The research is field research with descriptive qualitative research. The research aims to determine and investigate the teacher's directive speech acts at kindergarten school. The research investigates a teacher in a day of teaching-learning activity at kindergartenschool. Deeply, the research investigates a whole sequence of activity in the class. Actually, there are 6 sessions of the learning activity determined such as; 1) forming in line, 2) circle time, 3) praying up, 4) learning activity, 5) take a rest, 6) learning evaluation and review, 7) praying up, 8) singing a song, 9) closing session. From this sequence of activities, there are three types of directive speech acts which is often used by teacher at certain kindergarten school like requests, requirements, and questions. Specifically, there are several types of directive speech acts in details used by the teacher such as asking, interrogating, inquiring, invite, command, order, hope, suggest, prohibit, advice, and others.
Salah satu kelainan gigi mulut yang sering ditemukan adalah susunan gigi geligi yang tidak rapi. Alasan tersebut membuat masyarakat datang ke dokter gigi untuk melakukan perawatan ortodonsi dengan menggunakan alat lepasan (removable appliance) ataupun alat cekat (fixed appliance). Risiko pemakaian alat ortodonsi yang sering dilaporkan adalah ulkus traumatikus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insidensi ulkus traumatikus pada pemakai alat ortodonsi lepasan dan ortodonsi cekat. Jenis penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan desain cohort prospective. Subjek penelitian adalah pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di praktek dokter gigi spesialis ortodonsi yang akan melakukan insersi alat ortodonsi lepasan atau alat ortodonsi cekat. Subjek penelitian masing-masing kelompok berjumlah 21 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Insidensi ulkus traumatikus pada pengguna alat ortodonsi lepasan sebanyak 12 kasus (57,14%) dan pengguna alat ortodonsi cekat sebanyak 16 kasus (76.19%). Hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 0,190 (p >0.05). Insidensi ulkus traumatikus pada pemakai alat ortodonsi cekat lebih tinggi dibandingkan pada pengguna alat ortodonsi lepasan, namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna.
This study aimed at investigating categories of semantic fi eld<br />by nonenglish department students. The researcher designed this<br />research as explanatory qualitative research.<br />There are three steps in holding this research. The fi rst step<br />is to collect the data. The data card is considered as the appropri-<br />ate data. The nonenglish students’ aspirations of semantic fi eld are<br />the only data. The next step is to analyze the data. The researcher<br />used the Riemer’s theory (the semantics of categorization) to ana-<br />lyze the data. The students’aspiration would be classifi ed according<br />to Riemer’s theory. The last step is to present the analysis. The re-<br />searcher classifi ed the data into two categories: a) classical categori-<br />zation, and b) prototype categorization. The dominant classical cat-<br />egorization could be fi nd in the lexical items like house, bathroom,<br />tree, concert, holiday, library, hospital, football competition,<br />and aircraft. The researcher investigated dominant prototype cat-<br />egorization in the lexical items as follows; car, ship, mountain,<br />post offi ce, and minimarket.
Bahasa Jawa merupakan salah satu dari 726 bahasa daerah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Bahasa Jawa mempunyai penutur terbanyak di Indonesia dan masih hidup serta digunakan hingga saat ini. Bahasa Jawa mempunyai literatur yang kaya semenjak abad ke-12 dan merupakan salah satu dari bahasa klasik di dunia. daerah lain. Seperti bahasa daerah lainnya, bahasa Jawa mempunyai sejarah dengan berbagai perkembangan di masanya. Secara singkat saja, bahasa Jawa ini terbagi ke dalam 4 tahap, yaitu bahasa Jawa kuno (dari masa abad ke-9), bahasa Jawa pertengahan (dari masa abad ke-13) , bahasa Jawa baru (dari masa abad ke-16), bahasa Jawa moderen (dari masa abad ke-20). Seperti yang kita ketahui bersama, setiap bahasa yang terdapat di dunia, apabila dikaji akan menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi pengkajinya. Begitu banyak kajian bahasa yang dapat di lakukan, salah satunya adalah dari segi morfologi, dimana merupakan studi bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik (Ramlan, 1987:17). Berikut akan diuraikan beberapa aspek yang terdapat dalam proses morfologis bahasa Jawa dan makna aspektualitas dalam morfologi bahasa Jawa:Kata Kunci: Bahasa Jawa, Morfologi, Aspektualitas
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.