Kejadian balita pendek atau yang biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Balita stunting akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Angka prevalensi kejadian stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Prevalensi balita sangat pendek dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia sebesar 9,8% dan 19,8%. Pada tahun 2019 prevalensi balita di Kota Yogyakarta mencapai 20%. Posyandu Kunir V merupakan salah satu posyandu yang terletak di Kota Yogyakarta, maka perlu adanya tindakan untuk mencegah agar stunting pada balita tidak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan orang tua dalam melakukan pencegahan stunting pada balita. Kegiatan ini dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap persiapan yang dilakukan dengan melakukan pendataan dan pengkajian terhadap masalah, pemberian penyuluhan kepada orang tua, serta post-test dan tahap akhir berupa pembuatan laporan, evaluasi dan tindak lanjut kegiatan ini. Pengabdian masyarakat diikuti oleh ibu dengan balita sebanyak 19 orang. Pengabdi memberikan edukasi kepada orang tua menggunakan media audiovisual yaitu menggunakan video yang menjelaskan tindakan pencegahan stunting pada balita selama masa pandemi Covid-19. Hasil evaluasi tingkat pengetahuan orang tua tentang pencegahan stunting menunjukkan bahwa sebesar 84,2 % ibu memiliki pengetahuan baik dan 15,8 % memiliki pengetahuan cukup, tidak ada yang berpengetahuan kurang. Edukasi tentang pencegahan stunting dapat meningkatkan pengetahuan orang tua sehingga hal tersebut dapat menjadi dasar bagi orang tua untuk melakukan tindakan agar anaknya dapat terhindar dari stunting dan memiliki perkembangan serta pertumbuhan yang maksimal.
At puberty, young women will experience an increase in the hormone estrogen, allowing adolescents to experience vaginal discharge. Leucorrhoea can be caused due to wrong habits in doing personal hygiene. In Indonesia 2013 there were 237,641,326 cases of adolescents experienced vaginal discharge (75%) Based on statistical data in Indonesia 2008, of 43.3 million adolescents aged 15-24 years of unhealthy behavior which is one of the causes of leucorrhoea According to static data in the Special Region of Yogyakarta in 2009 the number of teenagers 2.9 million people aged 15-24 years 68% experience vaginal discharge. The objective studyd is knowing the effect of health education with audiovisual methods on knowledge, attitudes, and personal hygiene behavior in handling vaginal discharge. This research is conducted at SMP Negeri 1 Gamping for class XIII and IX. Data collection begins with conducting a pretest, providing health education with audiovisual methods, and posttest. The data obtained will be performed univariate analysis and bivariate analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test. The average score of the level of knowledge in the pretest handling was 85.3 and the posttest was 86.7. The average score of the pretest attitude was 80.7 and the posttest was 80.8. The average score of the pretest behavior was 73.4 and the posttest was 76.3. Health education using audiovisual does not affect the level of knowledge and attitudes of adolescents in handling vaginal discharge, but does affect adolescent behavior. Keywords: Adolescent; Vaginal Discharge
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu selama hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan orangtua dalam melakukan pencegahan stunting pada balita melalui promosi Kesehatan yang diberikan dalam bentuk penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Sebanyak 25 ibu dengan balita mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir. Sebelum dilakukan penyuluhan semua peserta mengerjakan pretest terlebih dahulu kemudian dilanjutkan pemberian penyuluhan kepada orangtua, serta posttest dan tahap akhir untuk mengevaluasi tingkat pemahaman peserta. Hasil pretest menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 56 %, sedangkan tingkat pengetahuan baik sebesar 36% dan tingkat pengetahuan kurang sebesar 8%. Setelah pengabdi memberikan penyuluhan tentang pencegahan stunting pada balita, hasil posttest menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 88%. Tingkat pengetahuan cukup menjadi 12% dan tidak ada peserta dengan tingkat pengetahuan kurang. Uji beda mean menujukkan data bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan orangtua sebelum dan setelah mendapatkan penyuluhan tentan pencegahan stunting pada balita Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman orangtua tentang pencegahan stunting pada balita mengalami peningkatan yang cukup tinggi setelah mendapatkan penyuluhan.
ABSTRACT Background: At puberty, young women will experience an increase in the hormone estrogen, allowing adolescents to experience vaginal discharge. Leucorrhoea can be caused due to wrong habits in doing personal hygiene. In Indonesia in 2013 there were 237,641,326 cases of adolescents who experienced vaginal discharge (75%) Based on statistical data in Indonesia in 2008, of 43.3 million adolescents aged 15-24 years of unhealthy behavior which is one of the causes of leucorrhoea According to static data in the Special Region of Yogyakarta in 2009 the number of teenagers 2.9 million people aged 15-24 years 68% experience vaginal discharge Objective: Knowing the effect of health education with audiovisual methods on knowledge, attitudes, and personal hygiene behavior in preventing vaginal discharge. Methods: This research was conducted at SMP Negeri 1 Gamping for class XIII and IX. Data collection begins with conducting a pretest, providing health education with audiovisual methods, and posttest. The data obtained will be performed univariate analysis and bivariate analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test. Result: the average score of knowledge level of pre-test vaginal discharge was 80.7 and posttest was 85.4. The mean score of the pretest prevention attitude was 80.3 and the posttest was 86.4, the pretest behavior average score was 77.8 and the posttest behavior was 79.6. Conclusion: Audiovisual health education has an influence on the level of knowledge, attitudes and behavior of adolescents in preventing vaginal discharge.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.