Biji salak yang tidak dikonsumsi secara langsung sebagai pangan ternyata memiliki potensi nilai tambah produk. Kopi biji salak terbukti memiliki kandungan kafein yang rendah, senyawa antioksidan, dan memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Minuman boba adalah komoditas minuman dengan penjualan yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji proses pembuatan boba kopi biji salak, dan mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kopi biji salak terhadap sifat sensori, dan aktivitas antioksidan boba. Studi eksperimental menggunakan desain rancangan acak lengkap, dengan perlakuan penambahan ekstrak kopi biji salak sebesar 20% (X1), 40% (X2), 60% (X3), 80% (X4), dan 100% (X5). Daya terima panelis terhadap produk boba dianalisis dengan uji hedonik. Aktivitas antioksidan dianalisis dengan metode penangkapan radikal DPPH, dan antioksidan asam askorbat digunakan sebagai kontrol pembanding. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kopi biji salak berpengaruh nyata terhadap parameter warna, aroma, rasa, dan keseluruhan, namun tidak berpengaruh pada tekstur. Pada uji DPPH, penambahan ekstrak kopi biji salak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan boba. Produk terbaik berdasarkan uji hedonik untuk keseluruhan atribut sensori adalah produk boba dengan penambahan ekstrak kopi biji salak 100% (X5), dengan skor 4,13 (skala penerimaan suka - sangat suka). Produk X5 memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori rendah dengan Nilai IC50 391,0 μg/mL.
Asap rokok merupakan sumber radikal bebas (oksidan) yang dapat meningkatkan terjadinya peroksidasi lipid membran sel. Malondialdehid (MDA) adalah salah satu produk akhir dari peroksidasi lipid, digunakan sebagai biomarker stres oksidatif. Buah kawista (Limonia acidissima Linn) memiliki senyawa fenolik antara lain flavonoid dan tanin yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian buah kawista secara preventif, untuk menghambat peningkatan kadar malondialdehid serum tikus Wistar yang dipapar asap rokok. Studi eksperimental menggunakan post-test only group design, dengan rancangan acak lengkap, pada tikus Wistar jantan sebanyak 25 ekor, perlakuan selama 35 hari. Tikus dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (tanpa perlakuan), kontrol positif (dipapar asap rokok), kelompok P1 (asap rokok dan buah kawista dosis 500 mg/kg BB), kelompok P2 (asap rokok dan buah kawista dosis 600 mg/kg BB), kelompok P3 (asap rokok dan buah kawista dosis 700 mg/kg BB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah kawista yang diberikan secara preventif pada ketiga dosis, dapat menghambat peningkatan kadar malondialdehid serum tikus yang dipapar asap rokok (p=0,000). Kadar malondialdehid serum terendah terlihat pada dosis 700 mg/kg BB. Dapat disimpulkan bahwa pemberian buah kawista secara preventif, dapat menghambat peningkatan kadar malondialdehid serum tikus Wistar yang dipapar asap rokok.Kata Kunci: Antioksidan, asap rokok, buah kawista, malondialdehid, peroksidasi lipid
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.