Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas sitotoksik dengan nilai LC50dari ekstrak selada merah (Lactuca sativa var.Crispa) pada berbagai pelarut. Sampel selada merah yang digunakan didapatkan dari desa Turirejo kecamatan Lawang-Malang. Simplisia selada merah di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan variasi pelarut yaitu pelarut etanol, metanol, etil asetat, dan n-heksana selama 24 jam. Hasil maserasi dipekatkan dengan alat rotary vacuum evaporator. Kemudian dilakukan uji skrining fitokimia serta KLT untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dalam sampel. Pengujian aktivitas sitotoksik dilakukan dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Hasil ekstraksi didapatkan ekstrak kental etanol, metanol, etil asetat, dan n-heksana secara berturut-turut sebesar 17,30 g; 12,32 g; 25,61 g; dan 3,76 g. Dan hasil dari uji fitokimia menunjukkan ekstrak etanol selada merah mengandung flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, steroid dan alkaloid. Sedangkan ekstrak metanol selada merah mengandung alkaloid, saponin, dan tanin. Pada ekstrak etil asetat selada merah mengandung alkalid, saponin, steroid, dan tanin. Dan pada ekstrak n-heksana selada merah mengandung alkaloid, steroid, triterpenoid, dan tanin. Hasil aktivitas sitotoksik ekstrak metanol memiliki bioaktivitas tertinggi terhadap Artemia salina Leach. dibandingkan dengan ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana. Nilai LC50ekstrak etanol, metanol, etil asetat, dan n-heksana secara berturut-turut adalah 322,288 ppm; 68,632 ppm; 1934,287 ppm; dan 170,115 ppm.Kata kunci: Selada merah (Lactuca sativa var. Crispa), sitotoksik, Artemia salina Leach, BSLT.