Hasil Hutan Bukan Kayu merupakan sumber daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan langsung dengan masyarakat. Masoi (Cryptocarya masoia) adalah salah satu HHBK andalan Papua jenis minyak atsiri yang dihasilkan dari penyulingan kulit kayu ini dimanfaatkan sebagai bahan baku aromatik untuk makanan, obatobatan, parfum, dan aromaterapi. Permintaan minyak masoi tergolong tinggi baik untuk pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan HHBK masoi di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat dengan mengidentifikasi faktor eksternal (peluang, ancaman) dan faktor internal (kekuatan, kelemahan). Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor eksternal (EFAS) dan internal (IFAS) berupa: Kekuatan/Strength, Kelemahan/Weaknesses, Peluang/Oppurtunity, dan Ancaman/Threats untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan masoi sebagai andalan setempat. Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan dengan perhitungan skor faktor eksternal maupun internal, maka strategi yang tepat adalah strategi WO yaitu memanfaatkan peluang untuk menekan kelemahan yang terletak pada kudran III yang bersifat turn around yaitu dengan: 1. Sosialisasi dan pelatihan budidaya masoi pada masyarakat adat, 2) Penyuluhan hukum untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat untuk mengatasi sengketa lahan.
S
Masoi is one of the most important NTFP from Papua. Results of the refining are the manufacture of perfumes, cosmetics, aromatherapy and basic materials maker flavour of food. This plant grows naturally in Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Nabire, Jayapura, Sarmi, and Merauke. In general, masoi's
ABSTRAKMasoi adalah salah satu HHBK andalan Papua. Hasil penyulingannya merupakan bahan dasar pembuatan parfum, kosmetika, aromaterapi dan bahan dasar pembuat aroma makanan. Tanaman ini tumbuh menyebar secara alami dari Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Nabire, Jayapura, Sarmi hingga Merauke. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik sosial ekonomi, kemiskinan, gender dan persepsi komunitas pencari masoi di Kabupaten Teluk Wondama. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan dukungan pendekatan kualitatif. Metode penelitian ini adalah survei menggunakan kuesioner. Pencarian masoi dilakukan sebagai pekerjaan sampingan masyarakat sekitar hutan. Karakteristik masyarakat pencari masoi antara lain berjenis kelamin laki-laki, pada usia produktif, berpendidikan rendah, status berkeluarga dengan tanggungan keluarga yang banyak dan tingkat pendapatan yang rendah. Berdasarkan banyaknya tanggungan anggota keluarga dan pendapatan yang rendah, pencari masoi dikategorikan hidup dalam kemiskinan. Gender terlihat pada peranan dan posisi perempuan di kelompok pencari masoi. Persepsi pencari masoi terhadap tanaman masoi pada umumnya positif, karena dianggap
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.