This Research is done at Kampung Ambong’s Water East Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency. The aim of this research is to know the type composition of seagrass and to analyzed soliding, dominatting index, various index, index of spreadness. The data taken with the line transect method. The transect placement divided become 3 transect line that located it uphold straight of beach line each of them 95 meter long. Meanwhile the space between one transect to another (second and third) each 100 m.Meanwhile the space between one transect to another (second and third) each 100 m. All of them identified as : Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halphila minor, Thalassia hempricii, Halodule uninervis, Halophila spinulosa. From the soliding each species show the highest score which is Cymodocea rotundata 2608 individu/m2, Syringodium isoetifolium 816 individu/m2, Halophila decipiens 420 individu/m2, Halodule pinifolia 292 individu/m2, Cymodocea serrulata 268 individu/m2, Enhalus acoroides 260 individu/m2, Halophila minor 224 individu/m2, Thalassia hempricii 160 individu/m2, Halodule uninervis 124 individu/m2, Halophila spinulosa 20 individu/m2.Whereas dominatting index be obtained 0.3 be in low category. its mean there is no species that to dominate in that water. Various index be obtained 1.65 be in mid category. it show that species community almost in spread condition, because it has the same opportunity.Index of spreadness be obtained 0.72 be in high category, because it has a mixing seagrass field.Keywords: community, composition, seagrass soliding. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di Perairan Kampung Ambong Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.Tujuan dari penelitian ini mengetahui komposisi jenis lamun dan menganalisis kepadatan, indeks dominasi, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan. Pengambilan data dilakukan dengan metode garis transek. Penempatan transek di bagi menjadi 3 garis transek yang di letakkan tegak lurus garis pantai dengan panjang masing-masing garis transek 95 meter. Sedangkan jarak antara transek 1 dengan transek yang lain (2 dan 3) masing-masing 100 m. Dari hasil penelitian komposisi jumlah spesies lamun (seagrass) adalah 10. Kesepuluh spesies yang teridentifikasi yaitu: Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halphila minor, Thalassia hempricii, Halodule uninervis, Halophila spinulosa.Kepadatan masing-masing spesies diperoleh menunjukkan nilai tertinggi yaitu Cymodocea rotundata 2608 individu/m2, Syringodium isoetifolium 816 individu/m2, Halophila decipiens 420 individu/m2, Halodule pinifolia 292 individu/m2, Cymodocea serrulata 268 individu/m2, Enhalus acoroides 260 individu/m2, Halophila minor 224 individu/m2, Thalassia hempricii 160individu/m2, Halodule uninervis 124individu/m2, Halophila spinulosa 20 individu/m2. Sedangkan indeks dominasi diperoleh 0.3 berada dalam kategori rendah, artinya tidak ada spesies yang mendominasi di perairan tersebut. Indeks keanekaragaman diperoleh 1.65 berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas spesies dalam kondisihampir merata, karena memiliki peluang yang sama. Indeks kemerataan diperoleh 0.72 berada dalam kategori tinggi, karena memiliki padang lamun campuran.Kata kunci : komunitas, komposisi, kepadatan lamun.
Climate change results from increase in green house effect and particles in the atmosphere. It comes from 1) fossil fuel combustion, green house gas removals, such as CO2, called “brown carbon”, and dust particles called “black carbon”; 2) emission from forest vegetation clear cut, forest fire, and agricultural activities (fertilizer); 3) low ability of the natural ecosystem to absorb carbon in photosynthesis and store it called “green carbon”. Seagrass can function to absorb CO2 in photosynthesis that produces biomass providing important storage of carbon. Carbon held in a vegetation is separated into aboveground carbon and underground carbon. CO2 absorptibility measurement used carbohydrate method. This measurement was aimed to know the ability of the seagrass, E. Acoroides, to absorb CO2 through the carbohydrate content of the leaf. Results showed that CO2 absorptibility per individual of E. acoroides was 0.50 g and the net absorptibility was 145.5 (g/Ha/hour. Keyword: seagrass, CO2, E.acoroides ABSTRAK Perubahan iklim disebabkan karena meningkatnya kandungan gas rumah kaca dan partikel di atmosfer. Pertama, disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil, pelepasan gas rumah kaca seperti CO2, dikenal sebagai “brown carbon”, dan partikel debu, dikenal sebagai “black carbon”. Kedua, disebabkan karena emisi yang berasal dari penebangan vegetasi hutan, kebakaran hutan, dan emisi dari kegiatan pertanian (pupuk). Ketiga, disebabkan karena pengurangan kemampuan ekosistem alami untuk menyerap karbon dalam proses fotosintesis dan menyimpannya, dikenal sebagai “green carbon”. Lamun dapat berperan dalam menyerap CO2 dalam proses fotosintesis. Fotosintesis pada lamun tersebut menghasilkan biomassa yang menyediakan simpanan penting karbon. Cadangan karbon yang tersimpan pada suatu vegetasi terbagi menjadi karbon di atas permukaan (above gound carbon) dan karbon yang berada di bawah permukaan atau dalam tanah (below gound carbon). Pengukuran daya serap CO2 dalam penelitian ini menggunakan metode karbohidrat Pengukuran ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan tumbuhan lamun E. acoroides yang ditemukan di lokasi penelitian dalam menyerap CO2 melalui kandungan karbohidrat daun. Hasil yang didapatkan adalah daya serap CO2 per individu E. acoroides adalah 0,50 g dan daya serap bersih per hektar luas lahan (E. acoroides 145.5 (g/Ha/jam). Kata Kunci: Lamun, CO2, E.acoroides 1Staf pengajarFakultasPerikanandanIlmuKelautanUniversitas Sam Ratulangi
Seagrass is vascular plant with rhizome roots system, trunk system and leafs that can be differenciated. Genesal characteristic of this family, amoy others, the leaf tend to have two branches, (and absent of) ligula as been found an Potamogetonaceae family, linier form af leaf, round, oval, sessile, enlarge branch with paraleel vfinger like ciramferule connected wirb crossed lower duct or perpendicular. This study was conducted in two locations namely Tongkeina, Bunaken Subdistrict, Manado City and Mokupa, Tombariri Subdistrict, Minahasa District coastal waters. Until recently there is no study yet been done regarding the comparison on morphological size of H. ovalis based on different sample location (near mangroves, seagrass beds and coral reefs) and comparing the result of morphological measurement among the locations studied. Data collection was done by using exploratory survey method where samples are directly collected, washed with seawater and put it on plastic bag. The sampling site was determined by using GPS before collecting the sample of H. ovalis that consist of 20 individuals from each station. The samples that been washed and labeled were then put in the plastic bag with alcohol to avoid the damage on seagrass sample. The results show that H. ovalis from Mokupa village is smaller than from Tongkaina. This is possibly caused the pressure of villager in Mokupa usually having their main activity to catch fish along the coastal areas which is treatening also the life of seagrass. The discarded of both organic and non organic garbages remained from house holds and local tradiitional market also can hinder the growth of H. ovalis. Keyword : Morphometric, Halophila ovalis, Tongkaina, Mokupa Abstrak Lamun adalah tumbuhan vascular sejati, memiliki akar dengan sistem perakaran rhizoma, struktur batang dan daun yang dibedakan dengan jelas. Halophila ovalis termasuk dalam family Hydrocharitaceae. Ciri-ciri umum dari famili ini antara lain daun cenderung bercabang dua, daunnya tidak memiliki ligula seperti yang dimiliki oleh famili Potamogetonaceae, bentuk daun linier (lurus), membulat, oval, sessile atau bercabang membesar dengan jari-jari paralel yang dihubungkan dengan saluran silang menurun atau perpendikuler. Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Perairan Pantai Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado dan Pantai Desa Mokupa Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Penelitian ini dilakukan karena belum ada data mengenai perbandingan morfometrik lamun Halophila ovalis di dua lokasi ini. Tujuan penelitian yaitu membandingkan ukuran morfologi Halophila ovalis berdasarkan stasiun pengambilan sampel (daerah dekat mangrove, Lamun, dan Terumbu Karang) dan membandingkan ukuran morfologi Halophila ovalis berdasarkan lokasi pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah, sampel langsung dikumpulkan, dicuci dengan air laut dan dimasukkan ke dalam kantung plastik sampel. Saat pengambilan sampel dilakukan, posisi diplot dengan menggunakan GPS dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel lamun Halophila ovalis sebanyak 20 individu setiap stasiun, kemudian sampel lamun di cuci dan di masukan dalam plastik yang sudah di berikan lebel, dan diisi alkohol agar sampel lamun tidak rusak. Pada hasil yang di peroleh terlihat bahwa Spesies Halophila ovalis di desa Mokupa lebih kecil dibandingkan Halophila ovalis di Tongkaina. Hal ini disebabkan aktivitas masyarakat desa Mokupa dilakukan dipinggir pantai dan juga aktivitas pembuangan sampah organik. Kata Kunci : Morfrometrik, Halophila ovalis, Tongkaina, Mokupa 1Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UNSRAT 2Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
This study was conducted to determine the types of seagrasses and calculate biomass and calculate how much carbon absorption in seagrasses was found in the location of Tongkaina Beach, Bunaken District, Manado City, North Sulawesi. The sampling procedure in the field is the method of cruising surveys. A cruising survey is a sample collection method that is carried out by walking through the coastal area of all seagrasses found. After the sampling at the site is completed, the sample in the inventory is then photographed. The samples that have been obtained are analyzed in the laboratory using the loss on ignition (LOI) method. The results of the study on Tongkaina coastal waters covering an area of 25,000 meters with a coastal length of ±500 meters, in an area parallel to the coastline as wide as ±50 meters towards the sea and six types of seagrasses were obtained, namely: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, and Halodule pinifolia. The biomass in seagrasses found had an average value of 78.10% with the highest individual seagrass biomass found in seagrass type Enhalus acoroides with a biomass value of 87.23grams of dry weight (gbk)/individual and the lowest type of seagrass individual biomass value was found in seagrass type seagrass with a biomass value of 66.67grams of dry weight (gbk)/individual. The total carbon content calculated in the entire seagrass obtained was 46,0941gCKeywords: Tongkaina Beach; seagrasses; biomass; carbon absorptionAbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis lamun dan menghitung biomassa serta menghitung berapa serapan karbon pada lamun yang ditemukan dilokasi Perairan Pantai Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Prosedur pengambilan sampel di lapangan menggunakan metode survei jelajah. Survei jelajah adalah metode pengumpulan sampel yang di lakukan dengan cara menyusuri daerah pantai terhadap semua lamun yang ditemukan. Setelah pengambilan sampel di lokasi selesai, sampel di inventarisir kemudian difoto. Sampel yang telah diperoleh dianalisa di laboratorium dengan menggunakann metode loss on ignition (LOI). Hasil penelitian pada perairan pantai Tongkaina seluas 25.000 meter dengan panjang pantai ±500 meter sejajar garis pantai dan lebar ±50 meter ke arah laut. Ditemukan enam jenis lamun yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis dan Halodule pinifolia. Biomassa pada lamun yang ditemukan memiliki nilai rata-rata 78,53% dengan biomassa individu lamun tertinggi terdapat pada lamun jenis Enhalus acoroides dengan nilai biomassa mencapai 87,23gram berat kering (gbk)/individu dan nilai biomassa individu jenis lamun terendah terdapat pada lamun jenis Syringodium isoetifolium dengan nilai biomassa 66,67gram berat kering (gbk)/individu. Untuk total kandungan karbon yang dihitung pada keseluruhan lamun yang didapat sebesar 46,0941gC.Kata kunci: Pantai Tongkaina; Lamun; biomasa, serapan carbon
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.