Pigeon haemoproteosis caused by Haemoproteus columbae (Apicomplexa: Haemosporida: Haemoproteidae) is globally prevalent in rock doves (Columba livia), although little is known regarding this disease in pigeons and doves in Indonesia. Blood samples of 35 farmed domestic pigeons (C. livia f. domestica) from four localities in Yogyakarta Special Region, Central Java, Indonesia, were collected from March to June, 2016, subjected to a hemogram, and analyzed for the presence of hemoprotozoan infections. Microscopic examination of blood smears revealed a prevalence of 62.5–100% of H. columbae at the four localities (n = 8–10 for each locality), and geometric means of 3.0–5.6% of erythrocytes were parasitized by young and mature gametocytes, suggesting that all infected pigeons were in the chronic phase of infection with repeated recurrences and/or reinfections. Nucleotide sequencing of mitochondrial cytochrome b gene (cytb) for haemosporidian species demonstrated the distribution of four major cytb lineages of H. columbae (mainly HAECOL1, accompanied by COLIV03, COQUI05, and CXNEA02 according to the MalAvi database). Hemogram analysis, involving the estimation of packed cell volume, erythrocyte counts, mean corpuscular volume, mean corpuscular hemoglobin concentration, and plasma protein and fibrinogen levels of 20 parasitized pigeons and five non-infected pigeons demonstrated significant macrocytic hypochromic anemia with hypoproteinemia and hyperfibrinogenemia in the infected pigeons. This study shows the profound impact of long-lasting subclinical pigeon haemoproteosis caused by H. columbae on the health of farmed domestic pigeons.
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat penurunan kadar hormon insulin yang diproduksi kelenjar pankreas. Banyak obat alternatif yang digunakan untuk mengatasi maupun mencegah penyakit diabetes melitus, salah satunya adalah umbi tanaman Sarang Semut (Myrmecodia tuberose) yang mengandung senyawa polisakarida tinggi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk umbi tanaman Sarang Semut (Myrmecodia tuberose.) terhadap kadar dan respon imun tikus Wistar yang diinduksi streptozotocin.Tikus yang digunakan adalah tikus Wistar sebanyak 25 ekor jantan, umur sekitar 2 bulan, dengan berat badan 180-250 gram. Tikus dibagi 5 kelompok secara acak masing-masing 5 ekor. Tikus kelompok I, II dan III dibuat diabetes dengan induksi dosis tunggal streptozotocin intraperitoneal 40 mg/kg bb yang dilarutkan dalam buffer sodium sitrat 0,1 M. Tikus diabetes kelompok I diterapi dengan serbuk umbi tanaman Sarang Semut dosis A (18 mg/200 g bb/tikus/ekor/hari/PO) selama 21 hari dan tikus diabetes kelompok II diterapi dengan serbuk umbi tanaman Sarang Semut dosis B (9 mg/200 g bb tikus/ekor/hari/PO) selama 21 hari. Tikus diabetes kelompok III diberi perlakuan 0,5 mL NaCl fisiologis/200 g bb tikus/ekor/hari/PO selama 21 hari sebagai kontrol positif diabetes. Kelompok IV diberi serbuk umbi tanaman Sarang Semut dosis A (18 mg/200 g bb tikus/ekor/hari/PO) selama 21 hari untuk mengetahui efek dari Sarang Semut itu sendiri. Kelompok V diberi perlakuan 0,5 mL NaCl fisiologis/200 g bb tikus/ekor/hari/PO) selama 21 hari sebagai kontrol negatif. Pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-0, 7, 14 dan 21 terhadap setiap kelompok tikus. Di akhir penelitian, dilakukan uji respon imunologik terhadap fungsi leukosit yaitu uji lazy leucocyte syndrome.Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk umbi Sarang Semut mampu menurunkan kadar glukosa darah, memperbaiki fungsi imunologik leukosit. Pemberian serbuk Sarang Semut dosis A (18 mg/200 g bb tikus/ekor/hari/PO) memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dosis B (9 mg/200 g bb tikus/ekor/hari/PO). Disimpulkan bahwa serbuk umbi Sarang Semut memiliki potensi sebagai antidiabetes melitus dan mampu meningkatkan respon imunologik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.