The main purpose of this study to investigate the ability of mathematical communication ofHigh School Students, as a result of learning mathematics through application RealisticMathematics Education (RME). Research design used was a quasi experimental. Subjects inthis study consisted of 70 students of class VII Junior High School, Junior High School on oneof the states in Bandung academic year 2015/2016. Subject determined by purposivesampling techniques, and this study using pretest-posttest design of the control group. Datacollected with a mathematical communication ability test descriptions. Data were analyzedusing parametric statistical tests which is Test Independent Sample T-Test and nonparametrical tests which is Test Mann-Whitney. The results showed that: (1) students wholearn math with RME approach has a better ability mathematical communication of studentswho do not learn math with RME; (2) increasing mathematical communication ability ofstudents who learn with RME better than students who do not learn with RME; (3) students'attitudes toward learning mathematics through RME showed a positive attitude.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kesulitan belajar dan penyebab munculnya kesulitan belajar siswa materi aturan perkalian kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Siotapina. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data diperoleh dengan melakukan observasi, penyebaran angket, dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Siotapina. Sampel yang diambil yaitu siswa kelas XI IPA berjumlah 24 orang. Instrumen penelitian yang dipakai adalah lembar aktivitas siswa di kelas, lembar angket siswa serta pedoman wawancara siswa. Hasil penelitian menunjukan bentuk kesulitan belajar siswa kelas XI IPA yang muncul dalam pembelajaran matematika materi aturan perkalian dengan pendekatan saintifik adalah kesulitan dalam memahami peluang dan kesulitan dalam menanyakan persoalan aturan perkalian, kesulitan dalam mencoba terkait menentukan bentuk penalaran, dan kesulitan dalam menyimpulkan materi aturan perkalian yang sudah dipelajari. Penyebab munculnya kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika materi aturan perkalian dengan pendekatan saintifik seperti: (1) kurangnya kesadaran siswa untuk belajar dan mau mengikuti proses pembelajaran, (2) perasaan takut yang dominan muncul, (3) siswa mengalami gangguan bahasa, (4) siswa mengalami gangguan mengingat, (5) siswa mengalami gangguan penalaran pada pembelajaran matematika materi aturan perkalian dengan menggunakan pendekatan saintifik kelas XI IPA SMA Negeri 2 Siotapina tahun ajaran 2017/2018.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif,(2) Mengetahui faktor dominan terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif, (3) Mengetahui alternatif pemecahan yang baik untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Strategi penilaian yang digunakan adalah metofe deskripsi kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau dengan mempertimbangkan nilai ekstrim artinya siswa yang memperoleh nilai tes GEFT yang paling tinggi dan paling rendah pada setiap masing-masing interval skor tes GEFT tersebut dan paling banyak melakukan kesalahan. Tehnik pengumpulan data yaitu: (1) Tes GEFT, (2) Tes diagnostik, (3) Wawancara, dan (4) Alternatif pemecahan tes diagnostik. Analisis data dalam penelitian ini yaitu: (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kongnitifnya: pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) adalah siswa tidak memahami soal, salah membedakan konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan; pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah siswa tidak bisa membedakan tanda/lambang, salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan. (2) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal- soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitifnya yaitu pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) dan pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah pada kesalahan konsep: tidak bisa membedakan tanda/lambang, tidak bisa menjawab soal; pada kesalahan prinsip: salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, salah membuat penyimbolan, salah menempatkan bilangannya, tanda dalam pengoperasian terkadang diabaikan karena bingung; dan pada kesalahan operasi: salah mengoperasikan, proses pengerjaan tidak teratur, pengerjaan singkat, dan hasil akhir salah. (3) Alternatif pemecahan yang dinilai baik untuk memperbaiki kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat adalah dengan menggunakan media berupa alat peraga, alat peraga disini biasanya dengan menggunakan garis bilangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifitas model pembelajaran struktur pair check dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dari pada model pembelajaran konvensional pada kelas VII SMPN 15 Baubau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan desain kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Baubau, yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 43 orang. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling yang tediri atas kelas VIIA yang berjumlah 22 orang sebagaikelas eksperimen dan kelas VIIB yang berjumlah 21 orang sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian ini adalah soal esai. Berdasarkan data hasil tesbaik pada kelas eksperimen maupun pada kelas control hasiluji hipotesis data tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa mendapatkan nilai rata-rata 70,9 untuk kelas eksperimen dan 57,85 untuk kelas kontrol. Hasil uji hipotesis menggunakan rumus uji hipotesis komparatif dua sampel independen, menunjukkan bahwa π‘βππ‘π’ππ sebesar 2,902 dan π‘π‘ππππ sebesar 1,683 (π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ ), maka Ho ditolak dan Hβ diterima. Dengan kata lain, kemampuan komunikasi matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran Pair Check lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-kesalahan yangdilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif,(2) Mengetahui faktor dominan terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitif, (3) Mengetahui alternatif pemecahan yang baik untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Strategi penilaian yang digunakan adalah metofe deskripsi kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Katobengke Kota Baubau dengan mempertimbangkan nilai ekstrim artinya siswa yang memperoleh nilai tes GEFT yang paling tinggi dan paling rendah pada setiap masing-masing interval skor tes GEFT tersebut dan paling banyak melakukan kesalahan. Tehnik pengumpulan data yaitu: (1) Tes GEFT, (2) Tes diagnostik, (3) Wawancara, dan (4) Alternatif pemecahan tes diagnostik. Analisis data dalam penelitian ini yaitu: (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kongnitifnya: pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) adalah siswa tidak memahami soal, salah membedakan konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan; pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah siswa tidak bisa membedakan tanda/lambang, salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, dan salah dalam mengoperasikan. (2) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal- soal operasi hitung bilangan bulat ditinjau dari gaya kognitifnya yaitu pada subjek berkategori gaya kognitif Field Independent (FI) dan pada subjek berkategori gaya kognitif Field Dependent (FD) adalah pada kesalahan konsep: tidak bisa membedakan tanda/lambang, tidak bisa menjawab soal; pada kesalahan prinsip: salah membedakan tanda dalam konsep serta salah langkah penyelesaian, salah membuat penyimbolan, salah menempatkan bilangannya, tanda dalam pengoperasian terkadang diabaikan karena bingung; dan pada kesalahan operasi: salah mengoperasikan, proses pengerjaan tidak teratur, pengerjaan singkat, dan hasil akhir salah. (3) Alternatif pemecahan yang dinilai baik untuk memperbaiki kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung bilangan bulat adalah dengan menggunakan media berupa alat peraga, alat peraga disini biasanya dengan menggunakan garis bilangan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citationsβcitations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright Β© 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with π for researchers
Part of the Research Solutions Family.