Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian serta dapat menimbulkan kejadian luar biasa. Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Pulau Pinang Kabupaten Lahat. Penelitian ini menggunakan observasi analitik dengan desain cross sectional dengan uji chi square. Dimana analisa penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi analisa univariat dan bivariat, Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan dilakukan secara langsung dengan responden. Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang berobat di Puskesmas Pulau Pinang Kabupaten Lahat. Tahnik sampling yang digunakan adalah purposive samplng dengan jumlah 50 responden dan memilik kriteria inklusi. Hasil analisa data didapatkan bahwa adanya hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian diare pada anak usia balita dengan P value 0.027, adanya hubungan status gizi dengan kejadian diare pada anak usia balita dengan P value 0.019 dan adanya hubungan pengetahuan Ibu dengan kejadian diare pada anak usia balita dengan P value 0.046. Diharapkan bagi pihak pelayanan kesehatan Puskesmas dapat meningkatkan pengetahuan Ibu mengenai konsep diare pada balita melalui sosialisasi pendidikan kesehatan di lingkungan wilayah kerja Puskesmas tersebut.
Lansia merupakan perkembangan tahap akhir pada kehidupan manusia, lansia sangat rentan terkena berbagai macam penyakit salah satunya hipertensi. Hipertensi atau darah tinggi sering dikatakan sebagai Sillent killer karena termasuk penyakit mematikan yang tidak disertai dengan gejala awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Posbindu Pujasuma Kelurahan SP VI Sari Bungamas Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan Pre-eksperimen dengan one grup pretest posttest design. Jumlah sampel 50 responden. Populasi penelitian ini adalah semua lansia di Posbindu Pujasuma Kelurahan SP VI dengan teknik pegambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tensimeter dan lembar observasi, Sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed RankTest. Hasil penelitian diperoleh sebelum perlakuan rata-rata tekanan darah sistole171,60 mmHg setelah perlakuan rata-rata tekanan darah sistole 146,80 mmHg. Dan hasil sebelum perlakuan rata-rata tekanan darah diastole 109.20 mmHg setelah perlakuan rata-rata 92,60 mmHg. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon Rank Test didapatkan hasil statistik signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 5% (ρ–value = 0,000 < 0,05) sehingga terdapat pengaruh yang bermakna senam hipertensi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Posbindu Pusjasuma Keluarahan SP VI Lahat Tahun 2022. Untuk itu di harapkan kader dan petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang senam hipertensi, dan lansia untuk melakukan senam hipertensi secara rutin sehingga dapat menurunkan hipertensi.
Background: Hyperthermia is a common nursing problem found in patients with typhoid fever. Nursing implementation through a nursing care approach is given to assist in decreasing body temperature. The purpose of this case study is to describe the implementation of hyperthermia management in patients with impaired body temperature balance. Methods: This research method is descriptive using the case study method. Implementation includes monitoring body temperature, and warm compresses, recommending bed rest, and collaborating on intravenous fluids and electrolytes. The research was conducted at a hospital in Palembang for typhoid fever patients with hyperthermia problems. Implementation is carried out 5 days in patient 1 and 3 days in patient 2. Result: the case study results showed a decrease in patient's body temperature, patient 1 from 38,5°C to 36,5°C while patient 2 from 39°C to 36,3 °C. Conclusion: The problem of hyperthermia in patients with typhoid fever can be resolved through an implementation approach to hyperthermia management.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.