Latar Belakang: Balita pendek atau stunting masih menjadi perhatian yang serius khususnya pada perawatan anak. Anak stunting bisa menyebabkan mudahnya terkena infeksi akibat ketahanan tubuh yang rendah serta gangguan konsentrasi belajar dan rendahnya prestasi akademik. Di Indonesia angka balita stunting diperkirakan satu dari tiga anak balita jumnlahnya sekitar 8,9 juta anak atau setara 30,2% pada tahun 2018. Stunting atau pendek terjadi akibat kurang gizi kronis yang sudah berlangsung lama. Kejadian stunting diyakini terjadi karena kondisi kekurangan gizi dalam rentang waktu yang lama dimulai sejak anak dalam kandungan sampai anak usia 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan). Terbatasnya akses antenatal care atau kurangnya kunjungan saat hamil dan kurangnya pengetahuan ibu menjadi factor penyabab stunting.Tujuan penelitian: untuk mengidentifikasi hubungan antara kunjungan antenatal care dalam memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan dengan kejadian stunting di Kabupaten Kulon Progo.Metode: Design penelitian dengan menggunakan cross sectional, data anak balita stunting diperoleh dari Puskesmas selanjutnya dilakukan home visit untuk dilakukan pengukuran antropometri, dan orangtua responden diminta untuk mengisis kuesioner tentang kunjungan Ante Natal Care. Responden pada penelitian ini sebanyak 100 anak balita usia 2-5 tahun yang mengalami stunting.Hasil: Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kunjungan antenatal care dengan kejadian stunting diketahui dengan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Dengan keeratan hubungan sedang ditandai dengan nilai koefisien korelasi sebesar (r)=0,389.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara frekuensi kunjungan antenatal care dengan kejadian stunting di Kabupaten Kulon Progo.Saran: bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti fator-faktor lain selain factor kunjungan pada balita stunting.
Anak dengan retardasi mental mengalami penurunan fungsi intelektual, adaptasi social, dan gangguan perkembangan. Anak dengan retardasi mental mengalami kesulitan dalam pemenuhan ADL (activity daily living ) seperti makan, minum, berpakaian, toileting, dan lain-lain. Sehingga membutuhkan peran orangtua dalam membantu mereka melakukan ADLnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan tingkat kemandirian activity daily living (ADL) pada anak retardasi mental di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik Sampling dengan purposive sampling sebanyak 46 orang tua anak dengan retardasi mental. Analisis data dilakukan dengan uji Kendall Tau dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa peran orang tua yang mendampingi anak retardasi mental di Yogyakarta dengan kategori tinggi sebanyak (58,7%). Tingkat kemandirian activity daily living pada anak retardasi mental dengan kategori tinggi sebanyak (47,8%). Hasil uji Kendall Tau diperoleh nilai p (0,007) < 0,05 dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,380. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan tingkat kemandirian activity daily living (ADL) pada anak retardasi mental di Yogyakarta. Melalui penelitian ini diharapkan anak retardasi mental yang didampingi dan dimotivasi orangtua lebih mampu secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti ADL nya.
ABSTRAKPenyakit infeksi akibat cacing usus di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini berhubungan dengan kurang diperhatikannya pola perilaku hidup bersih dan sehat. Penyakit cacing dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menghambat prestasi belajar murid sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data prevalensi kecacingan pada murid Sekolah Dasar Negeri di Desa Cihanjuang Rahayu. Penelitian ini menggunakan metode epidemiologik observasional dengan bentuk dan rancangan prevalensi selektif. Objek penelitian ini adalah sampel tinja murid-murid SD Kelas III hingga Kelas V dari empat SD yang berbeda selama 25-27 juni 2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling design. Sampel tinja diperiksa menggunakan teknik sediaan tebal atau teknik Kato. Dari 142 sampel yang diperiksa, ditemukan 22 sampel yang positif mengandung telur atau larva cacing, yaitu: 12 sampel mengandung cacing A. lumbricoides, 7 sampel mengandung cacing T. trichiura, 1 sampel mengandung E. vermicularis, dan 2 sampel mengandung cacing tambang. Prevalensi kecacingan pada murid SDN di Desa Cihanjuang Rahayu adalah 15,5%. Angka ini menunjukkan bahwa ada sebanyak 15,5% murid-murid SDN terinfeksi atau mengidap penyakit cacing.
Latar Belakang: Kematian balita akibat diare sering dikaitkan sebagai akibat buruknya pengelolaan diare di rumah sehingga anak-anak mengalami kehilangan cairan. Anak-anak dengan diare yang tidak diobati dini dapat memiliki konsekuensi fatal termasuk menyebabkan kematian pada anak-anak. Seorang ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang baik dalam mengelola anak selama diare untuk mengurangi angka kematian dan morbiditas pada anak dengan diare. Karena kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan diare anak, karena banyak orang tua menganggap anak diare bukan penyakit tetapi sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang manajemen diare dan klasifikasi diare di Puskesmas Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas di Bantul Yogyakarta, dari Mei hingga Agustus 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita diare yang dirawat di Puskesmas di Bantul selama periode Januari dan Juni 2018 sebanyak 47 balita. (usia 1- 59 bulan). Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner, mengumpulkan data tentang pengetahuan ibu tentang pengelolaan diare di rumah dengan metode kunjungan rumah. Data klasifikasi diare diambil dari data sekunder (data dari catatan medis). Analisis bivariat dilakukan dengan korelasi Gamma.Hasil: Pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare pada anak balita lebih banyak pada kategori pengetahuan baik sebanyak 57,4%. Klasifikasi diare pada anak-anak sebagian besar termasuk dalam kategori diare tanpa dehidrasi 72,3%. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare dan klasifikasi diare pada anak di wilayah Puskesmas Kasihan 1 dengan nilai p = 0,029 (P <0,05).Kesimpulan: Ada hubungan statistik antara pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare dan klasifikasi diare pada anak di wilayah Puskesmas Kasihan 1 Bantul yang ditunjukkan oleh nilai p = 0,029 (P <0,05)
Diarrhea is the second leading cause of infant mortality worldwide. InIndonesia, diarrhea is among the top 10 diseases handled in the Puskesmasand the top 10 inpatient diseases at regional hospitals. Measlesimmunization is recommended by the world health organization as aprevention and health care effort for children including prevention of theincidence of diarrhea. The general objective of this study was to determinethe relationship between measles immunization status and the incidenceof diarrhea in toddler in the work area of Kasihan Bantul Health Center.This study uses a case control research design with a retrospectiveapproach. Data collection began with data collection ages 12 - 59 monthssuffering from diarrhea in the last 6 months at the Kasihan Bantul HealthCenter. Then the researcher conducted homevisit to ask about the historyof measles immunization in children. The number of samples in thecontrol group was 44 children and the case group was 44 children. Theresults showed that there was no statistically significant relationshipbetween measles status and the incidence of diarrhea in children aged 12-59 months at the Kasihan Bantul Health Center. Health centers and healthworkers need to increase public awareness of the importance of measlesimmunization in infants as a form of support for government programs toprevent the occurrence of diarrhea.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.