Chitosan have been successfully produced from the dried shrimp home industry waste (Bangka, Indonesia). Extraction of chitosan was carried out in four steps: deproteinization, demineralization, decolorization and deacetylation of chitin. The effect of deproteinization temperature and NaOH concentration on deacetylation process was studied. The results shown that the increase of deproteinization from 30°C to 90°C causes the decrease of chitosan deacetylation degree (DD). The increase of deproteinization temperature triggers excess depolymerization which damages the chitin structure so that it has a negative effect on the chitosan DD. On the other hand, the increase of NaOH concentration from 20% to 60%, the chitosan DD increased. The diffusion rate of OH” causes increment of OH” attack to the amino group thus realizing the effective deacetylation of chitin. The highest chitosan DD was up to 88.89% is achieved under the optimized conditions of this process and the occurrence of deacetylation structurally demonstrated by the Fourier transform infrared (FTIR) characterization
Keywords: Activated carbon, waste frying oil, adsorbentAbstrak: Karbon aktif merupakan salah satu adsorben yang umum digunakan dalam upaya peningkatan regenerasi minyak jelantah. Minyak jelantah merupakan limbah hasil sisa penggorengan yang telah terdestruksi akibat pemakaian yang berulang-ulang. Untuk dapat digunakan kembali minyak jelantah harus mengalami proses regenerasi minyak untuk menghilangkan impuritas dan radikal bebas. Salah satu biomassa yang begitu melimpah dan layak untuk dijadikan karbon aktif adalah tempurung ketapang. Sintesis karbon aktif tempurung ketapang dilakukan dengan menggunakan aktivator H 2 SO 4 11% dengan perbandingan 1:4 (b/v) dilanjutkan dengan aktivasi termal pada temperatur 650 o C selama 2 jam. Karbon aktif yang diperoleh kemudian dicampurkan dengan minyak jelantah dengan variasi 5%, 7,5% dan 10% dan dibiarkan selama 24 jam. Sebagai penangkal radikal bebas ditambahkan ekstrak iding-iding (Stenochlaena palustris) sebesar 5%. Berdasarkan hasil pengamatan data SEM sebaran pori pada arang aktif tempurung ketapang cukup merata dengan lebar pori rata-rata berkisar 10 m. Hasil uji bilangan asam dan kadar asam lemak bebas menunjukkan bahwa semakin besar jumlah karbon aktif yang digunakan maka nilai bilangan asam dan kadar asam lemak bebas akan semakin menurun. Kondisi optimum diperoleh pada komposisi 10% karbon aktif dan 5% ekstrak iding-iding dengan nilai bilangan asam 0,8% dan kadar asam lemak bebas 0,78%.Kata kunci: Karbon aktif, minyak jelantah, adsorben.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi NaOH pada tahap deasetilasi terhadap adsorpsi kitosan ion logam Cu pada kolong timah Bangka. Ekstraksi kitosan dilakukan dalam empat tahap yaitu deproteinisasi, demineralisasi, dekolorisasi dan deasetilasi kitin. Pengaruh konsentrasi NaOH pada proses deasetilasi dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi NaOH dari 20% menjadi 60% maka kitosan DD meningkat. Laju difusi OH- menyebabkan peningkatan serangan OH- ke gugus amino sehingga mewujudkan deasetilasi kitin yang efektif. Kadar logam Cu pada penelitian ini mencapai 0,32 ppm. Adsorpsi kitosan pada ion logam cu menurunkan kadar terlarut rata-rata 99,67% dari kadar awal. Kandungan gugus hidroksil pada kitosan menyebabkan terjadinya reaksi pembentukan senyawa hidroksida dari ion logam Cu terlarut. Senyawa Cu hidroksida secara terpisah akan membentuk dan membentuk endapan. Semakin besar nilai derajat deasetilasi menyebabkan peningkatan kandungan gugus hidroksil dan menyebabkan peningkatan adsorpsi ion logam Cu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.