Multimedia learning has been widely used as a medium of learning in the classroom as its effectiveness in improving student learning outcomes. However, there are still many schools unable to develop and implement it, due to the lack of knowledge and skills of teachers in developing it, the unavailability of means to implement it, and the absence of special training to develop it. This program aims to provide training in designing and developing interactive learning multimedia for teachers at Bajangan Elementary School, Pasuruan Regency. Using the guided tutorial method which is directly guided by an expert trainer, found that the final result of the training is that the teachers are able to develop multimedia interactive learning independently in accordance with the characteristics of their field of study. The evaluation process, by visiting the school one week after the training activities and by looking at multimedia learning programs, shows that the program has been successfully developed by the teachers. Keywords: development, instructional multimedia, teacher, training. Abstrak Pembelajaran multimedia telah banyak digunakan sebagai media pembelajaran di kelas karena efektivitasnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, masih banyak sekolah yang tidak dapat mengembangkan dan mengimplementasikannya, karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru, tidak tersedianya sarana, dan tidak adanya pelatihan khusus untuk mengembangkannya. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dalam merancang dan mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif untuk para guru di Sekolah Dasar Bajangan, Kabupaten Pasuruan. Menggunakan metode tutorial terbimbing yang dipandu langsung oleh pelatih ahli, didapati bahwa melalui pelatihan ini para guru dapat mengembangkan pembelajaran interaktif multimedia secara mandiri sesuai dengan karakteristik bidang studi mereka. Proses evaluasi, dengan mengunjungi sekolah satu minggu setelah kegiatan pelatihan dan dengan melihat program pembelajaran multimedia, menunjukkan bahwa program tersebut telah berhasil dikembangkan oleh para guru. Kata Kunci: guru, multimedia pembelajaran, pelatihan, pengembangan.
Gender-based violence often occurs in social life both in urban areas and in rural areas. The government has been trying to reduce the rate of this gender based crime. However, incidents like this have always been repeated in various places in Indonesia. In Malang regency, gender-based violence often occurs with all the contributing factors. This incident is interesting to study, especially in relation to the factors behind the incident and various forms of gender violence experienced by women in Malang regency. In order to answer these questions, this research was constructed using a descriptive qualitative approach. Research data obtained from the results of field studies or observations, interviews and documentation studies. The research data were condensed as suggested by Miles, Hubberman and Saldana to obtain maximum validity of meaning. The results of the study present data that the factors causing gender-based violence in Malang district are: Factors of Lack of Fulfillment of the Family Economy, Suspicion of Infidelity, Village Community Traditions for Early Marriage, Gender Bias Opinion or Interpretation of Religion and Misogyny Culture in Village Communities, The forms of gender violence that often occur in Malang Regency society are physical, symbolic, domestic, public and economic violence
Background: the Religius courts of Malang city is a Judicial Instution that intended for Muslims in seeking justice because Malang Including areas with high cases than that was the background of rapid trial in addition it is also influenced by deficiencies related to limited courtroom and a small number of judges and in the trial practice there is something new, namely the trial process by examining two direct witnesses without being summoned one by one and related to the legal status of the decision in a speedy hearing, it is valid and legally binding. Methods: In this study using descriptive research with qualitative methods that are more inclined to the analysis. The data collection process was carried out in several ways, namely by Interviewing, Documentation and Observation with 4 research subjects. Results: The results of the study showed that there was a fast trial practice in the Malang Religious Court related to the background, practice and legal status of the verdict in the trial with the fast system. Conclusions: the conclusions include the reasons behind the quick trial, their practice and the legal status of the decisions in them.Keywords: Background, Practice, Legal Status of the Verdict in a quick trial
Sejak awal kemunculannya ilmu Jarh wa Ta’dilini melahirkan banyak gugatan di kalangan ulamaterutama menyangkut aspek metodologisnya hingga aspek etika moral, termasuk dasar legalitas kritik secara syar’iy.Praktek tajrih dan ta’dil ini sering memunculkan fenomena perbedaan penilaian di kalanganahli kritik hadis. Betapapun para ulama telah menyusun kaidah atau teori khusus untuk menyelesaikan setiap perbedaan penilaian, namun tetap menyisakan persoalan besar dalam proses penilaian kredibilitas perawi. Hal-hal itulah yang dikaji dalam tulisan ini. Sejatinya penelitian ini termasuk jenis penelitian metode kajian dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang teknik analisis datanya meminjam teori Analisis Isi. Sehingga persoalan yang menjadi core tulisan ini akan dianalisis berdasarkan prosedur baku yang terdapat dalam teknik Analisis Isi.Kesimpulan akhir dari kajian ini adalah ilmu jarh Wa Ta’dil ini merupakansebuah upaya metodologis kritik yang paling orisinil dan genuine yang pernah dilahirkan oleh ilmuwan muslim pada generasi awal Islam. Sekalipun sempat menjadi keberatan sebagian ulama dilihat dariaspek metodologis hingga pada aspek etika moral,namun pada akhirnya dasar legalitas kegiatan kritik pada kepribadian seorang perawi ini bisa dijawab secara tuntas oleh para muhaddisin.Hal ini didukung oleh seperangkat bukti pembenar baik berupa tradisi yang berasal dari Rasulullah atau dasar wahyu ataupun mencontoh preseden yang ditinggalkan oleh para shahabat.Betapapun penilaian ilmu Jarh Wa Ta’dil ini seringkali memuncukan fenomena perbedaan penilaian antar ulama Ahli kritik hadis, namun para muhaddisin ahli kritik hadis sudah membekali dirinya dengan seperangkat piranti metodologis untuk menyelesaikan setiap perbedaan pendapat yang mengemuka. Sehingga pada akhirnya ilmu Jarh Wa Ta’dil ini memiliki tempat tersendiri dalam khazanah keilmuan Islam dan menjadi metode verifikasi hadis paling handal dalam memilah dan memilih sebuah riwayat bisa dinyatakan valid ataukah tidak. Kata kunci:Jarh wa Ta’dil, Teori kritik, Hadis Nabawi.
Sejarah Islam telah mewariskan sebuah peninggalan khasanah intelektual yang teramat berharga, yaitu pemikiran fiqh yang sangat kaya akan sentuhan filosofis dan hikmah kesyariahan. Para ulama telah dengan sangat produktif menuliskan gagasan intelektualnya di seputar pemikiran hukum (legal opinion) pada awal-awal puncak gemilang peradaban Islam abad 2 – 3 Hijriyah. Oleh karena sangat produktifnya para ulama masa itu dalam upaya memahami pesan-pesan Syari’ yang termuat dalam al qur’an maupun al-Hadis, imbasnya umat sekarangpun mewarisi pula sejumlah perbedaan pendapat yang dihasilkan dari dialektika hukum Islam yang terjadi kala itu. Sehingga umat merasa inferior untuk bisa bersatu pendapat dalam platform yang sama atau dalam menemukan kalimatun sawa yang mampu mengikis sekecil apapun bentuk dan ragam varian perbedaan pendapat tersebut. Dari titik inilah tulisan ini akan disajikan. Di sisi lain, sejatinya penelitian ini termasuk jenis penelitian metode kajian dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang teknik analisis datanya meminjam teori Analisis Isi. Sehingga persoalan yang menjadi core tulisan ini akan dianalisis berdasarkan prosedur baku yang terdapat dalam teknik Analisis Isi. Kesimpulan akhir dari kajian ini adalah bahwa terdapat beragam akar perbedaan pendapat di antara para ulama itu terutama sekali hal itu disebabkan oleh : Perbedaan pendapat yang diakibatkan oleh eksistensi Nash, Perbedaan pendapat akibat penggunaan qaidah ushuliyah maupun qaidah fiqhiyyah, perbedaan daya intelektualitas masing-masing ulama, dan Perbedaan metode istinbathiyah dalam menginstinbathkan hukum.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.