Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira dari famili Leptospiracceae, ordo Spirochaetales. Transmisi Leptospirosis terjadi melalui kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi, misalnya tikus. Sanitasi lingkungan yang tidak semestinya seperti penyimpanan sampah dan sisa-sisa makanan yang kurang tepat di perumahan atau perniagaan akan mengundang tikus untuk menghuni daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik tikus dan lingkungan pada daerah kasus Leptospirosis di Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian ini deskriptif yaitu untuk menganalisis karakteristik tikus dan lingkungan pada daerah kasus Leptospirosis di Kabupaten Banyumas dengan menggunakan perangkap jenis single trap yang berjumlah 200 perangkap tikus. Hasil tikus yang tertangkap yaitu 56 ekor tikus. 29 ekor tikus pada habitat dalam rumah dan 27 luar rumah. Tikus yang tertangkap menggunakan umpan kelapa bakar berjumlah 29 ekor dan 27 ekor menggunakan ikan asin bakar yang berjenis Rattus Tanezumi dan Mus Muscullus dengan kepadatan tikus 28%. Tikus yang tertangkap pada daerah kasus Leptospirosis merupakan jenis tikus pemukiman/ tikus rumah. Kepadatan tikus pada daerah kasus sesuai Permenkes RI No : 50 tahun 2017 yaitu tinggi karena di atas baku mutu (1). Diharapkan masyarakat pada daerah kasus untuk menjaga sanitasi agar tidak menjadi habitat tikus.
Background Industrial activity important for economic growth but also adversely affects health such as PM10 particulate emissions. Environmental Protection Agency in the World Bank, estimates that 90% of air-fired PM10 contains sulfur dioxide (SO2). From the results of several studies known dust particles (PM10) can cause inflammation of the airways and can trigger the occurrence of asthma (Darmono, 2010 and ATSDR, 2011). The purpose of this study was to analyze the effect of PM10 exposure in air to respiratory system complaints. This type of research uses observational analytics. The method used is cross sectional. The sample in this study were 32 respondents exposed group and 32 respondents group not exposed. The results showed that the mean intake of PM10 was 0.16663 mg / kg / day in the exposed group and 0.04252 in the unexposed group. While percentage of respondents who have respiratory system complaints that is as much as 65.6% in the exposed group and 34.4% in the group not exposed. It is conclude based on the result of multiple logistic regression test that is variables that influence the respiratory system complaints yatu intake PM 10 with p value equal to 0,048 and history of respiratory disease with p value 0,039 (p value 0,05). Suggestion from the results of this study is expected to make some efforts to prevent particulate entry into the home and the government is expected to monitor the quality of the environment on a regular basis as material consideration of the extension of industrial permit.
Peningkatan kasus dan sebaran Leptospirosis yang semakin meluas di Kabupaten Banyumas dapat digambarkan dengan dinamika penularan. Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika penularan penyakit Leptospirosis di wilayah Kabupaten Banyumas yang meliputi model penularan dan determinan pada tahun 2018. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan survei kualitatif dan didasarkan pada dokumentasi catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2018. Hasil Penelitian karakteristik penderita Leptospirosis tertinggi yaitu pada kelompok umur 15-44 tahun (57%), jenis kelamin laki-laki (76%), jenis pekerjaan petani (37%), kebiasaan tidak mandi di sungai (94%), kebiasaan menggunakan alas kaki (75%), puncak waktu serangan pada bulan Maret, keberadaan sungai banwa jarak rumah kasus dengan sungai atau badan air paling jauh adalah CLB 5 dengan jarak 472,38 meter. Faktor lingkungan Leptospirosis meliputi keberhasilan penangkapan (trap success) 9,3%, jumlah tikus positif bakteri Leptospira 15 ekor dari spesies Rattus tanezumi. Kesimpulan dinamika penularan Leptospirosis dilihat dari jenis model penularan Leptospirosis di Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah 5 model cluster (12%) dan 36 model separated (88%). Dugaan peneliti determinan curah hujan pada bulan Maret yaitu 11,9 mm saat terjadi puncak kasus. Saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan surveilans penderita Leptospirosis terutama di daerah endemis, penyuluhan kepada masyarakat, kerja sama lintas sektor, menghindari atau mengurangi frekuensi kontak langsung dengan genangan air untuk meminimalisir penularan Leptospirosis.
Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes Scabiei varietas humonis. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit scabies di antaranya yaitu: kontak langsung dengan penderita scabies,masih kurangnya personal higiene dan kondisi sanitasi yang buruk Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan Higiene Perorangan dan Lingkungan Fisik dengan kejadian scabies di Pondok Pesantren Al Qur’an Al Yusufiyah Desa Cipawon Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah santri putra dan putri Pondok Pesantren Al Qur’an Al Yusufiyah sebanyak 40 orang dengan metode sample random sampling. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan pengukuran. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi square. Hasil penelitian terdapat 24 orang (60%) positif scabies dan 16 orang (40%) negatife scabies. Hasil statistik uji chi square analisis bivariat dengan variabel higiene perorangan ada hubungan hygiene perorangan dengan kejadian scabies (p=0,001) dan pada variable lingkungan fisik ada hubungan lingkungan fisik dengan kejadian scabies (p=0,000) Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara hygiene perorangan dan lingkungan fisik dengan kejadian scabies. Disarankan untuk pengelola pondok pesantren diperlukan pemantauan serta pengawasan terhadap hygiene perorangan santri dan sanitasi lingkungan, untuk santri sebaiknya lebih meningkatkan kebersihan diri serta lingkungan, untuk pemerintah ikut serta dalam membantu pencegahan scabies terutama pada pondok pesantren. Scabies is a skin disease caused by the harmonic variety Sarcoptes scabies mite. The factors that influence scabies disease include direct contact with scabies sufferers, lack of personal hygiene, and poor sanitation conditions. The purpose of the study was to analyze the relationship between Personal Hygiene and Physical Environment with the incidence of scabies in the Al Qur'an Al Yusufiyah Islamic Boarding School, Cipawon Village. Bukateja District, Purbalingga Regency. This type of research uses analytic observational with a cross-sectional approach. The sample in this study were male and female students of the Al Qur'an Al Yusufiyah Islamic Boarding School as many as 40 people with a random sampling method. Collecting data through interviews, observations, and measurements. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis with chi square statistical test. The results showed that there were 24 people (60%) positive for scabies and 16 people (40%) negative for scabies. Statistical results of the chi square test bivariate analysis with personal hygiene variables there is a relationship between personal hygiene and the incidence of scabies (p = 0.001) and on the physical environment variable, there is a relationship between the physical environment and the incidence of scabies (p = 0.000). Conclusion There is a significant relationship between personal hygiene and the physical environment with the incidence of scabies. It is recommended that the managers of Islamic boarding schools need to monitor and supervise the personal hygiene of students and environmental sanitation, for students it is better to improve personal and environmental hygiene, for the government to participate in helping prevent scabies, especially in Islamic boarding schools.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.