cara penanganan ikan yang baik.
Desa Toolawawo Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat melimpah, diantaranya perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan hasil perikanan. Saat ini sebagian besar pelaku usaha di Desa Toolawawo masih menerapkan sistem tradisional dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan. Fokus mitra sasaran pada kegiatan pengabdian kali ini adalah pelaku unit usaha penangkapan ikan dan pengasapan ikan. Permasalahan mitra yang berhasil diidentifikasi adalah pengetahuan dan informasi belum lengkap bagaimana penggunaan teknologi dalam memproduksi ikan asap yang mampu meningkatkan profit dan efisiensi usaha, kemudian rendahnya atau kurangnya informasi, pengetahuan dan kemampuan oleh mitra sasaran terkait sistem manajemen/pembukuan sederhana dalam menjalankan usahanya. Prosedur kerja dari kegiatan pengabdian dimulai dari kegiatan non-fisik, meliputi pembimbingan dan penyuluhan sebagai sarana transfer informasi dan pengetahuan mengenai teknologi pengasapan ikan. Metode pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara berkelompok berdasarkan jenis unit usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha. Selanjutnya kegiatan fisik dilakukan melalui pembuatan alat pengasapan dan pendampingan dengan pendekatan partisipatif. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan serta pendampingan terhadap pelaku/unit usaha perikanan yang ada di Desa Toolawawo berjalan efektif dan berdampak positif. Terbukti dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam penggunaan teknologi pengasapan ikan dan keterampilan menyusun pembukuan sederhana. Sehingga penerapan teknologi dan penguasaan manajemen usaha mampu menghasilkan keuntungan usaha yang maksimal dan berkelanjutan
Blue swimming crabs Portunus pelagicus occupied Tiworo Strait waters has been experiencing heavy pressure due to high exploitation and damaging its habitat caused by conversion to be a port or jetty particularly in the intertidal and subtidal zones closed to mangrove areas and river mouth. Those zones constitute main habitats of BSCs. The study aimed to analyze temporal sex ratio (SR), growth patterns and condition factor (CF) of BSCs in Tiworo Strait waters which was conducted in June–December 2018. The BSC samples were taken monthly using collapsible pot. Each sample taken was identified its sex, measured its CW and weighed its BW. Monthly SR of male and female was counted, while BW–CW relationship was analyzed using a simple linear regression. Growth patterns and CF were derived and analyzed from BW–CW regression. The results of study showed that monthly BSC SR of male and female showed females preponderated over males, except in November. The growth pattern of male and female was negative allometric (b 3). Data of BSCs CF were mostly influenced by growth coefficient (b), namely the higher b the lower CF. This condition is frequent happening in BSC population dominated by juvenile and mature stages. This study showed most BSCs found in this location were juvenile which indicated as their nursery ground in the intertidal zone dominated by sand substrate closed to mangrove forest.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.