Penyebaran virus corona tidak hanya terjadi pada interaksi antara penderita (human to human), namun juga dapat menyebar melalui piranti yang digunakan oleh tenaga medis atau biasa disebut alat pelindung diri (APD). Penggunaan kembali APD boleh dilakukan apabila sudah di lakukan tahapan disinfektan sehingga dukungan alat untuk disinfektan APD sangat diperlukan bagi tenaga medis yang menangani virus Corona. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan informasi langkah-langkah dalam pembuatan disinfektan alat penglindung diri dalam penanganan virus Corona berbasis iradiasi sinar UV-C. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi: desain dan pembuatan fisik prototype disinfektan UV-C chamber; petunjuk penggunaan dan penyerahan prototype disinfektan ke rumah sakit Unram. Prototype disinfektan UV-C chamber ini memiliki dimensi 1000x1000x2000 mm dan didukung lampu UV-C dengan daya sebesar 200 W. Untuk keperluan disinfektan APD dimana inti DNA virus corona akan hancur apabila terkena paparan iradiasi UV-C sebesar 67 J/m2 maka operasional penyinaran APD dapat dilakukan selama minimal 15 menit. Saat ini, disinfektan UV-C chamber telah dimanfaatkan untuk disinfektan virus corona masker N-95 di Rumah Sakit Unram.
Salah satu kelompok usaha di Desa Kekait yang saat ini sedang berkembang yaitu Kelompok Usaha Mikro (KUM) Maju Bersama yang mengolah nira aren menjadi gula cetak dan gula semut. Desa Kekait merupakan salah satu wilayah yang banyak ditumbuhi tanaman kelapa. Namun teknologi pengolahan kelapa masih belum dilirik sebagai sebuah peluang lini produk oleh KUM Maju Bersama. Sebagai upaya dalam diversifikasi produk olahan kelapa sekaligus menambah lini produk KUM Maju Bersama, maka introduksi pengolahan kelapa perlu dilakukan. Salah satunya adalah memperkenalkan coconut chip kepada mitra sebagai salah satu alternatif produk unggulan selain gula semut dan gula cetak, sehingga meningkatkan perekonomimian anggota mitra khususnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam teknologi pengolahan kelapa menjadi coconut chip sebagai salah satu produk unggulan mitra. Metode yang dilakukan yaitu sosialisasi dan disertai praktek pengolahan kelapa. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dialakukan diperoleh bahwa mitra belum mengenal keripik kelapa. Namun setelah mengikuti rangkaian pelatihan, mitra mengetahui dengan baik manfaat dan produk olahan daging kelapa yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Selain itu, keterampilan mitra pun meningkat setelah melakukan praktek langsung pengolahan daging kelapa menjadi keripik kelapa. Tindak lanjut yang akan dating yaitu berupa pelatihan pengemasan dan penyimpanan keripik kelapa, serta pendampingan pengurusan PIRT agar membantu strategi pemasaran dan memperluas jangkauan pemasaran. Kata kunci: coconut chip, Desa Kekait, Pengolahan kelapa
The mangosteen fruit has a characteristic thick skin, so it is difficult to know the condition of the flesh. Farmer can only know damage to the fruit flesh after the fruit skin had opened. Detection of the quality of the mangosteen flesh can be detected using a sensor capable of penetrating the thickness of the mangosteen rind. Flesh quality detection is carried out based on the S21 value (attenuation of mangosteen flesh value) using a portable device equipped with a sensor and capable of emitting microwaves. The S21 value of the fruit's flesh was measured using a spiral resonator that functioned as a sensor. The prototype device consists of an oscillator circuit, a power splitter, and a phase detector with 2507 MHz. Fruit flesh had divided into two conditions: damaged for fruit flesh with yellow sap or Translucent Flesh Disorder, and suitable condition for clean fruit flesh. The results showed that the fruit flesh had an average S21 value of 7.041 dB for damaged flesh and 6.007 dB for good flesh condition. The difference in the value of S21 had used as a reference for detecting the shape of the fruit flesh, with the detection threshold calculated by the Support Vector Machine, resulting in a threshold value of 6.712 dB.
Oxygen scavenging active film can be used to prevent diffusion of free oxygen due to the action of permeation mechanism. In this study, biodegradable oxygen scavenging plastic film was designed by incorporating an antioxidant agent into plasticized polylactic acid or PLA-PEG (PPLA). Butylated hydroxytoluene (BHT) was added at different concentrations into the matrix of the PPLA film using a direct casting method to produce oxygen scavenging active film. The antiradical activity of the oxygen scavenging active film was observed, which could be applied for preventing vitamin C degradation in cut lemon during storage. The antiradical activity of the active film composite reduced after 4 days of storage at 28 °C. Initial antiradical activities were measured at 99.90%-99.91% after introducing 1%, 5%, and 10% concentrations of BHT into the matrix of the PPLA film. DPPH analysis indicated that a larger concentration of BHT exhibited higher antiradical activity after 4 days of storage surrounded with free oxygen. The final antiradical activities were 35.45%, 54.56%, and 81.65% at 1%, 5%, and 10% BHT concentrations, respectively. Therefore, incorporating a higher BHT fraction into the oxygen scavenging active film composite can certainly prevent the oxidation of cut lemon. The respective final vitamin C levels were 13.5%, 20.6%, and 22.5% after 4 days of storage. AbstrakDegradasi Asam Askorbat Potongan Lemon yang Dikemas dengan Menggunakan Film Aktif Pembersih Oksigen Selama Penyimpanan. Film aktif pembersih oksigen dapat diterapkan untuk mencegah difusi oksigen oksigen melalui serangan mekanisme permeasi. Film plastik oksigen yang dapat terdegradasi hayati dirancang dengan memasukkan zat antioksigen ke dalam asam polilaktat yang diplastisasi atau PLA-PEG (PPLA). Hidroksitoluena terbutilasi (BHT) ditambahkan ke dalam PPLA film matriks dengan menggunakan suatu pengecoran langsung untuk menghasilkan film aktif pembersih oksigen dengan konsentrasi yang berbeda. Riset ini mengamati penerapan film aktif pembersihan aktivitas antiradikal untuk mengawetkan degradasi vitamin C di dalam potongan lemon selama penyimpanan. Kinerja komposit film aktif aktivitas antiradikal berkurang selama penyimpanan empat hari pada 28 °C. Aktivitas antiradikal awal diukur antara 99,90-99,91% untuk memasukkan BHT 1%, 5% dan 10% ke dalam PPLA film matriks. Analisis DPPH menunjukkan suatu BHT yang lebih besar mempertahankan aktivitas antiradikal yang lebih tinggi setelah penyimpanan empat hari yang dikelilingi oleh oksigen bebas. Aktivitas antiradikal akhir teramati pada 35,45%; 54,56%; dan 81,65% ketika memasukkan masing-masing BHT 1%, 5%, dan 10%. Dengan demikian, memasukkan suatu fraksi BHT yang lebih tinggi ke dalam komposit film aktif oksigen yang terbukti mencegah potongan lemon dari oksidasi. Level-level vitamin C akhir adalah 13,5%; 20,6% dan 22,5% setelah penyimpanan selama 4 hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.