Social exchange theory (SET) which explains the terms of the exchange agreement under the psychological contract assumes that what was promised is a key point in explaining individual responses at work. It was climate and support which will be argued as antecedents of individuals' attitudes and behaviors. Along with organizational support, ethical work climate was mostly examined only in relationship with intent-to leave. The purpose of this study was to determine felt obligation as the attitudinal outcome of ethical work climate, perceived organizational support, and affective commitment in terms of social exchange mechanism. This study is explanatory research based on primary data with a survey as the data gathered method. The result shows that one of five hypotheses rejected in this study. Furthermore, ethical work climate and perceived organizational support could affect felt obligation through affective commitment as mediation. Our findings are discussed below by considering the implications and limitations of this study.
Dasar penelitian ini diawali dari permasalahan terkait pelayanan bagi penyandang disabilitas yang terjadi khususnya di Kota Bandung. Sebagai warga negara, penyandang disabilitas memiliki hak-hak yang sama untuk hidup secara independen. Hak tersebut hanya bisa dipenuhi apabila fasilitas publik yang mendukung aksesibilitas mereka tersedia dengan baik. Menyadari adanya kebutuhan tersebut, pemerintah Kota Bandung kemudian mencanangkan program untuk membuat Bandung sebagai kota ramah disabilitas. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan studi literatur. Salah satu strategi yang paling signifikan adalah dengan melakukan pembangunan fasilitas publik yang ramah disabilitas. Namun, temuan empiris di lapangan menujukkan bahwa fasilitas publik belum sepenuhnya bisa diakses oleh penyandang disabilitas. Fasilitas yang ditujukan bagi penyandang disabilitas tidak memberikan manfaat optimal karena belum sesuai dengan desain universal yang berlaku secara internasional. Terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam perwujudan Bandung sebagai penyandang disabilitas. Birokrasi dan masyarakat kurang memiliki kesadaran akan disabilitas dan kesamaan hak-hak yang dimiliki para penyandangnya. Koordinasi antarpihak yang terlibat dalam pembangunan fasilitas publik pun belum optimal sehingga ada banyak fasilitas yang direncanakan akan ramah disabilitas pada praktiknya tidak demikian. Pergantian kepala daerah dan dinamika politik juga memungkinkan lambatnya pembentukan regulasi di level daerah terkait dengan pelayanan publik yang peka terhadap kebutuhan penyandang disabilitas. Di tengah tantangan tersebut, mewujudkan Bandung sebagai kota ramah disabilitas masih tetap mungkin dilakukan dengan pilihan strategi yang tepat. Penelitian ini menghasilkan strategi-strategi yang dapat digunakan dalam mewujukan bandung sebagai kota ramah penyandang disabilitas.
Parking taxes and retribution are an important part as an element of regional revenue. The existence of decentralization encourages regions to continue to make optimizations that can increase income. This article tries to explore by examining the policies and innovations carried out by the Bandung City government as an effort to increase local revenue. Parking taxes and retribution as the achievement of the expected target. This article is a policy study in regional financial management. This research uses a qualitative descriptive approach with primary and secondary data collection from informants. The result is a policy taken by the Bandung City government by carrying out the elasticity and effectiveness policy process to boost and increase revenue from taxes and parking fees
Pegawai merupakan aset terbesar dari organisasi mana pun, agar organisasi bersinar; organisasi bergantung pada kompetensi dan sikap profesional dari pegawai. Pengelolaan talenta dalam organisasi, yang sering dikenali sebagai manajemen talenta masih membuka peluang untuk perdebatan ilmiah tentang bagaimana konsep ini bisa berjalan dengan baik pada organisasi sektor publik. Dengan menggunakan pendekatan studi literatur, artikel ini mengulas tentang filosofi talenta, telaah manajemen talenta, serta model kerangka integratif manajemen talenta pada sektor publik yang bermuara pada efektivitas manajemen talenta pada organisasi publik. Kesenjangan yang ada dalam literatur dan dalam praktik adalah kurangnya model yang komprehensif, didukung oleh bukti empiris, untuk mendukung manajemen bakat bagi para pemimpin organisasi publik di tingkat fungsional dan eksekutif. Sebuah proposisi penting berupa model kerangka integratif manajemen talenta, selain menjadi arah untuk penelitian ke depan juga dapat memberikan gambaran tentang apa yang dapat dilakukan dan bagaimana organisasi publik melakukan sesuatu hal yang mendorong upaya untuk menjadi lebih fokus dalam menarik, merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan talenta yang tepat dalam mendorong pertumbuhan organisasi yang begitu cepat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.