Desa Bontominasa merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba dengan dominasi penghasilan masyarakat melalui Pertanian dan Peternakan. Sistem pertanian yang selama ini digunakan masih bersifat konvensional dan tentunya belum bisa memaksimalkan potensi alam desa yang ada. Penerapan solusi dan pengembangan potensi yang bisa diberikan antara lain: (1) pelatihan pembuatan akuaponik, (2) penerapan sistem minapadi, (3) pembuatan pupuk organik cair dan pupuk kompos, (4) pemanfaatan bunga tanaman telang sebagai minuman herbal, dan (5) pelatihan pemasaran berbasis digital. Pelatihan pembuatan akuaponik, penerapan sistem minapadi dan pembuatan pupuk organik cair dan pupuk kompos dilakukan dalam tiga tahap yaitu sosialiasi dan penyuluhan, praktik pembuatan instalasi/sistem, serta monitoring dan evaluasi. Pelatihan pemanfaatan bunga tanaman telang sebagai minuman herbal dilakukan melalui dua tahap yaitu sosialisasi dan penyuluhan serta praktik pembuatan minuman herbal. Adapun kegiatan terakhir yaitu pelatihan pemasaran berbasis digital. Pelatihan ini dilakukan dengan empat tahap yaitu pelatihan pemasaran digital, pembuatan media pemasaran digital, pelatihan dan pembuatan iklan digital, serta monitoring dan evaluasi. Program/Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah (1) instalasi akuaponik, (2) sistem budidaya minapadi, (3) produk pupuk organik cair dan pupuk kompos, (4) produk minuman herbal dari bunga telang, dan (5) program pemasaran berbasis digital. Untuk menghasilkan program/produk tersebut dilakukan pengembangan. Draft hasil pengembangan dijadikan sebagai bahan dalam kegiatan pelatihan penerapan inovasi teknologi yang dihadiri oleh masyarakat selaku mitra
The topographical conditions in Bulo-Bulo Village, Jeneponto Regency, South Sulawesi, tend to be bumpy and rocky, which is the main problem in farming. Locals exclusively use growing methods because there is little public awareness about cultivation technologies. The community employs a number of different fish farming systems. Additionally, the cost of fish feed has a tendency to change, making it harder for people to satisfy their needs for the primary protein source. The community can be counseled on land use by using aquaponic and aeroponic systems as a possible solution to the issue. Regardless of climatic conditions or current land characteristics, aquaponic technology is recognized as a substitute for integrated farming systems. By providing counseling, instruction, and hands-on support to the residents of Bulo-Bulo Village, the strategy is put into action. The results of this action take the shape of autonomous aquaponic and aeroponic installations that grow food crops and fish in the same space to reduce production costs and increase earnings. Every family in the community is intended to be able to benefit from this activity and use the farming technology in order to reinforce and encourage long-term improvements in the nation of Indonesia's food security.
There have not been many studies using inedible seaweed as a liquid organic fertilizer (LOF), although it contains nutritional components that have benefits for growth and production of plants. This study was done to determine the effectiveness of liquid organic fertilizer application made from inedible seaweed (Sargassum polycystum) on the productivity of spinach plant (Amaranthus tricolor L.). This study analysis used Randomized Block Design (RBD) having 4 treatments (control, LOF 150 mL/L water, LOF 250 mL/L water, and LOF 150 mL/L water) and replicated 4 times, resulting 16 experimental plots. The result showed that the treatment by providing 250 mL/L inedible seaweed liquid organic fertilizer effectively gave the highest yield of spinach than all treatments with height 40.5 cm, leaves number of 32, wet weight of 15.08 g, and the productivity of green spinach plants reaching 4.31 tons/ha. By this study, conclution is the application of inedible seaweed liquid fertilizer 250 mL/L water giving significant effect for spinach growth and production.
Bulbil merupakan salah satu metode perbanyakan secara vegetatif untuk mendapatkan bibit porang namun membutuhkan waktu yang panjang untuk menjadi bibit berkualitas baik yang siap ditanam. Pemberian zat pengatur tumbuh dapat membantu mempercepat tumbuhnya tunas. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas ZPT alami yang bersumber dari air kelapa dan bawang merah pada pembibitan bulbil porang. Penelitian dilakukan pada bulan April–Juni 2022, bertempat di Desa Bontotangnga, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat (4) perlakuan perendaman benih dan empat (4) kali ulangan sehingga diperoleh 16 plot perlakuan. Perlakuan yang digunakan adalah kontrol (air biasa), air kelapa 250 mL/L air, ekstrak bawang merah 150 mL/L air, dan air kelapa 250 mL/L + ekstrak bawang merah 150 mL/L air. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan air kelapa 250 mL/L + ekstrak bawang merah 150 mL/L memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan benih bulbil porang dengan rata-rata waktu muncul tunas 2,3 hari, tinggi tanaman 28,44 cm, diamater batang 7,18 mm, dan volume akar bibit 8,17 mL. Hal ini berarti perendaman dengan air kelapa 250 mL/L air + ekstrak bawang merah 150 mL/L air pada benih bulbil porang efektif memberikan peningkatan pada waktu munculnya tunas, tinggi, dan diameter batang, serta volume akar bibit porang.
Harga cabai di Indonesia setiap bulan berfluktuasi. Ketergantungan akan musim membuat produksi cabai tidak konsisten di setiap tahunnya sehingga kelangkaan sering terjadi di pasaran ketika musim tidak mendukung. Cabai Ayesha tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan, tetapi juga bisa di gunakan sebagai tanaman hias yang bisa lebih dimanfaatkan oleh para petani untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan produksi tanaman cabai Ayesha melalui pemberian larutan AB mixpada dua jenis media tanam. Penelitian ini menggunakan rancangan RAK Faktorial dengan tiga kali ulangan dan menggunakan uji Tuckey. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh pada interaksi jenis media tanah dan tanah+pasir (1:1) dengan nutrisi AB Mix terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit Varietas Ayesha, terdapat pengaruh interaksi media tanah+pasir (1:1) dengan pemberian nutrisi ABmix 5 mL/L, 10 mL/L, dan 15 mL/L terhadap waktu munculnya bunga pada media tanah + ABmix 5 mL/L dan media tanah+pasir (1:1) dengan pemberian ABmix 15 mL/L), dan adanya kecenderungan pengaruh interaksi media tanah+pasir (1:1) dengan pemberian nutrisi ABmix (5 mL/L, 10 mL/L, dan 15 mL/L) pada berat buah cabai per tanaman.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.