The aspect of physical conditions is a major aspect of maximum performance to achieve achievement in the sport of Pencak Silat. The College tapak suci of Pekalongan has a achievement coaching program to prepare the athletes in the competition. Before the training program is arranged, first conducted tests to find the initial physical condition, so that the program to be prepared and delivered appropriately according to the athlete's condition. Research aims to find the VO2 Max profile. Athlete of the city of Pekalongan. VO2 Max. The maximum capacity of cardiorespiration in the processing of oxygen to realize the power (energy) needed by the body for work activities or exercise without excessive fatigue. Method of research is the study of non-experimentation with a quantitative descriptive approach. This research sample amounted to six athletes tapak suci city of Pekalongan. Data retrieval to know the profile of VO2 Max. In the study using the Multystage fitness Test (MFT). Results of this study were obtained VO2 Max profile data. With an average of 38.18 ml/kgBB/min. So the conclusion that the average VO2 Max. Athletes Pencak Silat tapak suci of Pekalongan in the category below average.Keyword : VO2 Max, Physical conditioning, pencak silat, tapak suci, MFTAbstrakAspek kondisi fisik merupakan aspek utama dalam penampilan maksimal untuk meraih prestasi di cabang olahraga pencak silat. Perguruan Tapak Suci Kota Pekalongan memiliki program pembinaan prestasi untuk mempersiapkan atlet - atletnya dalam mengikuti kejuaraan. Sebelum program latihan tersusun, terlebih dahulu dilakukan tes untuk mendapati kondisi fisik awal, sehingga program yang akan disusun dan disampaikan tepat sesuai keadaan atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mendapati profil VO2 Max. atlet Tapak Suci Kota Pekalongan. VO2 Max. yaitu kapasitas maksimal kardiorespirasi dalam mengolah oksigen untuk mewujudkan daya (energi) yang dibutuhkan tubuh untuk aktivitas kerja ataupun berolahraga tanpa rasa lelah berlebih. Metode penelitian ini adalah penelitian kuatitantif non eksperimen menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah enam atlet Tapak Suci Kota Pekalongan. Pengambilan data untuk mengetahui profil VO2 Max. pada penelitian ini menggunakan tes Multystage fitness Test (MFT). Hasil penelitian ini diperoleh data profil VO2 Max. dengan rata-rata sebesar 38,18 ml/kgBB/menit. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata VO2 Max. atlet pencak silat Tapak Suci Kota Pekalongan dalam kategori di bawah rata-rata.Kata kunci : VO2 Max, kondisi fisik, pencak silat, tapak suci, MFT
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengukuran suhu tubuh guna deteksi awal gejala covid-19 dan melakukan sosialisasi tentang penularan gejala, bahaya dan pencegahan penyebaran covid-19 bagi pendatang/pemudik dari luar kota. Target luaran kegiatan ini adalah Deteksi dini penularan covid-19 melalui pengecekan suhu tubuh kepada pendatang dari luar kota, terutama yang berasal dari zona merah dan Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan, penularan, gejala dan bahaya penyebaran covid-19. Metode yang digunakan dibedakan menjadi dua tahap, pada tahap pertama dilakukan observasi langsung, yaitu: tim datang ke lokasi untuk mengukur suhu tubuh pemudik. Tahap kedua penyuluhan, yaitu tim menerangkan secara langsung mengenai pencegahan, penularan, gejala dan bahaya penyebaran covid-19. Kegiatan dilakukan selama 1 hari di posko Kewaspadaan Covid-19 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Lompat tinggi merupakan cabang olahraga atletik yang menuntut atlet untuk bisa melompati mistar setinggi-tingginya. Hasil pengamatan dilapangan mengenai praktek lompat tinggi yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan terdapat mahasiswa dengan postur tubuh yang besar berhasil melakukan lompatan melebihi lompatan mahasiswa dengan postur tubuh yang ideal. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang factor apa yang memiliki hubungan paling kuat dalam menghasilkan lompatan lompat tinggi. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor apa yang memiliki hubungan paling kuat antara nilai berat badan, kekuatan otot tungkai terhadap hasil lompatan lompat tinggi. Metode yang digunakan adalah korelasi yang menghubungkan dua variable yang bersifat kuantitatif. Berdasarkan rhitung (Pearson Correlation) diketahui besar rhitung untuk nilai berat badan (A1) dan kekuatan otot tungkai (A2) mendapatkan hasil lompatan (B) adalah sebesar 0,518 > r table yaitu 0,518 > 0,456, maka terdapat korelasi antara variable kekuatan otot tungkai (A2) dengan hasil lompatan (B). Menurut hasil olah data tersebut terdapat korelasi antara nilai berat badan (A1) dan hasil lompatan lompat tingi sebesar 0,166. Dan korelasi kekuatan otot tungkai (A2) terhadap hasil lompatan lompat tinggi (B) sebesar 0,780. Kesimpulan dari penelitian ini adalah besaran nilai kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang paling kuat dibandingkan nilai berat badan dalam hasil lompatan lompat tinggi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.