Mesin penetas telur pada awalnya merupakan alat sederhana yang hanya menggunakan lampu untuk menghasilkan panasnya tanpa alat-alat pendukung lainnya yang hanya digunakan oleh para peternak tradisional dengan kapasitas yang kecil, namun seiring dengan perkembangan teknologi mesin ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemudahan dalam penetasan telur. Pembuatan rak pemutar telur otomatis pada mesin penetas telur ini dan mempunyai dua sumber energi, yaitu energi listrik PLN dan energi panas matahari dengan menggunakan panel surya. Dalam proses modifikasi mesin penetas telur tenaga <em>hybrid</em> ini memiliki beberapa tahapan yaitu diawali dengan tahap sketsa gambar sederhana rak telur otomatis, gambar kerja, proses pembuatan, modifikasi rangkaian kelistrikannya, dan perhitungan tahanan baterai serta ujicobanya pada <em>solar cell.</em> Dari hasil pengujian mesin penetas telur otomatis tenaga <em>hybrid</em> kami ini yaitu rak bergeser otomatis setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop serta ketahanan baterai hingga 29,1 jam
The brake pads mostly consist of asbestos fiber with polymeric matrix and other ingredients. The use of asbestos fiber is been avoided due to its carcinogenic nature. The main purpose of this study was to determine characteristics of the composite made from wood powder, coconut fiber, and green mussel shell that will be used for electric motorcycle brake pads. Composites were made with three variations. Specimen A consisted of 30% wood powder, 10% coconut fiber, 10% green mussel shell and 50% polyester resin. Specimen B consisted of 20% wood powder, 20% coconut fiber, 10% green mussel shell and 50% polyester resin. Specimen C consists of 10% wood powder, 30% coconut fiber, 10% green mussel shell and 50% polyester resin. All specimens were characterized by hardness testing according to ASTM E 92 by Vickers FV-300e test equipment. Each specimen was tested three times and taken data-average. Decomposition testing used TGA NETZSCH TG 209F3. The results of the characterization were compared with commercial brake pads. Specimens with the closest characteristics to the commercial brakes were shown by specimens A with 33.1 VHN and decomposition temperature 90 °C.
Tulisan ini mengacu pada analisa eksperimental pipa kalor yang dibuat dari pipa stainless steel dengan diameter luar 9 mm, panjang 300 mm dan satu lapisan struktur kapiler dari kawat baja stainless steel dengan mesh 100. Fluida kerja yang digunakan adalah air destilasi. Pipa kalor memiliki panjang total 300 mm, panjang evaporator 90 mm dan panjang kondensor 100 mm. Kondensor didinginkan dengan konveksi paksa menggunakan air dan evaporator dipanaskan menggunakan kawat pemanas. Pengujian dilakukan untuk beban panas yang bervariasi dari 8 sampai 18 W dan variasi sudut 0o dan 45o terhadap vertikal. Posisi kondensor selalu di atas evaporator. Pipa kalor bekerja dengan baik untuk variasi daya dan sudut yang diberikan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.