ABSTRAK.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten Garut bagian selatan dan strategi dalam pembangunan daerah tertinggal di Garut Selatan.Metode yang digunakan adalah survey deskriptif dengan menggunakan data primer dan data skunder dengan unit analisisnya 16 kecamatan. Teknis analisis menggunakan indek produktivitas relatif (IPR)dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Garut bagian selatan memiliki sumberdaya alam yang berciri sektor pertanian,perikanan, peternakan pertambangan dan energi serta pariwisata. Terdapat lima strategi utama untuk pengembangan daerah tertinggal di wilayah Garut Selatan yaitu dengan cara memadukan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang berbasis potensi sumberdaya lokal melalui : (a) Peningkatan akses kerjasama berbagai sektor pemerintah, swasta dan perguruan tinggi untuk mengatasi keterbatasan dana pembangunan berkelanjutan (b) pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal dengan cara pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi dan produk olahan melalui teknologi tepat guna dan perluasan pemasaran, (c) optimalisasi peran pusat pelayanan dengan cara melengkapi ketersediaan sarana dan prasarana serta keterkaitan sosial ekonomi dengan daerah pelayanannya, (d) peningkatan kualitas SDM dan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan/pelatihan dan pembinaan kelembagaan berbasis pedesaan, (e) optimalisasi peran kabupaten garut sebagai daerah penyangga Jawa barat melalui efektifitas penggelolaan tata ruang kawasan lindung dan budidaya dengan mempertimbangkan kawasan rawan bencana alam.Kata Kunci: Strategi pengembangan wilayah, daerah tertinggal. STRATEGY DEVELOPMENT OF DISADVANTAGED AREAS IN GARUT REGENCY ABSTRACT. This study aims to determine the economic activity that ca be developed in the southern part of the district of Garut and strategies in the development of disadvantaged areas in Garut Selatan
ABSTRAKDampak pandemi telah menurunkan besaran pengeluaran konsumsi pangan keluarga miskin akibat pendapatan menurun dan keterlambatan bansos pemerintah. Keluarga miskin terancam rawan pangan, karena akses pangannya menjadi terbatas di saat ketersediaan kasnya menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab dan faktor keluarga miskin menjadi lebih rawan pangan serta mengetahui cara keluarga miskin mengelola pengeluaran pangannya di masa pandemi Covid-19. Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan system thinking. Analisis sistemnya menggunakan analisis konten berdasar pada system archetype. Tahap validasi struktur kesisteman menggunakan teknik triangulasi berdasar pada pengumpulan data dan pendekatan PRA melalui teknik bagan kecenderungan perubahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerawanan pangan keluarga miskin terjadi karena dampak pandemi yang menyebabkan akses terhadap pangan keluarga miskin semakin terbatas yang dicirikan oleh konsumsi pangan dari sisi kuantitas dan kualitas menurun. Faktor utama yang mempengaruhinya yaitu tingkat pendapatan. Strategi untuk mempertahankan kebutuhan konsumsi pangan keluarganya yaitu dengan mengajukan pinjaman dan beralih ke sumber pangan murah agar kualitas pangan tidak menurun sebanyak anggaran konsumsi pangan.Kata kunci: pengeluaran pangan, ketahanan pangan, kemiskinan, system thinking, pandemi Covid-19 ABSTRACT The impact of the pandemic has reduced the amount of food consumption expenditure for poor families due to declining incomes and delays in government social protection. Poor families are threatened with food insecurity, because their access to food becomes limited when cash availability decreases. This study aims to analyze the causes and factors of poor families becoming more food insecure and to find out how poor families manage their food expenditure during the Covid-19 pandemic. The research design was carried out using a system thinking approach. The analysis of the system uses content analysis based on the system archetype. The validation stage of the system structure uses triangulation techniques based on data collection and the PRA approach through the trend change chart technique. The results show that food insecurity for poor families occurs due to the impact of the pandemic which causes access to food for poor families to be increasingly limited, which is characterized by decreased food consumption in terms of quantity and quality. The main factor that influences it is the level of income. The strategy to maintain their family's food consumption needs is to apply for a loan and switch to cheap food sources so that food quality does not decrease as much as the food consumption budget.
Pengolahan buah salak Manonjaya dapat meningkatkan nilai jual buah dan pandapatan produsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) nilai tambah pengolahan salak, 2) faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha pengolahan salak, dan 3) strategi pengembangan pengolahan salak. Metode yang digunakan adalah survei deskriptif. Responden penelitian adalah para pengrajin dan pedagang produk olahan salak di Tasikmalaya. Data dianalisis dengan analisis nilai tambah, rasio penerimaan terhadap biaya, dan analisis faktor internal-ektenal. Hasil menelitian menunjukkan bahwa produksi dodol, manisan dan keripik salak menciptakan nilai tambah sebesar masing-masing Rp 6.234,65/kg, Rp 10.443,23/kg dan Rp 2.297,33/kg. Faktor internal kekuatan dan kelemahan usaha pengolahan buah salak, dan juga faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancamannya telah diinventarisasi. Strategi untuk mengembangkan usaha pengolahan buah salak di Manonjaya adalah mempertahankan dan memelihara penetrasi pasar serta diversifikasi produk olahan.
Ubi jalar merupakan salah satu sumberdaya hayati unggulan yang berdaya saing industri karena permintaan untuk ekspor yang tinggi. Namun demikian, kajian agribisnis ubi jalar dari sudut pandang sosial ekonomi di tingkat petaninya belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis karakteristik individu petani ubi jalar; dan 2) Memahami karakteristik usahatani ubi jalar ditinjau dari penggunaan benih ubi jalar, status kepemilikan lahan, pola tanam ubi jalar, penggunaan pupuk dan pestisida serta hasil produksi dan sistem pemasaran ubi jalar.Penelitian ini berlokasi di Kec. Arjasari, Kab. Bandung. Metode penelitian menggunakan metodesurveydengan teknik Simple Random Sampling. Alat análisis data yang digunakan adalah descriptive statistics analysis yang diperkaya denganhasil Focus Discussion Group (FGD). Hasil penelitian didapatkan bahwa petani ubi jalar di Kec. Arjasari, rata-rata berusia 51 tahun dengan pekerjaan utamanya adalah bertani ubi jalar. Mayoritas petani ubi jalar memiliki tingkat pendidikan rendah (SD dan tidak tamat SD) dengan kepemilikan lahan seluas 0,11-0,5 Ha yang merupakan warisan turuntemurun. Petani menanam ubi jalar varietas kuningan putih (AC Putih) dan ubi ungu. Pemupukan biasanya hanya dilakukan sekali yaitu pada saat tanaman berusia sekitar 2 bulan dengan sistem pembukaan tanah. Rata-rata produksi ubi jalar petani adalah 250-300 kg /100 m 2. Tujuan pasar petani responden yakni bandar dengan sistem pembayaran tunai maupun tebasan. Kegiatan pascapanen seperti penyortiran dilakukan oleh petani dan bandar bersamaan saat berlangsungnya transaksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.