Isu blue carbon telah menjadi perhatian dunia, melalui konsep UNEP 2009 yang telah memasukan vegetasi padang lamun sebagai penyerap karbon di lautan. Penyerapan karbon yang disimpan melalui sedimen dan jaringan pada lamun dalam bentuk biomassa. Penelitian yang dilakukan di Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Sintok, Karimunjawa bertujuan untuk melihat tingkat kerapatan, tutupan dan penyerapan karbon yang tersimpan dalam biomassa jaringan lamun (akar, rhizoma dan daun). Kerapatan serta tutupan lamun diukur dengan melakukan sampling lapangan menggunakan metode transek kuadrat 1m x 1m, identifikasi jenis lamun melihat panduan dari buku seagrasswatch. Hubungan kerapatan, biomassa dilakukan untuk melihat nilai kandungan karbon pada lamun. Sampling kerapatan, tutupan lamun dan nilai biomassa dilakukan pada semua titik, sedangkan untuk analisa karbon pada metode pengabuan dilakukan pada titik 50 m yang kemudian dikonversikan dengan nilai biomassa pada titik lainnya. Hasil pada penelitian ini ditemukan 8 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, Thallasia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila minor, dan Halophila decipiens. Cymodocea rotundata mendominasi dikedua lokasi dengan kerapatan mencapai 1030 ind/m2. Nilai biomassa dibawah substrat (554,54 gbk/m2) lebih besar dibandingkan nilai biomassa diatas substrat (342,72 gbk/m2) diikuti nilai kandungan karbon dibawah substrat (193,31 gC/m2) yang lebih besar dibandingkan nilai kandungan karbon diatas substrat (119,99 gC/m2). Total kandungan karbon pada lokasi Pulau Menjangan Kecil adalah 32,18 ton karbon/ha dan Pulau Sintok adalah 4,18 ton karbon/ha.
AbstrakPenyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah. Reptil laut ini mampu bermigrasi dalam jarak yang sangat jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Asia Tenggara. Di dunia ada 7 jenis penyu dan 6 diantaranya terdapat di Indonesia. Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu karena predator alami maupun manusia. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4 -24 Agustus 2014 dan bertempat di Turtle Conservation and Education Center (TCEC), Denpasar Selatan, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik konservasi dan persentase keberhasilan penetasan telur penyu di TCEC, Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi atau pengamatan secara langsung yang dilakukan di lapangan, dan metode pengukuran suhu sarang semi alami. Pengukuran suhu dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin dari tukik yang menetas. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi penangkaran penyu berada di kawasan yang kurang strategis karena letaknya terlalu jauh dari air laut sehingga suhu serta kelembabannya tidak dapat stabil. Kadar air merupakan faktor penting dalam pertumbuhan embrio dan penetasan telur. Hal ini akan menyebabkan penurunan persentase penetasan telur penyu. TCEC didirikan sebagai tempat edukasi konservasi penyu, pelestarian penyu, dan penyedia penyu untuk upacara adat di Bali serta mengurangi perdagangan baik daging, cangkang ataupun telur penyu.
Kecamatan Muara Gembong adalah wilayah dengan ekosistem mangrove yang cukup luas dan tersebar. Mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai subtropis di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Kondisi ekosistem mangrove sangat peka terhadap gangguan dari luar terutama dari kegiatan pencemaran, konversi hutan mangrove menjadi kawasan non-hutan, ekploitasi hasil mangrove yang berlebihan sehingga terjadi dinamika pada luasan lahannya. Perubahan yang terjadi pada ekosistem mangrove ini dapat berupa penambahan, pengurangan, dan lahan yang tetap. Metode yang dilakukan pada penelitian ini berupa pengolahan data satelit citra Sentinel 2A, Landsat 8, dan Landsat 5 untuk menganalisa sebaran mangrove pada tahun 2009, 2014, dan 2019, serta perubahan yang terjadi. Validasi data dilakukan dengan pengamatan kawasan langsung di lokasi penelitian berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan. Hasil pengolahan data menunjukan di Kecamatan Muara Gembong pada tahun 2009-2019 diketahui terjadi penambahan luasan lahan mangrove sebesar 1017,746 ha dan pengurangan luasan mangrove sebesar 275,37 ha. Selain itu, terdapat pula lahan mangrove yang tetap bertahan pada kurun waktu 2009-2019 seluas 255,057 ha. Sehingga perubahan lahan mangrove yang terjadi di Kecamatan Muara Gembong cenderung mengalami pertambahan luasan lahan mangrove, yaitu sebesar 66% lahan mangrove yang bertambah. Muara Gembong Subdistrict is an area with a wide and scattered mangrove ecosystem. Mangroves are a group of plant species that grow along tropical to subtropical coastlines in an environment that contains salt and landforms in the form of beaches with anaerobic soil reactions. The condition of mangrove ecosystems is very sensitive to outside disturbances, especially from pollution activities, conversion of mangrove forests to non-forest areas, excessive exploitation of mangrove products resulting in dynamics in the area of land. Changes that occur in this mangrove ecosystem can be in the form of addition, subtraction, and permanent land. The method used in this research is the processing of Sentinel 2A, Landsat 8, and Landsat 5 satellite image data to analyze the distribution of mangroves in 2009, 2014 and 2019, and the changes that occur. Data validation is done by direct observation of the area at the research location based on data processing that has been done. The results of data processing showed that in Muara Gembong Subdistrict in 2009-2019 it was known that there was an increase in the area of mangrove land by 1017, 746 ha and reduction in mangrove area by 275.37 ha. In addition, there are also mangrove lands that have survived in the period 2009-2019 covering 255,057 ha. So that changes in mangrove land that occur in Muara Gembong District tend to experience an increase in the area of mangrove land, which is equal to 66% of the mangrove land that is increasing.
ABSTRAK: Kajian mengenai mikroplastik pada muara Sungai Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah perlu dilakukan untuk mengetahui jenis polimer dan bentuk dari mikroplastik karena Sungai Kendal berpotensi membawa mikroplastik hingga ke laut. Penelitian mengenai mikroplastik ini terbagi dalam 3 tahap yaitu pengambilan, pengolahan, dan identifikasi. Pengambilan sampel pada permukaan laut menggunakan plankton net 60 µm pada 4 stasiun berbeda. Pengolahan sampel dilakukan dengan 3 tahap yaitu pendegradasian bahan organik, pemisahan densitas, penyaringan. Identifikasi polimer mikroplastik menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red) dan identifikasi bentuk menggunakan mikroskop stereo. Hasil identifikasi polimer mikroplastik yang terdapat pada muara Sungai Kendal adalah polyethylene dan polypropylene. Bentuk mikroplastik yang didapatkan adalah fragment, film, foam, dan fiber. ABSTRACT: The study of microplastics in Kendal Estuary, Kendal Regency, Central Java, is necessary to know the polymer and shape of microplastics because Kendal River has potential to bring microplastics to ocean. This study contains three steps of processing. The first step is sampling, then sample processing, and identification. Sample of microplastics is taken in surface water using plankton net 60 µm at 4 stations. Sample processing had three steps, first is the degradation of organics matter, density separation, then sample filtration. Polymer identification used FTIR (Fourier Transform Infrared) and shape identification used stereo microscope. The results of polymer identification indicate that is two type of polymer, that is polyethylene and polypropylene. the shape of microplastics is fragment, film, foam, and fiber
Kondisi perairan suatu wilayah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda – beda salah satunya pada Perairan Jawa khususnya bagian utara. Perairan Utara Jawa memiliki kondisi arus dan gelombang yang cukup stabil dimana hal ini berpengaruh terhadap kandungan yang terdapat di dalamnya. Perairan Kendal merupakan salah satu perairan yang terletak di Utara Jawa yang dimanfaatkan dalam kegiatan perikanan. Kendal merupakan Kabupaten yang memiliki hasil tangkapan ikan yang cukup besar yang dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan sehari- hari. Kabupaten Kendal juga terkenal dengan kegiatan industri seperti industri Kayu Lapis. Kegiatan industri berdampak terhadap kondisi perairan di Kendal karena buangan limbah cair maupun padat yang dapat mempengaruhi tingkat kesuburan. Tingkat sesuburan perairan dapat dilihat salah satunya dari kandungan klorofil-a yang terdapat di dalamnya. Kandungan klorofil-a pada perairan dapat dilihat melalui banyaknya fitoplankton karena fitoplankton merupakan penghasil klorofil-a tertinggi di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas Perairan Kendal dilihat dari kandungan klorofil-a dan fitoplankton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode deskripstif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang kualitas perairan melalui sebaran kandungan spasial klorofil-a pada Perairan Kendal. Teknik penentuan lokasi sampling dan pengambilan sampel menggunakan metode purpose sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan sebanyak 10 titik. Titik lokasi ditandai menggunakan Global Positioning System. Hasil yang didapatkan dari penelitian menunjukkan hasil persebaran konsentrasi klorofil-a pada masing – masing stasiun berbeda dan hasil kelimpahan fitoplankton yang di dapatkan juga berbeda tetapi sesuai dengan konsentrasi klorofil-a pada masing – masing stasiun. Perbedaan disebabkan karena adanya faktor perbedaan lokasi sampling. Konsentrasi klorofil yang tertinggi terdapat pada stasiun 6 sebesar 1,7025 mg/m³ dan kelimpahan fitoplankton tertinggi juga pada stasiun 6 sebanyak 43.373 sel/L.The condition of the waters of an area has different fertility levels - one of which is in the Java waters especially in the north. The waters of North Java have relatively stable currents and waves which affect the content contained therein. Kendal waters is one of the waters located in North Java that is used in fisheries activities. Kendal is a regency that has a large enough fish catch that is utilized by the community for daily life. Kendal Regency is also famous for industrial activities such as the Plywood Industry. Industrial activities have an impact on water conditions in Kendal because of liquid and solid waste discharges that can affect fertility. Water fertility can be seen one of them from the content of chlorophyll-a contained in it. Chlorophyll-a content in water can be seen through the number of phytoplankton because phytoplankton is the highest chlorophyll-a producer in water. The purpose of this study was to determine the quality of Kendal Waters in terms of chlorophyll-a and phytoplankton content. The method used in this research is descriptive method, descriptive method is intended to get a picture of the quality of waters through the distribution of spatial content of chlorophyll-a in Kendal waters. The technique of determining the location of sampling and sampling uses the purpose sampling method. Field data collection was carried out by 10 points. Location points are marked using the Global Positioning System. The results obtained from the study showed that the distribution of chlorophyll-a concentrations at each station was different and the results of the abundance of phytoplankton obtained were also different but in accordance with the concentration of chlorophyll-a at each station. The difference is due to the sampling location difference factor. The highest chlorophyll concentration was found at station 6 at 1.7025 mg/m³ and the highest phytoplankton abundance was also at station 6 as many as 43,373 cells/L.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.