Lansia akan mengalami perubahan pada sistem muskuloskeletal khususnya pada otot, seperti penurunan pada massa otot dan kekuatan otot. Adanya penurunan kekuatan otot pada esktremitas bawah akan menyebabkan gerakan menjadi lambat dan kaku, langkah yang menjadi pendek, dan saat berdiri tubuh tidak stabil sehingga aktivitas sehari-hari lansia mengalami hambatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui latihan body weight squat dapat meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah lansia wanita di Lingkungan Banjar Bangah, Kabupaten Tabanan. Populasi penelitian berjumlah 35 orang dengan sampel 11 orang yang telah didapatkan berdasarkan kriteria penelitian. Alat ukur penelitian menggunakan five times sit to stand test. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Pre-eksperimental dengan one grup pre-test and post- test. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Hasil analisis deskriptif kekuatan otot tungkai bawah pre-test diperoleh nilai rata-rata 13,11 detik dan post-test nilai rata-rata 10,34 detik. Selanjutnya dilakukan dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk Test dan uji hipotesis dengan uji Paired Sampel T Test. Hasil Shapiro Wilk Test berdistribusi normal dengan nilai signifikan pre test 0,575 dan post test 0,259 serta adanya peningkatan presentase sebesar 21,12%. Hasil uji Paired Sampel T Test menunjukan nilai signifikan yaitu 0,000 yang artinya terdapat peningkatan pada kekuatan otot tungkai bawah pada lansia wanita. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan kekuatan otot tungkai bawah setelah diberikan latihan body weight squat pada lansia wanita. Kata kunci : Lansia Wanita, Kekuatan Otot Tungkai Bawah, Latihan Body Weight Squat
Background: Performance sports are carried out with high intensity and require excellent physical preparedness. This study aims to determine the relationship between height, weight, and athlete's blood hemoglobin level.Methods: This research was an analytic observational type with a cross-sectional study design among 49 male and female athletes enrolled with the total sampling technique. Data were analyzed with a descriptive test, and normality test, and multiple correlations. A significance value of p ≤ 0.05 and research data was analyzed using software SPSS version 20 for Windows.Results: Most respondents in both genders were normal in BMI (85.72%). However, anemia status tends to be higher in males (23.33%) than females (10.52%). The multiple correlation tests showed a moderate level of correlation with a value of r=0.408. The significance analysis of the value of p=0.015 indicatesthat there is a significant correlation between Height, Weight, and Blood Hemoglobin (Hb) level (p<0.05).Conclusion: There is a significant moderate positive correlation between height and weight to blood hemoglobin level.1.    Eime RM, Harvey JT, Charity MJ, Casey MM, van Uffelen JG, Payne WR. The contribution of sport participation to overall health enhancing physical activity levels in Australia: a population-based study. BMC Public Health. 2015;15:806. 2.    Holecek V, Liska J, Racek J, Rokyta R. The significance of free radicals and antioxidants due to the load induced by sport activity. Cesk Fysiol. 2004;53(2):76-79.3.    Patterson CM, Levin BE. Role of exercise in the central regulation of energy homeostasis and in the prevention of obesity. Neuroendocrinology. 2008;87(2):65-70. 4.    Stanula A, Roczniok R, Gabryś T, Szmatlan-Gabryś U, Maszczyk A, Pietraszewski P. Relations between BMI, body mass and height, and sports competence among participants of the 2010 Winter Olympic Games: does sport metabolic demand differentiate?. Percept Mot Skills. 2013;117(3):837-854. 5.    Maughan R. The athlete's diet: nutritional goals and dietary strategies. Proc Nutr Soc. 2002;61(1):87-96. 6.    Barnes HV. Physical growth and development during puberty. Med Clin North Am. 1975;59(6):1305-1317. 7.    Utkualp N, Ercan I. Anthropometric Measurements Usage in Medical Sciences. Biomed Res Int. 2015;2015:404261.8.    Goodrich JA, Ryan BJ, Byrnes WC. The Influence of Oxygen Saturation on the Relationship Between Hemoglobin Mass and VO 2 max. Sports Med Int Open. 2018;2(4):E98-E104. 9.    Smith DW. The molecular biology of mammalian hemoglobin synthesis. Ann Clin Lab Sci. 1980;10(2):116-122.10. Soliman AT, Sanctis VD, Kalra S. Anemia and Growth. Indian J Endocrinol Metab. 2014;18(Suppl 1):S1-S5.11. Prommer N, Wachsmuth N, Thieme I, Wachsmuth C, Mancera-Soto EM, Hohmann A, et al. Influence of Endurance Training During Childhood on Total Hemoglobin Mass. Front Physiol. 2018;9:251. 12. Bell SG. An introduction to hemoglobin physiology. Neonatal Netw. 1999;18(2):9-15. 13. Namita, Ranjan DP. A Cross-Sectional Study of Association Between Hemoglobin  Level and Body Mass Index Among Adolescent Age Group. Natl J Physiol Pharm Pharmacol. 2019;9(8):746-750.14. Syah MNH, Asna AF. Resiko Gangguan Makandan Kejadian Anemia pada Mahasiswa Putri Program Studi S1 Gizi STIKES Mitra Keluarga. Jurnal Gizi dan Kesehatan. 2018;2(1):1-6.15. Acharya S, Patnaik M, Mishra SP, Panigrahi AK. Correlation of Hemoglobin Versus Body Mass Index and Body Fat in young Adult Female Medical Students. Natl J Physiol Pharm Pharmacol. 2018;8(10):1371-1373.
Permasalahan ergonomi di industri bengkel bagian pengamplasan berupa sikap kerjayang tidak alamaiah dan alat kerja yang tidak ergonomis sehingga menimbulkan nyeri musculoskeletal pada pekerja pengamplas. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan penelitian dengan redesain alat kerja pengamplas dan pemberian hand stretching. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan redesain alat kerja pengamplas dan pemberian hand stretching pada pekerja pengamplas cat motor terhadap penurunan beban kerja, nyeri pada musculoskeletal dan produktivitas. Rancangan penelitian adalah rancangan sama subjek dengan melibatkan 12 orang pekerja pengamplas cat motor, laki-laki dengan usia 22-37 tahun, pengalaman kerja antara 2-6 tahun. subjek diberi perlakuan kerja dengan alat kerja pengamplas tanpa redesain dan tanpa pemberian hand stretching. Tahap kedua (II) subjek diberi perlakuan kerja dengan redesain alat kerja pengamplas dan pemberian hand stretching. Di antara ke dua tahap penelitian tersebut, diberikan wash out period selama 2 hari dan adaptasi redesain alat kerja pengamplas selama 4 hari, untuk menghilangkan carry over effects. Beban kerja diukur dari denyut nadi dengan metode 10 denyut, nyeri muskuloskeletal diukur dengan Visual Analogue Scale (skala 0 sampai 10) dan produktivitas kerja berdasarkan perbandingan antara output dan input. Data dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas data, uji t-paired untuk menguji perbedaan kemaknaan variabel beban kerja dan produktivitas kerja pada tingkat kemaknaan ?=0,05 serta uji Wilcoxon untuk variabel keluhan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa redesain alat kerja pengamplas dan hand stretching dapat menurunkan beban kerja sebesar 8,4% (p<0,05) dan menurunkan nyeri muskuloskeletal sebesar 53,8% (p<0,05) serta meningkatkan produktivitas kerja sebesar 63,2% (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa redesain alat kerja pengamplas dan hand stretching dapat mengurangi beban dan nyeri musculoskeletal meningkatkan produktivitas pekerja pengamplas cat motor. Disarankan kepada pemilik industri usaha sejenis agar melakukan perbaikan kondisi kerja yang mengacu pada prinsip ergonomi, sehingga tercipta kondisi kerja yang lebih aman, nyaman, sehat dan produktif bagi pekerja.
Bulutangkis adalah olahraga yang memiliki teknik dan jenis - jenis pukulan yang perlu dikuasai oleh atlet untuk dapat bermain dengan baik. Teknik dan jenis pukulan dalam bulutangkis memiliki gerakan yang kompleks sehingga diperlukan fleksibilitas tubuh untuk dapat menguasainya, terutama fleksibilitas pada trunk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian diaphragmatic breathing dalam memperbaiki fleksibilitas trunk peserta bulutangkis putra Club Bima Sakti di Gor Anggalin, Canggu, Kuta Utara, Badung. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan desain penelitian one-group pretest-posttest design. Variabel independent adalah diaphragmatic breathing dan variabel dependent adalah fleksibilitas trunk yang diukur dengan trunk and neck flexibility test. Dalam pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive dengan jumlah 5 sampel. Penentuan sampel dengan menggunakan kriteria inklusi, kriteria eksklusi dan kriteria drop out. Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya perubahan fleksibilitas trunk sesudah dilakukan diaphragmatic breathing, dianalisis dengan uji paired t-test dengan hasil nilai p adalah 0,001 dimana nilai p<0,05 maka hasil uji signifikan. Hasil uji juga memiliki arti adanya perubahan fleksibilitas trunk sesudah diberikan diaphragmatic breathing pada peserta bulutangkis putra Club Bima Sakti. Nilai rata- rata fleksibilitas trunk sebelum dilakukan diaphragmatic breathing adalah 5,96 inci, dan sesudah dilakukan diaphragmatic breathing adalah 7,1 inci. Selisih peningkatan fleksibilitas trunk sebesar 1,14 inci (19,13%). Kata Kunci: Bulutangkis, Fleksibilitas Trunk, Diaphragmatic Breathing.
Lompat jauh adalah suatu aktivitas dalam atletik dengan gerakan yang dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yang sejauh- jauhnya. Teknik dalam lompat jauh banyak didukung oleh daya ledak otot tungkai. Ketiadaan daya ledak menyebabkan gerakan atlet lebih lambat dan kurang efisien yang di mana dapat meningkatkan kemungkinan cedera. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai yaitu indeks massa tubuh (IMT). Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan IMT overweight dengan daya ledak otot tungkai dalam olahraga lompat jauh di SMA Negeri 8 Denpasar. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya ledak otot tungkai yaitu vertical jump test. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasi dengan jenis cross sectional yang terdiri dari satu variabel independen dan satu variabel dependen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis sampling purposive. Jumlah sampel sebanyak 20 sampel. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dengan nilai rata- rata IMT sebesar 27, 37 kg/m² dan rata- rata vertical jump test sebesar 38, 3. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi pearson product moment dengan nilai sig. (2-tailed) 0,001 dan nilai koefisien korelasi sebesar -0,691. Hasilnya terdapat korelasi negatif yang signifikan antara IMT overweight dengan daya ledak otot tungkai. Hasil ini berarti semakin besar nilai IMT maka semakin kecil nilai daya ledak otot tungkai.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.