Perkembangan teknologi di bidang sistem informasi yang didukung oleh perkembangan teknologi jaringan membuat sistem informasi geografis terus berkembang dengan menawarkan berbagai kemudahan yang dapat meningkatkan kinerja dari suatu organisasi yang memanfaatkannya. Aplikasi berbasis web dipilih dalam skripsi ini disebabkan karena adanya tingkat perawatan aplikasi yang lebih mudah bila dibandingkan dengan aplikasi berbasis desktop. Dalam penanganan data dalam aplikasi ini dibagi kedalam dua jenis data yaitu data yang mengandung informasi geografis (data spasial), dan data atribut.Dalam penanganan kedua jenis data ini terdapat perbedaan dalam hal pembuatan basisdata dan pengembangan aplikasi yang menggunakan basisdata tersebut. Dishidros sebagai lembaga yang mengelola data spatial dalam hal ini penyediaan peta laut, sangatlah tepat memilih teknologi ini untuk meningkatkan kinerja dari organisasi.Dengan teknologi ini, maka kecepatan distribusi data/informasi yang diperlukan untuk membuat produk dishidros dapat meningkat, begitu juga biaya operasional, keamanan data, dapat lebih baik dari pada sistem konvensional.
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan pada saat proses pengolahan data Multibeam Ecosounder (MBES) pada bagian kontrol kualitas (QC) data, dimana kontrol kualitas data MBES adalah salah satu bagian terpenting untuk mengetahui keakurasian suatu data berdasarkan S-44 IHO tahun 2008. Sebagian besar surveyor melaksankan QC secara otomatis yang dihasilkan dari perangkat lunak yang masih berupa angka, sehingga sulit untuk menganalisa data tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplementasikan teknik untuk kontrol kualitas data MBES agar dapat diukur secara kuantitatif dan membangun sebuah system untuk kontrol data MBES. Penelitian ini menggunakan metode Ex post facto, kemudian pengolahan data menggunakan perangkat lunak Caris Hips Sips sampai menghasilkan data hasil QC, kemudian data tersebut diolah menggunakan Matlab sehingga menghasilkan grafik. Hasil dari penelitian ini berupa data QC lajur silang yang memiliki nilai ketelitian diatas 95% sesuai dengan orde yang di tentukan, kemudian menghasilkan grafik dari data QC lajur silang yang diolah menggunakan Matlab sehingga dapat dianalisa dengan mudah.
Batimetri adalah ukuran dari tinggi rendahnya dasar laut yang merupakan sumber informasi utama mengenai dasar laut. Dalam pengolahan data batimetri diperlukan beberapa koreksi, salah satunya adalah koreksi pasang surut. Data pasang surut selama ini diperoleh dari pengamatan pasang surut yang dilakukan di stasiun pasang surut selama dilaksanakannya pemeruman. Perkembangan teknologi memberikan metode perekaman data pasang surut menggunakan Global Navigation Satelltie System (GNSS). Dalam tugas akhir ini dilaksanakan perekaman data GNSS yang dipasang pada sounding boat dengan metode Post-Processing Kinematic (PPK). Data yang diperoleh merupakan data tinggi permukaan air dari elipsoid yang kemudian dikurangkan dengan tinggi chart datum terhadap elipsoid. Hasil yang diperoleh kemudian digunakan untuk mereduksi kedalaman pada pengolahan data Multibeam Echosounder (MBES). Hasil dari penelitian ini berupa grafik perbandingan pasang surut GNSS tide dengan tide gauge dan perbandingan angka kedalaman pengolahan data MBES dengan koreksi pasang surut GNSS tide dan tide gauge.
<p class="BadanCxSpFirst"><span lang="IN">The purpose of </span><span lang="EN-US">the </span><span lang="IN">Joint Hydrographic Survey (JHS) implementation in Straits of Malacca and Singapore (SOMS) is to improve navigation safety in TSS by using Multibeam Echosounder (MBES) technology. This is especially important given the increasing number of ships carrying out cross-transit through SOMS from year to year, while hydrographic information has not been updated since 1998. This study aims to analyze the effectiveness of JHS activities at SOMS conducted by Indonesia, Malaysia, and Singapore</span><span lang="IN">related to Indonesia's interests, specifications, and procedures, as well as the use of force in JHS activities</span><span lang="EN-US">.</span><span lang="IN"> This </span><span lang="EN-US">study</span><span lang="IN"> uses qualitative methods with an exploratory approach</span><span lang="EN-US"> and</span><span lang="IN"> used the NVivo Plus 12 app</span><span lang="EN-US">lication</span><span lang="IN"> to find themes from field interviews and used the Soft System Methodology (SSM). Based on the results of the study can be concluded that the effectiveness of JHS activities has been following what is expected by the three coastal countries, but the Indonesian Navy Hydrographic and Oceanography Center or Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) as a learning organization is required to continue to be able to improve its capabilities in the implementation of JHS. From the gap of research results obtained several activities that can be carried out by Pushidrosal to increase the effectiveness of JHS in SOMS namely by evaluating the implementation of Security Officer (SO) and Technical Officer (TO) as well as preparing SOP that can be used as a standard in the implementation of JHS activities</span></p>
Pada bulan September 2020, International Hidrogaphic Organization (IHO) menerbitkan Special Publication No. 44 (SP-44) Edisi VI. Dalam Klasifikasi Order 1B yang digunakan dalam assessment survei Singlebeam Echosounder (SBES) terdapat perubahan standarisasi. Berdasarkan SP-44 Edisi V, lebar lajur pemeruman SBES diatur 3 kali kedalaman atau maksimal 25 meter namun dalam SP-44 Edisi VI terbaru ini ketentuan tersebut diganti dengan minimum bathymetric coverage area. Adapun perhitungan minimum bathymetric coverage area sangat ditentukan oleh kemampuan peralatan SBES yang digunakan dalam survei bathimetri, selain itu juga ditentukan oleh kedalaman perairan yang disurvei dimana semakin dalam perairan maka akan semakin lebar Beam Foot (BF) SBES dan berpengaruh terhadap semakin luasnya bathymetric coverage area yang dihasilkan. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa apakah pemeruman SBES dengan lebar lajur pemeruman sesuai dengan SP-44 Edisi V dalam latihan praktek (lattek) STTAL yang dilaksanakan pada bulan Juni dan September 2019 memiliki bathymetric coverage area yang mencapai 5%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.