Penggunaan beton sebagai lapis perkerasan jalan dan pemukiman akan mempengaruhi proses infiltrasi sehingga mengakibatkan terjadi genangan atau banjir ketika musim hujan. Adapun alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu digunakan inovasi perkerasan paving block komposit. Paving block komposit merupakan penggabungan paving block dan beton porous. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kuat tekan beton porous namun tidak mengurangi kemampuannya untuk meloloskan air dan mengkaji sifat mekanik yaitu kuat tekan. Pada penelitian ini beton porous diisi pada bagian tengah paving block dengan variasi diameter beton porous yang dibuat adalah 1 ½”, 2”, 2 ½”, dan 3”. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari. Pada pengujian kuat tekan, nilai tertinggi didapat dari masing-masing variasi berturut-turut adalah 39,260 MPa, 3,864 MPa, 21,747 MPa, dan 15,204 MPa. Klasifikasi paving block berdasarkan mutu kuat tekan didapat bahwa variasi 1 ½” dan 2” termasuk kedalam mutu B, variasi 2 ½” termasuk kedalam mutu C dan variasi 3” termasuk kedalam mutu D. Sehingga dapat disimpulkan nilai optimum kuat tekan inovasi paving block komposit yaitu sebesar 20,80 MPa dengan laju infiltrasi 2,78 mm/s. Nilai optimum tersebut termasuk kedalam mutu B yaitu pada variasi diameter 2” dan 2½”. Paving block komposit diameter 2” dan 2½” ini dapat digunakan sebagai lahan parkir atau trotoar pejalan kaki dan mampu mengatasi banjir ataupun genangan air.
Pengecoran di dalam air membutuhkan biaya yang lebih mahal dalam pengerjaannya, karena dibutuhkan proses dewatering ataupun semen khusus. Penelitian ini menggunakan Natrium Tripoliphosphate (Na5P3O10) sebagai alternatif pemecahan masalah. Natrium Tripoliphosphate berfungsi sebagai lapisan kedap air dalam campuran beton sehingga campuran beton tidak tercampur dengan air. Dalam penelitian ini, ada dua jenis benda uji yang digunakan, yaitu benda uji Underwater Concrete dan benda uji non Underwater Concrete. Nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton diperoleh berdasarkan pengujian laboratorium dengan beton silinder diameter 10 cm x 20 cm dengan perawatan di dalam air gambut. Hasil pengujian kuat tekan Underwater Concrete selama 14 hari yaitu 12.94 MPa, 28 hari 13.31 MPa, dan 56 hari 14.53 Mpa, sedangkan benda uji non underwater concrete selama 14 hari 12.94 MPa, 28 hari 13.39 dan 28 hari 15.27 MPa. Hasil pengujian kuat tarik Underwater Concrete 28 hari diperoleh sebesar 1.91 MPa, dan 56 hari 1.99 MPa serta pengujian Non Underwater Concrete 28 hari diperoleh sebesar 1.79 MPa dan 56 hari 2.06 MPa. Berdasarkan dua hasil pengujian, tidak ada perbedaan signifikan dalam nilai yang diperoleh. Hal tersebut menunjukkan penambahan Natrium Tripoliphosphate dapat berkerja dengan baik di dalam air gambut.
A cycle of heating and cooling can cause gradual chemical changes in reinforced concrete after a fire and these can affect the strength of the concrete. The study aims to analyse the deflection and damage of post-fire concrete beams. The method of study used numerical and experimental analysis on reinforced concrete beam models 1250 mm in length, with a cross-section width of 100 mm and height of 200 mm. The combustion of the specimen was carried out in a brick furnace for a duration of 30 and 60 minutes with an average combustion temperature of 930 and 926 °C. The flexural strength test of the post-burn beam was carried out using a load cell and measured using LVDT at room temperature. The results showed that the deflection that occurred on reinforced concrete beams burned for 30 minutes (BN30) resulted in increased beam deflection by 7% compared to the unburned concrete beam model (BN). Similarly, the concrete beam model which was burned for 60 minutes (BN60) resulted in a 22% increase in beam deflection compared to the unburned concrete beam model. Also, there is a sloping pattern in the relationship curve between load and deflection with increasing duration of the combustion time. This condition is due to a 62% decrease in the load received by the beam when the beam burned for 30 minutes (BN30). Likewise, when the beam burned for 60 minutes (BN60), this caused a 72% decrease in load compared to the unburned concrete beam model. Thus, the duration of fire combustion in concrete beams significantly affects the strength of the reinforced concrete beam.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.