Pemindahan Kantor Balai Kota Payakumbuh dari Bukik Sibaluik (daerah pinggiran kota) ke Balai Kota baru (daerah pusat kota) di Jalan Veteran disinyalir sebagai salah satu penyebab kemacetan di kawasan central business district (CBD) Kota Payakumbuh. Adanya aktivitas perparkiran kendaraan roda dua dan empat di badan jalan, tingginya volume kendaraan yang melintas, dan keterbatasan ruang parkir pada beberapa pusat kegiatan Kota Payakumbuh menjadi penyebab penurunan lebar jalur lalu lintas efektif khususnya pada jam sibuk pagi dan sore hari. Pada penelitian ini, akan dianalisis kebutuhan ruang parkir mobil dan sepeda motor serta strategi penataan parkir pada badan jalan di Kota Payakumbuh dengan menggunakan analisis Satuan Ruang Parkir (SRP). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa indeks parkir di ruas Jalan Jenderal Sudirman masih mencukupi, sedangkan di ruas Jalan Soekarno - Hatta dan Ahmad Yani, kebutuhan parkir eksisting telah melampaui kapasitas normal (IP100%). Oleh karena itu, maka strategi penataan parkir di badan jalan Kota Payakumbuh dapat dilakukan dengan memindahkan on street parking ke off street parking serta menyediakan kantong parkir di sekitar Jalan Jenderal Sudirman, Soekarno – Hatta, dan Ahmad Yani sesuai dengan kebutuhan parkir untuk mobil sebesar 82 satuan ruang parkir dengan ukuran 2,50 x 5,00 m dan sepeda motor sebesar 312 satuan ruang parkir dengan ukuran 0,75 m x 2,00 m. Alternatif kantong parkir yang tersedia adalah bekas kantor Bupati dengan luas area sekitar 1 ha atau di basement pasar di Blok Timur (luas 1,51 ha untuk parkir mobil) dan Blok Barat (luas 1,46 ha untuk parkir sepeda motor) agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
The Readiness of Road Transportation in Facing the Implementation of Standard Implementation for Euro 4 Emissions: The consumption of fuel oil is quite influenced by the increase in the number of motorized vehicles every year. The consumption also tends to increase with an average growth of 4.24% per year. If left uncontrolled, this is then supposed to trigger an increase in greenhouse gas (GHG) emissions. Thus, as an effort to reduce the impact of greenhouse gas emissions, the Government of Indonesia will immediately impose Euro 4 emission standards for new types of motor vehicles and those being produced gradually by which gasoline-fueled vehicles in October 2018 and vehicles diesel fuel (diesel) in March 2021. The advantages of implementing the Euro 4 Emission Standard compared to the previous standard (Euro 2) are being able to reduce emissions significantly, save fuel subsidies, and increase the competitiveness of automotive production and market share in the international level. In this research, the priority strategies that need to be carried out by stakeholders in the implementation of Euro 4 Emission Standards for road transport will be analyzed. The research method used SWOT two factors, including internal and external to determine priority strategies. Internal factors include strengths and weaknesses, while external factors deal with the opportunities and threats. According to the results of the research, it is known that the obtained priority strategy was the strategy that used strength (Strengths/S) to take advantage of opportunities (O) including the need to gradually implement greenhouse gas mitigation regulations, especially for the automotive industry in order to encourage increased exports of motor vehicles, develop the technology dealing with the test of motor vehicles types which have the standard of Emisi Euro 4 in Indonesa to increase either the domestic production or exports target, take an advantage of the market to boost the export of motor vehicles, and improve the quality of fuel oil (BBM) in Indonesia in Euro 4 Emission to maintain the performance of motor vehicles either for dometic or for export purposes.Keywords: Motorized vehicles, emission, greenhouse gases and Euro 4. Konsumsi bahan bakar minyak cukup dipengaruhi oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya. Konsumsi tersebut juga cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,24% per tahun. Jika dibiarkan, maka hal ini disinyalir akan memicu peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya pengurangan dampak emisi GRK, Pemerintah Indonesia akan segera memberlakukan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan bermotor tipe baru maupun yang sedang diproduksi secara bertahap yaitu pada Oktober 2018 untuk kendaraan berbahan bakar bensin dan pada Maret 2021 untuk kendaraan berbahan bakar diesel (solar). Keunggulan penerapan Standar Emisi Euro 4 dibandingkan dengan standar sebelumnya (Euro 2) yakni mampu menurunkan emisi secara signifikan, menghemat subsidi bahan bakar, serta meningkatkan daya saing produksi otomotif serta pangsa pasar di kancah internasional. Penelitian ini akan menganalisis strategi prioritas yang perlu dilakukan para stakeholder dalam penerapan Standar Emisi Euro 4 bagi angkutan jalan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis SWOT dengan menggunakan dua faktor, meliputi internal dan eksternal untuk menentukan strategi prioritas. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal mencakup peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa strategi prioritas yang digunakan merupakan strategi dengan memanfaatkan kekuatan (Strengths/S) untuk mengambil manfaat dari peluang (opportunities/O) yang meliputi perlunya implementasi regulasi mitigasi GRK secara bertahap khususnya untuk industri otomotif guna mendorong peningkatan ekspor kendaraan bermotor, mengembangkan teknologi uji tipe kendaraan bermotor berstandar Emisi Euro 4 di Indonesia agar target produksi domestik maupun ekspor meningkat, memanfaatkan pangsa pasar untuk mendongkrak ekspor kendaraan bermotor, serta meningkatkan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia yang berstandar Emisi Euro 4 agar performa mesin kendaraan bermotor terjaga, baik untuk keperluan domestik maupun ekspor.Kata kunci : Kendaraan bermotor, emisi, gas rumah kaca dan Euro 4.
Pertumbuhan pengguna kendaraan bermotor dinilai tidak sebanding dengan penyediaan infrastruktur jalan di Kota Balikpapan. Untuk mengontrol kelancaran lalu lintas, Dinas Perhubungan Kota Balikpapan menerapkan Automatic Traffic Control System (ATCS) di sejumlah ruas jalan dan persimpangan yang memiliki kepadatan arus lalu lintas tinggi, salah satunya di Simpang Dome. Namun, keberadaan ATCS tersebut pun belum seluruhnya mampu meminimalisasi kemacetan, pelanggaran, maupun kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini menganalisis strategi optimisasi kinerja ATCS di Simpang Dome Kota Balikpapan dengan menggunakan analisis Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan simulasi skenario kinerja lalu lintas menggunakan software Vissim. Dari hasil analisis dan simulasi diketahui bahwa antrean kendaraan maksimum di Simpang Dome pada jam puncak mencapai 62,06 meter dan tundaan rata-ratanya berkisar selama 33,51 detik/smp dengan tingkat pelayanan D. Oleh karena itu, strategi yang dilakukan untuk mengoptimisasi kinerja ATCS di Simpang Dome antara lain pengaturan cycle time (fase hijau) arah selatan, timur, dan barat dari 15, 30, dan 35 detik menjadi 20, 25, dan 20 detik serta diperlukan penerapan yellow box junction (YBJ) untuk mencegah penumpukan kendaraan di persimpangan. Di samping itu, perbaikan alinyemen vertikal, khususnya untuk Jalan Syarifuddin Yoes, juga perlu dilakukan agar seluruh volume kendaraan yang melewati jalan tersebut dapat tertampung serta dapat memenuhi tingkat pelayanan minimum B, di jalan arteri primer dengan persyaratan tundaan berkisar lebih dari 5-15 detik per kendaraan.
AbstrakTerminal Sei Ambawang sebagai Terminal Antar Lintas Batas Negara (ALBN) yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat dibangun untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, baik di dalam negeri maupun dengan wilayah negara tetangga dan meningkatkan pelayanan bagi para pengguna bus dan terminal. Keberadaan Terminal Sei Ambawang diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses wilayah negara tetangga untuk mendongkrak kegiatan perekonomian maupun sosial. Penelitian ini menganalisis kinerja pelayanan bus dengan melibatkan sebanyak 31 indikator yang dikaji dan Terminal Sei Ambawang sebanyak 41 indikator yang dikaji menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Pengukuran dilakukan terhadap 60 responden menggunakan skala Likert. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja pelayanan bus dan terminal di Terminal Sei Ambawang masing-masing sebesar 74,54% dan 71,73%. Hal ini menandakan bahwa para pengguna bus dan terminal merasa puas terhadap kinerja pelayanan di Terminal Sei Ambawang. Atribut tertinggi dalam kepuasan kinerja pelayanan bus adalah keahlian pengemudi dan kemudahan mendapatkan tiket dengan nilai rata-rata sebesar 3,01 sehingga atribut tersebut perlu dijaga kualitasnya, sedangkan nilai IKM terendah terletak pada atribut tanda pengenal bagasi dengan nilai rata-rata sebesar 2,7. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja pelayanan bus ke depannya, pihak operator bus perlu memberikan tanda pengenal bagasi pada setiap barang bawaan para penumpang yang berisi identitas penumpang agar mudah dikenali, tidak tertukar, dan terjamin keamanannya. Di sisi lain, atribut tertinggi dalam kepuasan kinerja pelayanan terminal meliputi atribut kondisi jalur kedatangan bus, rambu/petunjuk dalam terminal, dan keteraturan sistem naik turun penumpang dengan nilai rata-rata sebesar 3,13. Hal ini menandakan bahwa ketiga atribut tersebut dalam kondisi baik dan memadai. Namun, atribut keberadaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan atribut dengan nilai IKM terendah, yaitu sebesar 2,10. Dengan demikian, pihak penyelenggara Terminal Sei Ambawang perlu menyediakan fasilitas ATM untuk perbaikan kinerja pelayanan terminal ke depannya.Kata kunci: Sei Ambawang, kinerja pelayanan bus dan terminal, dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)AbstractService Performance of Bus and Inter-State Border Terminal of Sei Ambawang: Sei Ambawang Terminal as an Inter-State Border (ALBN) Terminal located in West Kalimantan Province was built to improve connectivity between regions, both domestically and with neighboring countries and to improve services for bus and terminal users. The existence of the Sei Ambawang Terminal is expected to facilitate the community in accessing neighboring countries to boost economic and social activities. This study analyzed the performance of bus services by involving 31 indicators studied and Sei Ambawang Terminal of 41 indicators using the Customer Satisfaction Index (CSI). The measurement was made on 60 respondents using a Likert scale. From the results, it is known that the levels of user satisfaction on the performance of bus and terminal services in the Sei Ambawang Terminal were 74.54% and 71.73% respectively. It indicates that bus and terminal users were satisfied with the service performance at Sei Ambawang Terminal. The highest attributes in bus service performance satisfaction were the drivers’ expertise and ease in getting tickets with an average value of 3.01 so that the quality of the attributes need to be maintained, while the lowest CSI value was the attribute of baggage identification with an average value of 2.7. Therefore, to improve the performance of bus service, it needs to provide baggage identification on each passenger’s luggage containing passenger data so that they are easily recognized, not exchanged, and safety guaranteed. On the other hand, the highest attributes in the satisfaction of terminal service performance included the attributes of bus arrival lane conditions, signs/directions in the terminal, and the regularity of load and unload passenger’s system with an average value of 3.13. It indicates that the three attributes were in good and adequate condition. However, the attribute of the Automatic Teller Machine (ATM) was at the lowest CSI value, which was 2.10. Therefore, the operator of Sei Ambawang Terminal needs to provide ATM facilities to improve the performance of the terminal services in the future.Keywords: Sei Ambawang, bus and terminal service performance, and Customer Satisfaction Index (CSI).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.