<p>Proses admisi merupakan pintu utama dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi pasien diberikan mulai dari pasien baru reservasi rawat inap hingga pasien pulang. Informasi-informasi mengenai layanan rawat inap sangat dibutuhkan oleh pasien dan keluarga. Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam tatacara rawat inap. Sikap dan komunikasi yang jelas dari pemberi informasi akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Pemantauan terhadap tingkat kepuasan pasien tentunya menjadi target rumah sakit untuk selalu berkembang dan dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Proses admisi merupakan pintu utama dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi pasien diberikan mulai dari pasien baru reservasi rawat inap hingga pasien pulang. Informasi-informasi mengenai layanan rawat inap sangat dibutuhkan oleh pasien dan keluarga. Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam tata cara rawat inap. Sikap dan komunikasi yang jelas dari pemberi informasi akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Pemantauan terhadap tingkat kepuasan pasien tentunya menjadi target rumah sakit untuk selalu berkembang dan dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Sehingga diperlukan penilaian kepuasan pasien terhadap pemberian informasi pada pasien rawat inap di Unit Admisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian informasi pada pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di Unit Admisi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dengan purposive sampling dan melibatkan 96 responden. Pengumpulan data menggunakan checklist kesesuaian pemberian informasi dan kuesioner kepuasan pasien. Data dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rho. Hasil dari uji Spearman Rho didapatkan pemberian informasi awal kepada pasien rawat inap yang sesuai SOP yaitu 60,4%, kurang sesuai SOP 39,6%, kepuasan mutu pelayanan pasien sangat puas 36,5%, puas 47,9%, tidak puas 15,6% dengan p value < 0,05, sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada pemberian informasi pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di unit admisi, dimana p value = 0,021. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian informasi pada pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di Unit Admisi.</p><p><strong>K</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a Kunci: </strong>Pemberian Informasi; Rawat Inap; Admisi; Kepuasan Pasien</p>
The world health in Indonesia is currently growing very rapidly, it can be seen that number of hospital continues to grow. Every hospital needs human resources. HR itself is one of the most important assets in a company organization. Human resources who have work motivation, employees will work harder and create good performance. With that we need an encouragement that can help HR improve their performance. With the motivation to influence human resources to be more optimal in realizing the goals of the organization and the agency. High and low employee performance is influenced by several factors, one of which is leadership style. Thus study aims to determine the relationship between leadership style and work motivation of nurses in the Nur Hidayah Hospital Inpatient Room at in 2021. Research The approach used in this research is descriptive correlasional with cross sectional approach. The population in this study were nurses in the inpatient room at nur hidayah hospital with a total of 35 respondents. Then to analyze the data in this study using the sperm rank with the help of SPSS. Results: The results showed that there was a relationship between leadership style and work motivation of nurses in the inpatient room of nur hidayah hospital, where the correlation coefficient (r) was 0,343 with sig 0,044 (p
<p>Informasi dan pelayanan merupakan masalah utama yang paling banyak ditemui,dimana informasi dan pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dianggapmasih belum cukup, bahkan mengecewakan pasien. berdasarkan data dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), 2011 menunjukan bahwa masih kurangnya tingkat kepuasan pasien di Indonesia terhadap pelayanan rumah sakit termasuk pelayanan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian informasi obat oral dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dan jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan waktu cross sectional, jumlah sampel 109 responden dengan teknik sampling secara accidental sampling dan dianalisis menggunakan uji statistik kendal tau. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pemberian informasi obat oral yang disampaikan perawat dalam kategori baik yaitu 95 (87,2%) responden dengan tingkat kepuasan sebagian besar menyatakan sangat puas yaitu sebanyak 56 (51,4%). Hasil analisis data tersebut menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian informasi obat oral dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.</p><p><br />Kata Kunci: Pemberian Informasi Obat Oral, Kepuasan Pasien.</p>
BACKGROUND: The coronavirus disease-19 (COVID-19) pandemic is of special concern in all parts of the world, including Indonesia. The number of active cases also continues to increase in most provinces in Indonesia, especially in the Special Region of Yogyakarta. This condition requires health workers to collaborate well in suppressing and handling COVID-19 patients. AIM: The aims of this study were to find out how collaboration occurs between health workers in handling COVID-19. This study identifies opportunities and challenges for Interprofessional Collaboration (IPC) health workers at the Primary Health Center of Bantul Regency. METHODS: The design of this study was a cross-sectional study. We used the purposive sampling method to recruit participants. This study was followed by 200 participants who were health workers at the Primary Health Center in Bantul Regency. We used a questionnaire as the instrument. The questionnaire consists of four dimensions of IPC such as knowledge, collaboration, service, and the role of a pharmacist. The data obtained were statistically analyzed using Chi-square and Spearman. RESULTS: The result showed that IPC health worker at Health Primary Center of Bantul was categorized as good (45%). However, IPC at the Health Primary Center is still not optimal. There were top three obstacles in collaborating, namely, lack of time, perception of complicated bureaucracy, and lack of trust from health workers about their knowledge and skill.Based on spearman test p-value for age, gender, education level, years of service, occupation were 0.764; 0,732; 0.808; 0.189; 0.582; 0.746. This result showed that the sociodemographic characteristics of the participants did not significantly affect the IPC (P>0.05). CONCLUSIONS: The main key in practicing IPC was building a good work team, good communication and relationship, responsibility for each other’s, keep learning from each other and being critical, and maintaining the ethics of each profession. Thus, effective and efficient collaboration will be established.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.