<p><strong><em>Abstract.</em></strong><strong><em> </em></strong><em>The purpose of this service activity is to make the design proposals for production facilities in Peyek Ayu Bu Mul's MSMEs that are still less orderly, which causes a less effective movement of labor and raw materials (not needed). The proposed layout of production facilities is expected to facilitate production activities and eliminate unnecessary labor or raw material movements. Service begins with observation to find out the way and production flow of the project. Observation of the location of the production site needs to be done to find out the initial layout of the production site. The next step is to create an ARC (Activity Relationship Chart). This diagram is used to determine the closeness relationship and the reason for the proximity of each department/unit/space in the production location. The use of production flow analysis and ARC diagrams resulted in the proposed layout of production facilities at Peyek Ayu Bu Mul. The results of community service activities at MSME Peyek Ayu Bu Mul are MSME owners Peyek Ayu Bu Mul understands the importance of the layout of production facilities for the smooth production. MSME Peyek Ayu Bu Mul was interested in implementing the proposed layout of production facilities that had been made because it could improve the performance of the production. This service concluded that the design of the production facility layout by considering the production flow and production layout can help smooth production.</em></p><p><strong>Abstrak.</strong><strong> </strong>Tujuan pengabdian ini adalah membuat usulan rancangan tata letak fasillitas produksi di UMKM Peyek Ayu Bu Mul yang masih kurang teratur sehingga menyebabkan pergerakan tenaga kerja dan bahan baku yang kurang efektif (tidak diperlukan). Usulan rancangan tata letak fasilitas produksi ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi dan menghapus gerakan tenaga kerja atau bahan baku yang tidak diperlukan. Pengabdian dimulai dengan observasi untuk mengetahui cara dan aliran produksi peyek. Selain itu, observasi lokasi produksi peyek perlu dilakukan untuk mengetahui layout awal tempat produksi. Langkah selanjutnya yaitu dengan membuat ARC (<em>Activity Relationship Chart</em>). Diagram ini digunakan untuk mengetahui hubungan kedekatan dan alasan kedekatan setiap departemen/unit/ruang dalam lokasi produksi. Penggunaan analisis aliran produksi dan diagram ARC menghasilkan usulan rancangan tata letak fasilitas produksi di UMKM Peyek Ayu Bu Mul. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat di UMKM Peyek Ayu Bu Mul adalah pemilik UMKM Peyek Ayu Bu Mul lebih memahami pentingnya tata letak fasilitas produksi untuk kelancaran produksi peyek. Selain itu, UMKM Peyek Ayu Bu Mul tertarik untuk menerapkan usulan tata letak fasilitas produksi yang dibuat oleh pengabdi karena dapat meningkatkan kinerja dari produksi peyek. Kesimpulan dari pengabdian ini adalah bahwa perancangan tata letak fasilitas produksi dengan mempertimbangkan aliran produksi dan tata letak produksi dapat membantu kelancaran produksi.</p><p> </p>
<p><strong><em>Abstract.</em></strong> <em>SME Minanisa is an SME in the field of frozen food industry. The production process at UKM Minanisa does not yet have written standards or procedures. This allows the occurrence of work accidents and the large variety of products produced in the production process. The purpose of this service is to design a written document that describes the sequence of work steps in production activities (SOP). This service is carried out by interview and observation to the business location. The result of this dedication is the design of SOP which is expected to improve the production process to run better.</em></p><p><strong>Abstrak.</strong> UKM Minanisa merupakan UKM yang bergerak di industri frozen food. Proses produksi pada UKM Minanisa belum memiliki standar atau prosedur yang tertulis. Hal ini memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan banyaknya variansi produk yang dihasilkan di proses produksi. Tujuan dari pengabdian ini adalah merancang suatu dokumen tertulis yang menjelaskan urutan langkah-langkah kerja dalam kegiatan produksi (SOP). Pengabdian ini dilaksanakan dengan wawancara dan observasi di lokasi usaha. Hasil pengabdian ini adalah rancangan SOP yang diharapkan dapat memperbaiki proses produksi berjalan lebih baik.</p>
Konsumen semakin sadar dan peduli terhadap kualitas dan keamanan produk pangan. Untuk menjaga kualitas produk pangan yang dihasilkan dan dapat bersaing dengan industri sejenis serta mengurangi resiko dalam produksi perlu adanya persyaratan dasar yang harus dipenuhi pada suatu industri, seperti persyaratan produksi, persyaratan bangunan, lokasi, dan fasilitas serta peralatan produksi dan karyawan. Persyaratan tersebut dapat terpenuhi dengan penerapan GMP atau Good Manufacturing Practice. Pengabdian ini penting untuk dilaksanakan dalam memastikan makanan yang dihasilkan sehat, aman, dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Pelaksanaan pengabdian ini dengan cara melakukan pendampingan penerapan GMP untuk meningkatkan standar kualitas produk yang dihasilkan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk membantu industri makanan dalam menerapkan GMP dalam pengolahan makanannya. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: Observasi dan interview, analisis masalah, dan pendampingan penerapan GMP. Usaha jamu merupakan industri yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Dalam industri ini dituntut untuk tidak hanya menghasilkan produk yang enak di lidah tetapi juga harus memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Pelaksanaan pendampingan ini semakin membantu mitra dalam menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Sebelumnya mitra belum memiliki pengetahuan tentang GMP sehingga dengan adanya pendampingan ini mitra memahami prinsip-prinsip GMP, yaitu dalam hal keamanan dan kehigienisan produk sehingga layak dikonsumsi.
<p><strong><em>Abstract.</em></strong> <em>Cost of Production (HPP) is an important element to assess the success (performance) of a trading or manufacturing company. Especially in determining the selling price and calculating the profit and loss of each product. Based on observations and interviews with “KREES” Banana Chips and Cheese Stick SME Owners, it is known that there are difficulties in recognizing what cost components must be calculated, thus causing difficulties in determining the optimal selling price to increase profits. The purpose of carrying out PKM activities is to provide assistance in calculating the Cost of Production (HPP) for UKM Banana Chips and Cheese Sticks "KREES".The method used in this dedication is in the form of face-to-face in delivering material, debriefing and discussing the calculation of the cost of production. The result of this mentoring and training is that partners understand enough about the material provided. So far, partners have indirectly carried out simple calculations in determining the cost of production so that the material provided is easily accepted. The impact of this service is an increase in partners' knowledge of the cost components for calculating the cost of production. Partners are helped by the report format for calculating the cost of production made by servants. This format assists partners in detailing the cost components used in calculating the cost of production. Another impact is that the financial records are more orderly and neat so as to increase the accuracy of calculating the cost of production.</em><em></em></p><p> </p><p><strong>Abstrak.</strong> Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Terutama dalam penetuan harga jual dan menghitung laba rugi dari setiap produk. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan Pemilik UKM Keripik Pisang dan Stick Keju “KREESS”, diketahui adanya kesulitan untuk mengenali komponen biaya apa saja yang harus dihitung, sehingga menyebabkan kesulitan dalam menentukan harga jual yang optimal untuk meningkatkan keuntungan. Tujuan dilakukannya kegiatan PKM adalah untuk memberikan pendampingan dalam menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) pada UKM Keripik Pisang dan Stick Keju “KREESS”. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dalam bentuk tatap muka dalam penyampaian materi, tanya jawab serta pembahasan perhitungan harga pokok produksi. Hasil dari pendampingan dan pelatihan ini yaitu mitra cukup paham akan materi yang diberikan. Selama ini mitra secara tidak langsung sudah melakukan perhitungan sederhana dalam menetapkan harga pokok produksi sehingga materi yang diberikan mudah diterima. Dampak pengabdian ini adalah peningkatan pengetahuan mitra tentang komponen biaya untuk perhitungan harga pokok produksi. Mitra terbantu dengan format laporan perhitungan harga pokok produksi yang dibuatkan oleh pengabdi. Format ini membantu mitra dalam merinci komponen biaya yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi. Dampak lainnya yaitu pencatatan keuangan semakin teratur dan rapi sehingga meningkatkan akurasi HPP.</p><div id="gtx-trans" style="position: absolute; left: 439px; top: 513.667px;"> </div>
The advent of Industry 4.0 has become an integral part of the manufacturing industry, playing a crucial role in boosting competitiveness and enhancing productivity within companies. Small and Medium Enterprises (SMEs), which contribute significantly to the national economy, must inevitably embrace the adoption of Industry 4.0 technology. However, the implementation of this technology at the SME faces numerous obstacles. To address these challenges and facilitate the transformation to Industry 4.0 in SMEs, this research aims to construct a comprehensive adoption strategy. Currently in its preliminary stage, the strategy development process primarily involves identifying stakeholders, their needs, and the goals they aim to achieve. Design thinking, specifically the empathize and define phase, is employed as the methodological approach. The information utilized in this study originates from systematic literature reviews conducted using PRISMA. The analysis of the gathered data has identified several stakeholders, including government entities, IT experts, management personnel, and employees. However, for the purpose of creating user personas, the focus is narrowed down to management and employees. User personas are instrumental in understanding the goals and potential obstacles faced by these individuals. The culmination of this stage is the formulation of a problem statement, which will be further refined in subsequent phases of the design thinking process.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.