Dunia pesantren dan kharisma kyai merupakan salah satu fenomena yang menarik untuk dikaji. Corak kehidupan kyai dan santri yang demikian besar membuat pesantren berfungsi multi dimensi: kyai tidak hanya berperan sebagai imam di bidang ubudiah dan ritual upacara keagamaan saja, namun sering pula diminta kehadirannya untuk menyelesaikan perkara atau kesulitan yang menimpa masyarakat. Dalam kontek ini peran kyai semakin mengakar di masyarakat ketika kehadirannya diyakini membawa berkah. Maka sudah banyak masyarakat yang mendidik anak-anak mereka ke lembaga pesantren. Hubungan Kiai-santri ada dua tipe: pertama pola hubungan guru dan murid adalah hubungan yang terjalin antara Kiai dan santri sebagaimana layaknya antara guru dengan murid dalam pola hubungan formal, kedua pola hubungan bapak-anak, yaitu pola hubungan yang terjalin antara Kiai dengan santrinya sebagaimana layaknya antara bapak dengan anak. Pola hubungan paternalisme yang terjalin antara Kiai dan santri di pesantren di pengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor yang menyebabkan budaya patronase dapat bertahan sampai sekarang antara lain: Kepemimpinan karismatik Kiai, nilai barakah dan nilai kualat: landasan spiritual realitas sosial Kiai, ikatan seumur hidup antara Kiai dengan santri.

This study aimed to determine whether the socialization of BAZNAS affects the interest of Muzaki in distributing zakat through the National Amil Zakat Agency of Indragiri Hilir Regency. This research was quantitative. The data were analyzed using a simple linear regression method with the help of the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 23. The results of the data analysis showed the tcount was 20.985 so that, ttable 1.651 < tcount 20.985 with a significance of 0.000 under 0.05. Thus, it concluded that the socialization of BAZNAS on the interest of Muzaki in paying zakat through the National Amil Zakat Agency in Tembilahan City has a significant influence.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan qawa’id bahasa arab dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, dokumen dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, yang mempunyai beberapa komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan qawa’id bahasa arab. Peningkatan qawa’id bahasa arab tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai qawa’id bahasa arab mahasiswa pada setiap siklus yaitu nilai ratarata qawa’id bahasa arab mahasiswa sebelum tindakan (pra siklus) hanya sebesar 65,2, pada siklus I nilai rata-rata qawa’id bahasa arab mahasiswa menjadi 74,7, dan pada siklus II meningkat menjadi 81,4. Sebelum dilaksanakan tindakan, mahasiswa yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (≥65) hanya sebanyak 9 mahasiswa (33%), pada siklus I meningkat menjadi 18 mahasiswa (68%), dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 21 mahasiswa (81%).

The purpose of this study was to determine the effect of campus culture on students' decisions to study at STAI Auliaurrasyidin Tembilahan. This study used a quantitative design by random sampling based on the proportions of Isaac and Michael with a significant level of 5% totaling 238 from a population of 748. Questionnaires were used to collect the data in this research and analyzed using simple regression analysis. The results showed that there was a significant cultural influence on student selection decisions. The results also showed that students’ organizations did not attract students' interest in making choices. Therefore, the campus should make culture a tool to make excellence and characteristics that can be used as promotional material to increase the number of students

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peranan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Keberasilan Kegitan Pembelajaran, populasi penelitian adalah kepala sekolah berjumlah 1 orang. Teknik pengambilan data yang digunakan antara lain perekam audio visual, lembaran pencatatan, Kisikisi wawancara. Data dianalisis secara reduksi data, display data, pemeriksaan simpulan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peranan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Keberasilan Kegitan Pembelajaran antara lain: Sebagai educator, manajer, leader/pemimpin, inovator. Adapun perannya sebagai supervisor telah berhasil meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan lainnya misalnya mengikutkan sertakan gurudalam kegiatan pelatihan-pelatihan. Dari hasil penelitian ini, diharapkan Kepada kepala madrasah sebaiknya lebih meningkatkan kinerjanya karena tugas dan posisi kepala madrasah sebagai penerima amanah dari masyarakat akan selalu dinilai oleh masyarakat. Kepada guru sebaiknya selalu meningkatkan profesionalismenya dalam peranya sebagai pendidik. Kepada siswa. Sebagai generasi penerus bangsa harus giat belajar dan memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang positif.