Kata kunci:kesehatan reproduksi; perilaku seks; seks pranikah ABSTRAK Perilaku seks pranikah merupakan permasalahan dan fenomena sosial yang semakin lazim dijumpai dalam masyarakat. Masalah perilaku seks pranikah pada usia muda harus menjadi perhatian utama untuk mengurangi tingkat kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual, penyebab putus sekolah, aborsi, dan kematian. Salah satu upaya mencegah perilaku seks pranikah pada siswa di sekolah adalah dengan metode pembekalan pengetahuan tentang perilaku seks, kesehatan reproduksi, pemahaman agama, dan hukum pernikahan dini. Indikator evaluasi menggunakan data kuesioner pre-testdan posttest yang dianalisis dengan uji t berpasangan dan uji regresi. Hasil analisis membuktikan bahwa setelah penyuluhan, pengetahuan para siswa SMP tentang perilaku seks, kesehatan reproduksi, dan pengetahuan agama meningkat secara bermakna (p<0.05). Adapun pada siswa-siswa SMA, pengetahuan agama dan hukum perkawinan dini juga meningkat secara bermakna.ABSTRACT The premarital sex behavior is a problem and social phenomenon that is increasingly prevalent in society. At a young age, the premarital sex should be a major concern to reduce pregnancy rates unintended, sexually transmitted diseases, school drop out, abortion and even a death. One effort to prevent the premarital sex behavior for students in schools with methods of providing knowledge about sexual behavior, reproductive health, an understanding of religious and the early marriage law. Evaluation of indicators usingpre test and post test data that are analyzed with paired t and regression test. The results show that after counseling, the knowledge of junior high school students about sexual behavior, reproductive health and religious knowledge increased significantly (p <0.05), while high school students of religious knowledge and early marriage law increased significantly.
Data Riskesdas 2010 menunjukkan 5% dari balita di Indonesia masih mengalami kekurangan gizi dan 37% balita Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak. Salah satu penyebab dari permasalahan ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi balita. Untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada balita, termasuk bayi usia dibawah 1 tahun, WHO merekomendasikan strategi global pemberian makan bayi dan anak, yaitu pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan mulai memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usia 6 bulan dengan tetap melanjutkan pemberian ASI paling tidak sampai usia 2 tahun.
Kelurahan Harapan Mulia terdiri dari 9 RW dan 12 RT. Di wilayah ini terdapat 10 Posyandu dengan jumlah balita sebanyak 1503 anak. Berdasarkan hasil data kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) pada bulan Desember 2016 di Kelurahan Harapan Mulia didapatkan pengetahuan dan pemahaman Ibu-ibu Kader tentang gizi di periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) masih kurang, serta jumlah kader yang terlatih hanya 42%. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang berkelanjutan ini dengan sasaran wanita usia subur (WUS), ibu hamil atau ibu yang mempunyai baduta atau balita dan kader didapatkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang gizi seimbang untuk anak balita, khususnya anak usia 0-2 tahun.
Penggunaan obat herbal dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit daripada obat modern. Daun matoa dan daun sirsak memiliki senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan daun matoa, daun sirsak, dan kombinasi keduanya dengan berbagai pelarut yaitu etanol 96%, etil asetat, dan air. Ekstrak daun matoa dan daun sirsak dibuat dengan metode maserasi selama 3x24 jam, menggunakan pelarut etanol 96%. Setelah diperoleh ekstrak kental, difraksinasi dengan aquades dan etil asetat diulangi sebanyak 3x, pembuatan ekstrak kombinasi digunakan perbandingan 1:1. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometri UV-Visibel. Lalu dilakukan skrining fitokimia menggunakan senyawa fenolik, flavonoid, triterpenoid, saponin, dan tanin. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun matoa dan daun sirsak positif mengandung fenolik, flavonoid, dan tanin. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai IC50 dari ekstrak etanol daun matoa sebesar 5,46 ppm yang dikategorikan sangat kuat sedangkan ekstrak etil asetat daun sirsak 5,40 ppm yang juga di kategorikan sangat kuat. Kombinasi kedua ekstrak memiliki nilai IC50 4,39 ppm lebih kuat daripada ekstrak tunggal. Menunjukan kombinasi daun matoa dan daun sirsak berpotensi menjadi agen antioksidan alami.
Kata kunci : antioksidan, matoa (Pometia pinnata), sirsak (Annona muricata L.), kombinasi, DPPH, IC50, fitokimia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.