<p>Corona virus or severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) is a virus that attacks the respiratory system. The disease due to this infection is called COVID-19. Corona virus can cause respiratory system disorders, acute pneumonia, and death. Prevention of coronavirus can be started from ourself. One of the things that can we do is to know the current information about the Covid-19 pandemic on the WHO website and through public health authorities. WHO advises all of us to avoid novel Covid-19 virus infection by maintaining our health and protecting others.One of them is by doing hand washing using a handsanitizer. These handsanitizers are a new habit and need to be done consistently. In order to prevent the maximum transmission, we must use a handsanitizer appropriately. It is intended that the worship process at the mosque can continue and also to prevent the transmission of Covid-19. This method of community service is the manufacture and distribution of handsanitizer and education of the use of a good and correct handsanitizer to the residents around the mosque. The Community Service Activities Program carried out can provide benefits to the community in the knowledge of using Handsanitizer correctly in preventing the transmission of novelcorona virus (Covid-19).</p><p> </p><p><strong>Keyword</strong> : Covid-19, Handsanitizer, prevention</p>
Budidaya perairan merupakan salah satu kegiatan usaha produktif yang banyak dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia . Budidaya perairan adalah kegiatan memelihara biota perairan melalui aktifitas pembenihan atau pembesaran dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (Ariadi et al, 2019). Beberapa komoditas yang biasa dibudidayakan diantaranya adalah ikan nila, gurami, bandeng, patin, udang vaname dan beberapa jenis kepiting. Untuk teknologinya sendiri, kegiatan budidaya perairan dapat dilakukan dengan model budidaya tradisional, semi-intensif, ataupun intensif (Wafi et al, 2020).Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu daerah pesisir yang terletak di pantai utara Jawa (Permatasari et al, 2021). Mayoritas masyarakat di pesisir kawasan ini bermata pencaharian sebagai nelayan dan pembudidaya ikan (Ariadi, 2020). Kegiatan budidaya ikan di pesisir Pekalongan banyak dilakukan dengan menggunakan media kolam tambak ataupun jaring keramba. Kegiatan budidaya ikan di Kabupaten Pekalongan beberapa tahun terkahir telah berkembang cukup pesat (Ariadi dan Syakirin, 2022). Kondisi ini tidak lepas dari terjadinya alih fungsi lahan di kawasan pesisir
<p>Minuman kemasan merupakan minuman yang dikemas dengan beraneka macam kemasan yang langsung bisa diminum atau harus diolah terlebih dahulu. Dalam minuman kemasan mengandung bahan tambahan pangan salah satunya yaitu pewarna yang dapat memperbaiki atau menambah daya tarik suatu makanan. Pewarna dalam minuman kemasan yang sering digunakan salah satunya pewarna sintetis tartrazin. Penggunaan pewarna tartrazin sebagai bahan tambahan pangan memiliki batas maksimum berdasarkan BPOM No 11 Tahun 2019 yaitu 70 mg/kg.</p><p>Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar zat warna tartrazin dengan menggunakan metode spektrofotometri visible dan untuk mengetahui kadar zat warna tartrazin yang terdapat pada sampel minuman kemasan yang beredar di Pasar Warungasem Kabupaten Batang memenuhi persyaratan yang diizinkan oleh BPOM.</p><p>Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling yang diperoleh di sekitar Pasar Warungasem Kabupaten Batang yang memiliki warna kuning serta terindikasi menggunakan pewarna tartrazin. Preparasi sampel menggunakan ekstraksi dengan pelarut n-butanol, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan alat spektrofotometer visible.</p><p>Hasil : Pada penelitian ini dilakukan verifikasi metode terlebih dahulu yaitu dengan melakukan uji kesesuaian sistem, uji linearitas serta LoD dan LoQ dengan hasil nilai RSD 1,64 %, linearitas koefisien korelasi (r) 0,9907, nilai LoD 0,9977 µg/ml dan LoQ 3,0235 µg/ml. Hasil penetapan kadar dari empat sampel yang digunakan menunjukkan untuk sampel A = 101,8 mg/kg, N = 8,2 mg/kg, O = 0 mg/kg dan M = 81,6 mg/kg.</p><p>Kesimpulan : Kadar dari empat sampel tersebut terdapat 2 sampel di atas batas penggunaan zat pewarna tartrazin sesuai dengan Peraturan BPOM No.11 Tahun 2019 yaitu 70 mg/kg BB dengan kode sampel A dan M.</p><div><p><strong>Kata kunci</strong>: Tartazine, Minuman Kemasan, Spektrofotometer Visibel</p></div>
Kabupaten Pekalongan terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Oleh karena itu memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, seperti tumbuhan biofarmasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pekalongan (2020) tahun 2019, terdapat banyak jenis tumbuhan biofarmaka seperti lengkuas, jahe, kapulaga, kunyit, kencur, lempuyang, temuireng, dan temukunci. Kandangserang, Paninggaran, Talun, Kajen, dan Doro adalah daerah penghasil tinggi tanaman ini. Saat ini hasil panen biasanya dijual segar ke penjual atau industri jamu di luar daerah. Tanaman biofarmaka belum maksimal terlihat dari jumlah pengusaha jamu yang masih sedikit, yaitu hanya sekitar 26 unit. Tanaman biofarmaka merupakan potensi lokal yang dapat dioptimalkan dan dapat menjadi aset daerah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengembangkan potensi biofarmaka melalui pembentukan Kampung Jamu. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian strategi optimalisasi potensi lokal tumbuhan biofarmaka melalui pembentukan Kampung Jamu. Rancangan penelitian dilakukan dengan penelitian eksplorasi dengan pendekatan kualitatif didukung dengan triangulasi data statistik melalui wawancara mendalam dengan informan untuk mencari persepsi dari berbagai sumber. Hasilnya, pembentukan Kampung Jamu dilakukan berdasarkan Aset Pentagonal, wilayah Kabupaten Pekalongan berpotensi membentuk Kampung Jamu. Rekomendasi penentuan lokasi yang akan dibentuk Kampung Jamu mengacu pada beberapa pertimbangan yaitu potensi biofarmaka, keterampilan dan komitmen masyarakat, infrastruktur serta dukungan dari pemerintah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.