Reproductive health is a problem that needs special attention, especially among adolescents. Every teenager should have excellent reproductive health, so that they can produce a healthy and quality generation. Adolescence is a period of rapid development in the journey of human life. Adolescent problems can occur in connection with different needs and self-actualization of the environment in which they live. In order to foster healthy adolescent living behavior, it is necessary to care in the form of services and provision of information as well as mutual understanding of the importance of adolescent reproductive health. In the Covid-19 Pandemic situation, education is carried out online. Increasing adolescent knowledge about reproductive health. The knowledge of adolescents increases to form healthy adolescents who are responsible for their reproductive health independently. Conducting pre and post tests to determine changes in adolescent knowledge after education. The educational participants were 205 high school students in Tabanan Regency. The percentage of adolescents who knew about reproductive health before education was 91% and after education was 98%. There is a change in the percentage of adolescent knowledge before and after being given education. Educational methods are effective in increasing adolescent knowledge about reproductive health. It is necessary to increase adolescent reproductive health education activities to form adolescents who are disciplined and responsible for their reproductive health independently.ABSTRAKKesehatan reproduksi merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama di kalangan remaja. Setiap remaja hendaknya memiliki kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menghasilkan generasi yang sehat dan berkualitas. Masa remaja merupakan masa terjadinya perkembangan pesat dalam perjalanan hidup manusia. Problematika remaja dapat terjadi sehubungan dengan perbedaan kebutuhan dan aktualisasi diri terhadap lingkungan tempat hidupnya. Dalam rangka menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat remaja, maka perlu kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan informasi serta kesepahaman bersama akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja. Dalam situasi Pandemi Covid-19, maka edukasi dilakukan secara daring. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Pengetahuan remaja meningkat untuk membentuk remaja yang sehat dan bertanggungjawab atas kesehatan reproduksinya secara mandiri. Melakukan pre dan post test guna mengetahui perubahan pengetahuan remaja setelah dilakukan edukasi. Peserta edukasi adalah remaja siswa SMA di Kabupaten Tabanan yang berjumlah 205 orang. Persentase remaja yang tahu tentang kesehatan reproduksi sebelum dilakukan edukasi sebesar 91% dan setelah edukasi sebesar 98%. Terdapat perubahan persentase pengetahuan remaja sebelum dan setelah diberikan edukasi. Metode edukasi efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja untuk membentuk remaja yang disiplin dan bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksinya secara mandiri.
Latar belakang dan tujuan: Perkembangan fisik yang dapat dilihat pada anak adalah perkembangan motorik halus yang berkesinambungan sesuai dengan usia anak dan berkaitan dengan perkembangan otak anak. Oleh karena itu pendidikan seorang ibu sangat berperan penting dalam mengasuh anak terutama dalam tahap perkembangan anaknya. Pengetahuan ibu yang baik akan menghasilkan anak yang sehat dan perkembangannya sesuai dengan umurnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah dan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu serta tingkat pengetahuan ibu. Metode: Penelitian ini adalah metode penelitian korelatif dengan pendekatan subjek cross sectional yang dilaksanakan di TK Tunas Mekar 1 Desa Tegaljadi Marga Tabanan. Populasi penelitian ini adalah semua anak prasekolah di TK tersebut yang jumlahnya 60 orang. Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa korelasi bivariate (Chi Square). Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai Chi kuadrat (²) hitung sebesar 36,923. Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan ibu terhadap variabel perkembangan motorik halus anak prasekolah. Selanjutnya nilai koefisien kontingensi (C) adalah sebesar 0,617 yang termasuk dalam kategori hubungan yang kuat. Simpulan: ada hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan ibu terhadap variabel perkembangan motorik halus anak prasekolah di TK Tunas Mekar 1 Desa Tegaljadi, Marga, Tabanan.
The Covid-19 pandemic has had a huge impact on children. This is a big concern for parents. Prevention of Covid-19 in children needs to be done so that the condition of the child remains healthy. Research conducted by Ariyanti (2020) in Gadungan Village Tabanan Bali shows that most households have implemented Covid-19 prevention behaviors well. However, it is still lacking in the implementation of regular disinfectants and regular sports activities. Better education is needed for families to increase activities to prevent transmission of Covid-19 in the household environment, especially in children. The activity carried out was education on preventing Covid-19 in children in the household environment using leaflet media from the Ministry of Health. The targets are foster parents at the Hati Mama Jimbaran Foundation in Bali. This is followed by a health check on each family member and the provision of masks, multivitamins, hand soap and hand sanitizer.After the Covid-19 prevention education was carried out in the household environment, parents and foster children at the orphanage were committed to maintaining health protocols by: washing hands using soap and running water, using masks and hand sanitizers, maintaining distance and staying away from crowds, do physical activity regularly and eat nutritious food and take multivitamins.
Abstrak Latar Belakang dan Tujuan: HIV/AIDS merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Infeksi virus HIV semakin meningkat bahkan penderita masih dalam usia remaja (<15 tahun). Salah satu faktor penyebab adalah kurangnya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali menunjukan bahwa di Kabupaten Tabanan kasus HIV/AIDS sebanyak 6,09%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Baturiti. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini 178 siswa. Teknik pengambilan sampel mengunakan cluster sampling. Uji statistik yang digunakan adalah analisa univariat yang menghasilkan distribusi frekwensi variabel. Hasil dan Simpulan: sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi, yaitu sebesar 89,9%. Perlu dikaji lebih dalam sub bagian pengetahuan tentang HIV/AIDS pada penelitian berikutnya, dimana perlu dianalisis apakah dari beberapa sub bagian pengetahuan HIV/AIDS tersebut ada yang kurang dipahami oleh siswa. Selain itu perlu dikaji lebih dalam pula mengenai faktor-faktor yang dapat mendukung peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS, sehingga dapat ditempuh metode yang terbaik untuk meningkatkan pengetahuan remaja dan dapat membentuk remaja yang disiplin dan bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksinya secara mandiri.
Background and purpose: Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. The problems facing adolescents are often related to reproductive health, one of which is fluorine albus. Many teenagers do not care about the fluoride of albus despite the enormous impact on women's reproductive health. One reason is the lack of knowledge about fluorine albus. Based on KISARA data there are 90.91% of girls in Denpasar City do not know the cause of fluorine albus. The purpose of this study was to determine differences in knowledge of young women before and after being given counseling about fluor albus. Method: The research design used was pre-experimental with one group pretest posttest design using 70 respondents taken by stratified random sampling. The results showed that the average score of adolescent girls' knowledge about fluor albus before being given counseling was 11.56 and after counseling was 14.23. There was an average increase in knowledge of 2.67. Results: Statistical test result using wilcoxon test get value p = 0.000 so that hypothesis accepted. Conculusion: It can be concluded that there is difference of adolescent knowledge about fluorine albus before and after given counseling.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.