Resin akrilik heat cured merupakan material yang paling sering digunakan dalam pembuatan basisgigi tiruan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termoplastik nilon juga menjadipilihan bagi material basis gigi tiruan. Material basis gigi tiruan mempunyai kekurangan pada sifatfisiknya, diantaranya adalah kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan dapat terjadi pada resinakrilik heat cured dan termoplastik nilon diantaranya disebabkan karena terpaparnya material denganlarutan yang mengandung asam, salah satunya adalah kopi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuiperbedaan kekasaran permukaan antara resin akrilik heat cured dan termoplastik nilon sebelum dansetelah direndam dalam larutan kopi Ulee Kareng (Coffea robusta). Jumlah spesimen pada penelitianini ada 8 spesimen, 4 resin akrilik heat cured Meliodent dan 4 termoplastik nilon BIO TONE denganukuran 20x20x2 mm. Spesimen direndam dalam larutan kopi selama 4 hari (mensimulasikanmengkonsumsi larutan kopi selama 1 tahun) dengan larutan kopi diganti setiap hari. Kekasaranpermukaan sebelum dan setelah perendaman diukur menggunakan alat surface roughness tester. Hasiluji t berpasangan pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan bermakna kekasaran permukaansebelum dan setelah perendaman (p<0.05), hasil uji t tidak berpasangan antara resin akrilik heat cureddan termoplastik nilon sebelum perendaman menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) dansetelah perendaman juga menunjukkan perbedaan bermakna (p<0.05). Nilai kekasaran permukaanresin akrilik heat cured lebih tinggi dibandingkan termoplastik nilon setelah direndam dalam kopiUlee Kareng (Coffea robusta).Kata Kunci: Resin akrilik, termoplastik nilon, kopi
Penutupan fisura merupakan metode pencegahan non-invasif yang efektif pada permukaaan gigi dengan pit dan fisura yang dalam dan sempit untuk mencegah terjadinya karies. Bahan penutupan fisura yang sering digunakan adalah resin komposit dan Glass Ionomer Cement (GIC). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perbandingan tingkat kebocoran mikro antara resin komposit dan GIC sebagai bahan penutupan fisura melalui evaluasi in vitro setelah satu bulan aplikasi. Spesimen penelitian berjumlah 16 gigi premolar rahang atas dengan pit dan fisura yang dalam dan sempit. Spesimen ini dikelompokkan menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok pertama menggunakan resin komposit (3M ESPE Clinpro) dan kelompok kedua menggunakan GIC (Fuji VII). Spesimen dilakukan pengkondisian selama satu bulan didalam inkubator dan direndam dalam larutan methilene blue 5% selama 24 jam. Spesimen kemudian diamati dengan menggunakan stereo mikroskop dan diukur tingkat kebocorannya. Skor kebocoran mikro menggunakan penetrasi dye dengan tiga kriteria skor yaitu 0, 1, dan 2. Data dianalisis menggunakan statistik nonparametrik (uji Mann Whitney). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan skor kebocoran mikro yang signifikan antara bahan penutupan fisura resin komposit dan GIC (p<0,05). Kelompok penutupan fisura dengan resin komposit memiliki rerata skor kebocoran mikro lebih kecil (0,25) dibandingkan kelompok penutupan fisura dengan GIC (1,875) setelah penutupan fisura satu bulan.
Introduction: Heat-cured acrylic resin is the most often used material in the manufacture of denture base. Along with the development of science and technology, to overcome the shortcomings of heatcured acrylic resin, repairment of denture base material was done, one of them is a thermoplastic nylon resin. On the use of denture often found Candida albicans attached to the denture. This study aimed to determine the comparison of the amount of Candida albicans colony on heat-cured acrylic and thermoplastic nylon resin after immersed in the Ulee Kareng coffee (Coffea robusta). Methods: The number of specimens in this study were 8 specimens; 4 Meliodent® heat-cured acrylic resins and 4 Bio Tone® thermoplastic nylon resins with size of 10x10x2 mm. The methods of this study was experimental laboratory. The specimens were stored in a solution of Ulee Kareng coffee (Coffea robusta) for 7 days. Each specimen was contaminated with Candida albicans, then the number of Candida albicans colony was counted with Colony counter, from threshing results of heat-cured acrylic and thermoplastic nylon resins. Data were analyzed with unpaired t test. Results: Unpaired t test results showed that there were significant differences (p<0.05) between the number of colonies of Candida albicans in heat-cured acrylic resin (4.5 CFU/ml) and thermoplastic nylon resin (1.5 CFU/ml) after both immersed in the Ulee Kareng coffee (Coffea robusta). Conclusion: The amount of Candida albicans colony on heat-cured acrylic resin was higher than on thermoplastic nylon resin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.