ABSTRAKPengembangan EA di perguruan tinggi merupakan pekerjaan yang besar dan penuh dengan tantangan, salah satu tantangan tersebut adalah tuntutan manajemen dan stakeholder. Solusi dari masalah tersebut adalah pemodelan EA yang memandang elemen-elemen yang berbeda dalam suatu perguruan tinggi secara keseluruhan sebagai satu kesatuan. Penerapan EA bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara bisnis dan TI bagi kebutuhan organisasi dan tidak bisa dilepaskan bagaimana organisasi tersebut membuat dan merencanakan enterprise. Penggunaan dan pemilihan framework EA yang tepat akan mempercepat dan menyederhanakan pengembangan arsitektur dalam pengembangan di masa depan sebagai respon terhadap kebutuhan bisnis. TOGAF ADM merupakan sebuah framework yang kompleks yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan pengembangan EA, juga memiliki metode yang umum, menerima penggabungan dengan framework lain, sehingga dapat menghasilkan arsitektur yang spesifik terhadap kebutuhan organisasi. Pemodelan EA pada proses akademik di UMP menghasilkan blueprint arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. Dengan proses tahapan TOGAF ADM pada Fase Persiapan menghasilkan prinsip (bisnis, data, aplikasi, dan teknologi), pada Fase Visi Arsitektur menghasilkan visi arsitektur (bisnis, data, aplikasi, dan teknologi), pada Fase Arsitektur Bisnis menghasilkan blueprint arsitektur bisnis, pada Fase Arsitektur Sistem Informasi menghasilkan blueprint arsitektur sistem informasi berupa data dan aplikasi, sedangkan Fase Arsitektur Teknologi menghasilkan blueprint arsitektur teknologi.
Teknologi <em>Wireless</em> LAN difungsikan untuk memfasilitasi kemudahan untuk koneksi jaringan, tidak lain termasuk jaringan internet. Manajemen <em>bandwidth</em> merupakan mengalokasikan suatu <em>bandwidth</em> yang berfungsi untuk mendukung kebutuhan atau keperluan suatu jaringan internet agar memberikan jaminan kualitas layanan suatu jaringan QoS (<em>Quality of Services</em>). Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas layanan dan kinerja jaringan <em>Wireless</em> LAN (WLAN), serta mengoptimalkan pembagian <em>bandwidth</em> secara merata ke sejumlah <em>client</em> yang aktif. Metode penelitian ini adalah penerapan <em>Quality </em><em>of Service</em> (QoS) yang digunakan untuk mengukur kualitas <em>b</em><em>andwidth</em> internet yang berjalan pada Wireless LAN dengan parameter <em>download</em>, <em>upload</em>, <em>throughput</em>, <em>delay</em>, <em>jitter</em>, dan <em>packet loss</em><em> </em>dan manajemen <em>bandwidth</em> dengan PCQ (<em>Per Connection Queue</em>). Hasil penelitian ini adalah pada rentang waktu 08.00 s/d 16.00 WIB quota IP Address dinamis habis, sehingga tidak dapat mengkoneksikan ke hotspot PNM-MHS. Menunjukkan rata-rata nilai sebelum dilakukan manajemen <em>bandwidth </em>metode PCQ pada <em>throughput</em> adalah 374,98 Kbps, nilai <em>delay</em> adalah 40,16 ms dengan kategori latensi “Sangat Bagus”, nilai <em>jitter</em> adalah 99,43 ms dengan kategori degradasi “Sedang”, nilai <em>packet loss</em> adalah 23,94 % dengan kategori degredasi “Sedang”. Sedangkan setelah melakukan manajemen <em>bandwidth </em>nilai <em>throughput</em> adalah 362,56 Kbps, nilai <em>delay</em> adalah 29,84 ms dengan kategori latensi “Sangat Bagus”, nilai <em>jitter</em> adalah 55,53 ms dengan kategori degradasi “Bagus”, nilai <em>packet loss</em> adalah 14,29 % dengan kategori degredasi “Bagus”. Manajemen <em>bandwidth </em>metode PCQ bekerja dengan sebuah algoritma yang akan membagi <em>bandwidth</em> secara merata ke sejumlah client yang aktif. PCQ ideal diterapkan apabila dalam pengaturan <em>bandwidth</em> kesulitan dalam penentuan <em>bandwidth</em> per client.
Starting from 2017, the management policy and education authority of Vocational High School in district region is taken over by the provincial government. In order to distribute the services to Vocational High School in several regions, the provincial government applies data service in online. To support online data service between the provincial education office and the Vocational High School in several regions, it is needed the supports of adequate IT infrastructure. The IT infrastructure components cover human resources and IT assets in form of hardware and software. To discover the maturity level of IT infrastructure in each Vocational High School, it is required analysis of IT human resources capability and IT asset owned. The research method used was COBIT 5 framework with a set of best practices which able to facilitate the management to assess and mitigate risks, as well as provide improvement recommendations. Subdomain focus used for evaluations and recommendations were APO07 and BAI09. The results obtained by capability level of each subdomain is at level 1 namely Performed Process that organization performs a process to achieve the purpose with improvement recommendations to Level 2 namely Managed Process.
Layanan akademik berbasis teknologi informasi (TI) internal sekolah SMK memerlukan sarana pendukung berupa software dan hardware. Ketersediaan sarana aset TI ini akan berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan proses bisnis di sekolah. Investasi prasarana aset TI diperlukan biaya yang tidak hanya sedikit. Pengelolaan aset TI yang maksimal akan memberikan nilai optimal pada keberlangsungan layanan TI, hal ini akan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi. Diperlukan tata kelola TI yang dapat memberi nilai optimal terhadap penggunaan TI. Penelitian ini menggunakan framework COBIT 5 subdomain BAI09 dengan analisis tingkat kematangan menggunakan model PAM. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi tingkat kapabilitas saat ini di SMK Kabupaten Madiun, yaitu rata-rata activity pada subdomain BAI09 berada pada level Performed Process. Target tingkat kapabilitas yang diharapkan hingga tiga tahun kedepan yaitu pada level established process. Rekomendasi perbaikan dibuat bertahap sesuai acuan COBIT 5.
Water is a basic human need in daily life. The use of water is used for various household needs for example for consumption, bathing, washing and so on. At present there are still many people who use water pumps to fill water reservoirs at home or in office buildings that are filled manually, so that problems often occur such as the level of water in the reservoir where water is unknown, it is possible that the situation of reservoirs can occur overflow or empty. Utilizing technology in this research will create a tool used to control the water level in the reservoir, which is "Microcontroller-Based Water Level Control System and Android HMI" which is an alternative in controlling and monitoring the water level in a reservoir automatically using an Android Smartphone. This tool is used to control and monitor water reservoirs automatically via Android HMI so that it can be controlled remotely. This tool is designed using a NodeMCU ESP8266 Microcontroller, a relay module that functions to turn on and turn off the pump, and one sensor, the HC-SR04 Ultrasonic Sensor which functions to measure the water level in the reservoir. And the android application used is Cayenne. The test result data is shown in the cayenne application in the form of setting the water height setpoint, the ON / OFF pump indicator and the height value in units of percent (%) and centimeter (cm).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.