Pemahaman mengenai pendidikan karakter yang rendah menyebabkan krisis identitas nasional bagi generasi muda. Generasi muda mulai meninggalkan nilai-nilai luhur yang dinjunjung oleh bangsa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Tri Hita Karana sebagai kearifan lokal dalam pendidikan karakter baik untuk siswa maupun masyarakat umum. Penelitian ini merupakan Systematic Literature Review yang dilakukan dengan proses mengidentifikasi, menilai, dan menafsirkan semua bukti penelitian yang tersedia dengan tujuan untuk memberikan jawaban dalam pertanyaan penelitian tertentu. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah merangkum, mereview, dan menganalisis 17 artikel dengan lingkup pembahasan Tri Hita Karana sebagai kearifan lokal dalam pendidikan karakter. Penelusuran artikel-artikel ini dilakukan melalui jurnal online dari Google Schoolar, Research Gate, SINTA, dan DOAJ. Hasil temuan nilai-nilai Tri Hita Karana dalam pendidikan karakter dapat diperhatikan dengan perubahan sikap ataupun karakter yang lebih baik serta dalam masyarakat luas mampu mengetahui lebih mendalam tentang nilai-nilai Tri Hita Karana. Konsep Tri Hita Karana mengajarkan untuk menjaga keharmonisan terhadap sesama, menaati aturan dalam pendidikan, meningkatkan rasa hormat kepada sesama dan orang yang lebih tua, menumbuhkan rasa bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mencintai dan melestarikan alam semesta sebagai indikator karakter yang baik.
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah terdeteksi masuknya Covid-19. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2), dimana saat dinyatakan menjadi situasi pandemi, banyak sekali terjadi perubahan bahkan hingga saat ini perubahan dalam proses pembelajaran masih terjadi. Untuk itu diperlukan penambahan cara belajar dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang harus ditambahkan adalah dengan menambahkan pembelajaran budaya humanis dalam proses pembelajaran pemrograman komputer. setelah melalui 2 tahun pemulihan ini, proses pembelajaran pemrograman komputer mengalami perubahan dan juga diperlukan sekali motivasi belajar yang tinggi. Terkadang pada proses pembelajaran yang dilakukan membuat para pengajar menghadapi tantangan yang cukup tinggi, dalam menyampaikan materi yang hendak dicapai saat diakhir pembelajaran. Dengan ditambahkan pembelajaran humanis berbasis Tri Hita Karana, yang dikembangkan sesuai dengan pengajarnya sendiri. Adapun konsep Tri Hita Karana yang disampaikan adalah untuk mencapai kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan. Dimana dalam proses pembelajaran yang disampaikan tetap mengutamakan proses yang dinamakan keharmonisan. Bagaimana keharmonisan bisa dicapai adalah dengan membuat kedamaian yang dilakukan Bersama dengan menyelaraskan antara manusia dan lingkungan. Untuk itu diperlukan sekali bahwa dalam keharmonisan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil konsepsi siswa dan faktor-faktor penyebab terbentuknya miskonsepsi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja tentang materi tekanan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021. Penelitian ini tergolong penelitian expostfacto menggunakan pendekatan mixed methods. Strategi yang digunakan adalah sequenitial explanatory. Data dikumpulkan melalui tes diagnostik berbentuk pilihan ganda dilengkapi dengan CRI, pedoman wawancara, kuisioner/angket serta checklist buku yang digunakan siswa dan guru. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan profil konsepsi siswa dalam memahami materi tekanan adalah 21,71% memahami konsep, 23,02% kurang pengetahuan, 21,91% tidak tahu konsep, dan 33,36% mengalami miskonsepsi. Faktor penyebab terbentuk miskonsepsi yang berasal dari faktor internal siswa meliputi rendahnya minat dan motivasi belajar siswa, serta kurangnya pengetahuan awal dan pemahaman siswa; sedangkan faktor eksternalnya adalah buku teks IPA yang digunakan kurang komunikatif dan metode mengajar guru bersifat monoton dan kurang cocok dengan materi dan kondisi siswa
Attachment dipahami sebagai ikatan emosional yang kuat antar individu dalam hubungan keluarga, seperti orangtua dan anak. Attachment bersifat kekal sepanjang waktu dan ikatan tersebut tetap bertahan walaupun figur lekat tidak tampak dalam jangkauan mata. Attachment dapat dikenali dengan adanya perasaan aman, cinta, kasih, kehangatan dan keharmonisan. Attachment juga berpengaruh dalam membentuk kepribadian individu. Individu yang memiliki attachment kuat dengan ayah ibunya, akan sangat kuat terbentuk kepribadiannya. Sedangkan attachment yang tidak terbangun dengan baik juga akan membentuk kepribadian yang kasar dan penuh amarah. Penelitian ini membahas tentang attachment anak perempuan dengan ayahnya dengan pemberian layanan konseling psikodinamik menggunakan nilai-nilai Tri Hita Karana. Metode penelitian menggunakan kualitatif dan observasi langsung, dimana peneliti berperan sebagai konselor yang melakukan konseling. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa factor lemahnya attachmen anak perempuan dengan ayahnya yaitu, (1) perpisahan yang tiba-tiba antara anak dengan ayah sebagai akibat konflik ibu dan ayah, (2) terjadi trauma psikis, (3) kebiasaan ayah suka memukul, (4) pengasuhan yang tidak stabil di keluarga, (5) sering berpindah tempat atau domisili, (6) problem psikologis yang dialami orangtua. Pelaksanaan konseling menggunakan pendekatan psikodinamik dengan nilai Tri Hita Karana berlangsung dengan baik, yaitu dengan menggunakan beberapa teknik (1) Teknik Asosiasi Bebas, (2) Interpretasi atau Penafsiran, (3) Analisis Transferensi. Berdasarkan hasil konseling yang telah dilakukan, subjek mengaku menemukan berbagai perubahan dalam dirinya, diantaranya meningkatnya kepercayaan diri, terhapusnya trauma, serta subjek mampu menerima kejadiaan yang akan terjadi dalam keluarganya pada kehidupan selanjutnya.
Harmony in the life of the state, society and family really needs to be nurtured and preserved from an early age. Harmony is not only in religion, but in all things in life. Considering that the Indonesian state consists of many religions (six religions and belief systems), many islands, many customs, many languages and many tribes in it. Harmony is a peaceful and peaceful life in living a social life of mutual tolerance between people with one another, both of the same religion or different religions, so as to create harmony in life. The purpose of this study is to describe the implementation of Tri Hita Kirana in the world of work, education and socio-cultural society. Meta-synthesis as a qualitative systematic review method with a meta-aggregation approach is the method of choice for this research. There are ten Tri Hita Karana articles reviewed. Tri Hita Karana as a philosophy of view of life that can be used as a philosophical foundation for living in harmony, creating a harmonious relationship with God, harmonious human-human relations, and human-human relations with the universe. If harmony has been created starting from the smallest scope, namely family, society and country, then tolerance and harmony in life will create happiness on earth. Tri Hita Karana can be implemented in the world of work, education and socio-cultural.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.