AbstrakXV+104 halaman : gambar, tabel, grafik, lampiranPenggunaan larvasida sintesis sangat merugikan masyarakat, seperti pencemaran lingkungan danmenyebabkan resistensi. Alternatif untuk mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan menggunakanlarvasida nabati yang berasal dari tanaman yaitu daun sirsak (Annona muricata Linn) dan batang serai(Andropogon nardus). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas larvasida alami ekstrak daun sirsak(Annona muricata Linn) dan ekstrak batang serai (Andropogon nardus) terhadap kematian larva nyamuk Aedesaegypti, pengaruh dosis larvasida alami, jenis larvasida alami, adanya interaksi beberapa dosis dan jenis ekstrak.Jenis penelitian yang digunakan eksperimen murni sedangkan untuk pelaksanaan penelitianmenggunakan rancangan post test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh larvanyamuk Aedes aegypti instar III. Sampel berjumlah 1250 ekor larva. Analisis data yang dilakukan secaraunivariat dan bivariat (menggunakan uji anova dua jalan, dengan 〈=0,05)Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh antara beberapa dosis ekstrak larvasida alamiterhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti ditunjukkan dengan perbandingan antara mean kelompok yangmendapat perlakuan dengan diberi ekstrak daun sirsak 9,15 lebih baik dari pada mean diberi ektrak batang serai7,1. Terdapat pengaruh jenis ekstrak larvasida alami terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti bahwa F =4,465 dengan porbalitas 0.0430,05 sedangkan interaksi antara beberapa dosis dan jenis ekstrak larvasida alamiterhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti F = 0,916 dengan porbabilitas 0,0370,05.Saran yang diberikan kepada masyarakat yaitu diharapakan adanya penggunaan ekstrak daun sirsak(Annona muricata Linn) ini sangat mudah untuk mengaplikasikannya cukup menambahkan ekstrak daun sirsakini kedalam penampungan air.Daftar bacaan :22 (1992 - 2016)
Background Industrial activity important for economic growth but also adversely affects health such as PM10 particulate emissions. Environmental Protection Agency in the World Bank, estimates that 90% of air-fired PM10 contains sulfur dioxide (SO2). From the results of several studies known dust particles (PM10) can cause inflammation of the airways and can trigger the occurrence of asthma (Darmono, 2010 and ATSDR, 2011). The purpose of this study was to analyze the effect of PM10 exposure in air to respiratory system complaints. This type of research uses observational analytics. The method used is cross sectional. The sample in this study were 32 respondents exposed group and 32 respondents group not exposed. The results showed that the mean intake of PM10 was 0.16663 mg / kg / day in the exposed group and 0.04252 in the unexposed group. While percentage of respondents who have respiratory system complaints that is as much as 65.6% in the exposed group and 34.4% in the group not exposed. It is conclude based on the result of multiple logistic regression test that is variables that influence the respiratory system complaints yatu intake PM 10 with p value equal to 0,048 and history of respiratory disease with p value 0,039 (p value 0,05). Suggestion from the results of this study is expected to make some efforts to prevent particulate entry into the home and the government is expected to monitor the quality of the environment on a regular basis as material consideration of the extension of industrial permit.
Background The development of laundry business in the increasingly rapid in Sumampir village make the aquatic environment in the region to be foamy and overgrown with microalgae. Research purposes to describe and to know the quality and quantity of waste water of laundry in Sumampir Village. Type of research, descriptive research. The subjects 9 laundry business, parameters measured are phosphate content of waste water, detergent type, detergent composition, detergent dosage, volume of waste water, frequency of waste water disposal and waste water management from laundry business.The results 89% of laundry business with average phospate 0,76 mg/L (content appropriate) and 11% laundry business with phosphate level of 5.84 mg/L (did not appropriate), 67% of the laundry business used liquid detergent, soft and matic top load type and 33% of respondents used powder detergent, hard and matic front load, 44% of respondents did not use detergents according to the type of washing machine. Detergent composition used by laundry business that is 25% Total Surfactant, Antibacterial Agent, Sodium Alkyl Benzene Sulfonate and Natrium Carbonate 20%. The majority of the detergent dosage used by the laundry business is 23 ml. The average volume of waste water produced from 9 laundry business 1038.57 liters/day. Average frequency of waste water disposal from 9 laundry business 13 times/day and 100% laundry business does not manage the waste water and does not have a waste water treatment facilities. Conclusion, the quality and quantity of wastewater at laundry business in Sumampir Village is at risk of environmental pollution
Abstrak Lalat merupakan serangga yang mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan berperan sebagai vektor penyakit. Serangga ini menggunakan limbah organik sebagai salah satu sumber makanan bagi larvanya. Area peternakan merupakan salah satu tempat usaha yang menghasilkan limbah organik yang memiliki potensi sebagai media hidup bagi larva lalat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan beberapa jenis dan dosis arang terhadap jumlah larva lalat.Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni/true dengan desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Penggunaan metode RAL Faktorial mempunyai 2 faktor yaitu faktor pertama (F1) adalah jenis arang dengan 3 jenis yaitu arang kayu, arang sekam padi dan arang tempurung kelapa. Faktor kedua (F2) adalah dosis arang dengan 4 level yaitu 2,5% (5 gram ), 5% (10 gram ), 7,5% (15 gram ) dan 10% (20 gram ). Data dianalisis dengan perhitungan Analisis Varians (Two Way ANOVA) dengan Uji lanjut LSD (Least Significant Difference).Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan jenis arang pada tinja ayam petelur memiliki nilai significan atau nilai p= 0,000 α (0,05) artinya ada pengaruh penambahan jenis arang dengan jumlah larva lalat. Jenis arang yang berpengaruh terhadap jumlah larva lalat pada tinja ayam petelur yaitu arang sekam padi paling besar jika dibanding arang kayu maupun tempurung kelapa. Dosis arang yang ditambahkan pada tinja ayam petelur memiliki nilai significan atau nilai p = 0,000 α (0,05) artinya ada pengaruh penambahan dosis arang dengan jumlah larva lalat. Dosis arang yang jumlah larva lalat paling rendah terdapat pada dosis 10 % baik pada arang kayu dan sekam padi dengan hasil tidak temukan larva lalat. Hasil kombinasi antara jenis dan dosis arang tidak ada pengaruh karena nilai p=0,116 α (0,05).Kesimpulan penelitian adalah penambahan beberapa jenis dan dosis arang berpengaruh terhadap jumlah larva lalat. Jenis yang berpengaruh paling besar adalah sekam padi dan dosisnya adalah 10% dengan hasil tidak ditemukan larva lalat. Disarankan agar peneliti lain melakukan penelitian dengan dosis, jenis maupun waktu pemaparan yang lebih variatif dan dapat menggunakan arang tempurung kelapa dengan dosis yang lebih tinggi untuk memperoleh hasil perhitungan jumlah larva lalat hingga 0. Abstract House fly is an important insect that can move from other place and transmit various infection disease. This insect usually utilized organic wastes as nutrition source for their larvae. One of the main sources of organic wastes is livestock manure prodeced by animal farming located has potensial as life media for flies larvae.This research was conducted to evaluate the effect of several types and doses charcoal in to chikens manure on growth of fly larvae. The type of this research is true eksperimen with design Factorial Complete Randomized Design (CRD). This research used Faktorial CRD was used two factors, the first factor (F1) was types of charcoal with three types that is wood, risk husk and coconut. The second factor (F2) was doses of charcoal with four levels that is 2,5% (5 gram ), 5% (10 gram), 7,5% (15 gram) and 10% (20 gram). Then result of them analyzed by Two Way ANOVA and continued with LSD (Least Significant Difference).The result of the research showed thataddeted of several types of charcoal into chikens manure has significant value or p value =0,000 α (0,05) its mean has effect of addeted several types charcoal in to chikens manure on growth of fly larvae. Types charcoal has effect on growth of fly larvae in chikens manure was rice husk charcoal biggest them wood charcoal or coconut shell charcoal. Doses charcoal has addeted into chikens manure has significant value or p value =0,000 α (0,05) its mean has effect of addeted several doses charcoal in to chikens manure on growth of fly larvae.The doses of charcoal with the lowest number of fly larvae is at a 10% dose in both wood charcoal and rice husk with the results of not finding fly larvae. The results of the combination between the type and dose of charcoal had no effect because the value of p = 0.116 α (0.05).The conclusion of the research isthe addition several types and doses charcoal in to chikens manure has effect with on growth of fly larvae. Types of charcoal has the biggest effect is rice husk and the doses is 10% it is recommended others researchers conduct research using dose, type, or time exposure more varied and using coconut shell charcoal with higher doses for result zero fly larvae.
Jumlah kasus DBD di Indonesia setiap tahunnya cenderung meningkat, pengendalian kimia sebagai salah satu pengendalian yang aman terhadap kesehatan dan ramah lingkungan adalah dengan menggunakan larvasida alami. Tanaman Purwaceng merupakan bagian tanaman yang mengandung senyawa metabolik sekunder seperti fenol, senyawa lipofilik, alkaloid, tanin, flavonoid, dan saponin. Tujuan penelitian yaitu mengetahui perbedaan konsentrasi ekstrak tanaman Purwaceng terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti.Jenis penelitian ini adalah true eksperimen dengan desain penelitian post test only control group design. Jumlah larva nyamuk Aedes aegypti yang digubakan setiap perlakuan 25 ekor, masing-masing perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 4 kali.Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi 2 ml/100 ml mempunyai daya bunuh 26,43 %, konsentrasi 4 ml/100 ml mempunyai daya bunuh 82,47 %, konsentrasi 8 ml/100 ml mempunyai daya bunuh 100%. Konsenrasi yang efektif sebagai larvasida adalah konsenrasi 8 ml/100 ml. Hasil analisis One-way Anova terbukti signifikan dengan nilai p = 0,000 ᵅ (0,05), sehingga ada pengaruh perbedaan penggunaan ekstrak tanaman Purwaceng terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Hasil analisis probit LC50 adalah konsentrasi 2,224 dengan interval antara 1,963 dan 2,471 dan LC90 konsentrasi 3,323 dengan interval 2,937 dan 4,062.Ada perbedaan penggunaan konsentrasi ekstrak tanaman Purwaceng terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti, dan konsentrasi yang paling efektif adalah 8 ml/100 ml dimana jumlah total larva yang mati adalah 100%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.