AbstrakPenilaian mutu pendidikan dewasa ini mendasarkan diri pada dua model penilaian, yakni model penilaian sektoral dan model penilaian esensial. Model penilaian sektoral mendasarkan penilaian pada aspek-aspek tertentu dari sebuah lembaga pendidikan yang dinilai. Misalnya, penilaian mutu kemudahan akses, penilaian mutu ketersediaan sarana dan prasarana, penilaian mutu pengelolaan keuangan, dan lain-lain. Model penilaian esensial mendasarkan penilaian pada keseluruhan aspek kehidupan sebuah lembaga pendidikan. Misalnya, penilaian mutu pengajaran, penilaian mutu penelitian, penilaian mutu pengabdian masyarakat, penilaian transfer ilmu atau korelasi ilmu yang diberikan dengan tuntutan dunia kerja, dan penilaian tentang wawasan internasional sebagai gambaran wawasan global keilmuan. Tahun 2015, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada menduduki peringkat 13, 14, dan 15 untuk Rangking Web of Universities di tingkat ASEAN sedangkan dalam daftar 10 Universitas terbaik ASEAN, tak satu pun Universitas dari Indonesia yang mencatatkan namanya di sana. Untunglah, dalam daftar 100 Universitas terbaik tingkat ASIA dan 800 Universitas terbaik dunia dari 70 negara, Universitas Indonesia masih tampil mewakili Indonesia dengan peringkat 79 dan peringkat di antara 601-800. Data ini menunjukkan bahwa untuk memiliki daya saing tinggi di tingkat ASEAN saja, universitas-universitas di Indonesia harus bekerja keras membenahi mutu kerjanya. Tulisan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan beberapa titik penguatan manajemen mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Hanya dengan cara demikian, universitas-universitas di Indonesia boleh berharap mencatatkan nama di papan-papan Ranking Pendidikan Global. Kata-kata Kunci: Penguatan Manajemen Mutu, Universitas, Indonesia, Pendidikan Global PENDAHULUAN Setiap kegiatan manusia selalu berkaitan dengan orang lain. Kalimat ini penting dan sengaja ditampilkan karena dalam fenomena dunia kerja saat ini, manusia seolah-olah sudah dikondisikan oleh kecanggihan alat teknologi untuk bisa bekerja sendiri, tanpa siapa pun. Padahal, di balik kesendirian kerjanya itu ada banyak orang yang telah selesai bekerja untuk memungkinkan pekerjaannya. Kesadaran ini juga harus terus dibangun supaya manusia tetap menghargai dan memberi tempat pada orang lain terutama dalam konteks kerja bersama orang lain dalam organisasi. Mutu kerja sebuah organisasi sangat ditentukan oleh mutu kerja individu dalam korelasinya dengan mutu kerja individu-individu lain (Veerger, 1992). Itulah sebabnya hampir setiap aktivitas manusia ada aturan mainnya, ada standart operating procedure atau SOPnya. Tujuannya sederhana, supaya setiap
ABSTRAKPendidikan di negeri ini hampir selalu menjadi perbincangan tanpa kata sepakat. Selalu saja ada sisi yang tertinggal bahkan terlupakan pada setiap pembicaraan tentangnya. Sistem pendidikan Nasional dan Kurikulum adalah dua bentuk upaya formal tata kelola pemerintahan yang idealnya diharapkan mampu melahirkan generasi manusia Indonesia yang berwawasan Pancasila dan berkharakter Bhineka Tunggal Ika. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menganalisis benang ruwet pendidikan saat ini, tetapi lebih dimaksudkan untuk memberi sumbangan pemikiran dari kaca mata filsafat antropologi dengan asumsi bahwa melalui sistem pendidikan nasional dan kurikulum, aktivitas pendidikan harus dimulai dari dan diproses terus menerus dalam pemahaman yang benar tentang siapakah makhluk manusia itu dan bagaimana seharusnya ia didekati melalui aktivitas pendidikan. Pertama-tama, manusia harus didekati sebagai makhluk hidup yang memiliki kharakter khas yang berbeda satu dari yang lain dengan kompleksitas afektivitas yang beragam ditambah faktor budaya dan sejarah hidup masing-masing pribadi yang berbeda-beda pula. Kedua, manusia harus didekati sebagai makhluk berpikir yang mengerti, memiliki pengetahuan, dan mampu berbicara mengungkapkan pengetahuan itu sebagai hasil olah pikir yang terus berproses dalam hidupnya dari saat ke saat. Ketiga, manusia harus didekati sebagai makhluk yang memiliki kebebasan dalam menjalani hidupnya sendiri sekaligus sebagai tanda bahwa masing-masing manusia itu unik dan khas. Singkatnya, tulisan ini mau menegaskan bahwa sistem pendidikan nasional dan kurikulum harus juga selalu mempertimbangkan sisi filsafat antropologi sebagai dasar dan patokan dalam setiap program pengembangannya.
Human need toward information spread throughout history has always been fulfilled professionally within the field of journalism, whether it is paper-based, audio, or audiovisual. Various scientific paths have been established in finding reliable journalist with professional data collection and presentation, objective report, and ethical in attitude. However, at this moment, the journalism construction as though being tore down by the existence of communication media products which facilitate the growth of social media offering violent and vicious new face of journalism for they recruit the journalists without limit. Anyone can be a journalist and anything may serve as news, without censorship, and profession ethic. In short, social media has been accommodating news distribution without journalism principals. Who is in charge to guide or supervise people's work in social media? It could be the government, educational institution, the professional journalists, and the most substantial is the civil society organizations which directly accommodating the society, in particular the social media activists. The Interfaith Harmony Forum is seen as one of the LSM in charge in nurturing social media activists morality. Interfaith Harmony Forum is targeted particularly since the strategic role they hold in handling ethnical and religious issues which prone in triggering disharmony in social media nowadays. This paper is more a critical reflection on the loss of journalism ethics in social media reports.
The article reveals the important role of Inter-Faith Harmony Forum (IFHF) in ensuring the harmony of life among religious communities. IFHF, we argue, has constructive effects to encourage interaction and communication among distinct religious adherent. The forum is reducing social barriers that was previously segregating them in groups. Therefore, IFHF is not merely active in the scope of religion, but also the social, cultural, and political spheres. The role of IFHF in those spheres gives a distinctive touch to stimulate a sense of solidarity and the importance of the harmonious of religious life, especially in specific Malang community. In the social sphere, the forum facilitates comfortable meetings for communities. While, in the cultural sphere, unique and targeted approaches allow people to be comfortable during communication. Furthermore, in the political area, it bridges people's aspirations that precede to government policy. The research employs specifically ethnography methods, collaborating qualitative interpretation of selective subjects and group discussions.
Kota Wisata Batu telah terkenal di tingkat nasional dan internasional. Berbagai tempat wisata ada di sana dengan berbagai fasilitas pendukung seperti hotel, kehidupan malam, dan lainnya. Situasi ini, dapat dipahami sebagai konsekuensi dari predikat Batu sebagai kota wisata. Namun, masyarakat Kota Batu juga merupakan masyarakat yang religius yang kuat dengan nilai-nilai kehidupan beragama dan norma-norma tata kelola sosial. Masyarakat harus mengalami gejolak yang datang mewarnai kehidupan sosial keagamaan mereka. Penelitian ini mengungkapkan sejauh mana hal-hal ini telah diproses oleh masyarakat dan lembaga-lembaga penanggungjawab terkait. Dengan menggunakan metode etnografis kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Dinas Pariwisata, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan lembaga keagamaan lainnya telah menerapkan prinsip moral dalam proses pariwisata di Kota Batu. Namun, dampak kehidupan glamour di dunia modern rupanya telah menjadi pengalaman pariwisata yang tidak terelakkan di luar kendali dan kerja keras mereka dan itu akan terus menjadi bagian perjuangan mereka dalam menghidupi pariwisata di Kota Batu.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.