Saat ini terjadi wabah penyakit Covid 19 yang dialami oleh berbagai negara di belahan dunia. Covid 19 ini menyerang saluran pernafasan dan merupakan self limiting dissease yang akan sembuh dengan sendirinya dengan meningkatkan sistem imun. Tanaman herbal banyak yang berkhasiat untuk meningkatkan sistem imun sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menjaga kesehatan. Tanaman herbal yang memiliki khasiat dalam menjaga sistem imun memiliki kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tanin dan triterpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman herbal yang memiliki khasiat sebagai antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh selama pandemi. Metode yang digunakan pada artikel ini adalah literature review yaitu dengan mengumpulkan artikel penelitian yang terdapat di PubMed dan google scholar dari tahun 2011 – 2021 dengan menggunakan kata kunci Zingiber officanale, Curcuma zanthorrhiza, Kaempferia galanga sebagai anti oksidan. Artikel yang diperoleh kemudian dianalisis dengan berdasarkan pedoman PRISMA dan dengan penilaian kelayakan menggunakan instrumen JBI. Berdasarkan Hasil dari literature review ini diketahui beberapa tanaman herbal dapat berkhasiat untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
Kitolod plant (isotoma longiflora (L) C.Presl) contains alkaloids, flavonoids, and saponins. The content of this compound has antibacterial activity. This study aims to determine the antibacterial activity of the n-hexane, ethyl acetate and water fractions from the ethanolic extract of kitolod leaves against Staphylococcus aureus, and to determine the most active fraction in inhibiting bacteria. This research is an experimental descriptive study. The ethanolic extract of kitolod leaves was obtained by maceration method using 96% ethanol solvent, the viscous extract obtained was fractionated with three solvents, and dissolved in 1% DMSO then tested for its antibacterial power by diffusion and dilution method against Staphylococcus aureus at concentrations of 15%, 20%, 25%, and 30% using ofloxacin positive control. The test results obtained were analyzed using the One Way Anova test followed by the Post Hoc Test using the Tukey method using SPSS16. The results of the test using the diffusion method showed that the ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction and water fraction had antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The most active fraction was the water fraction at a concentration of 30%, with an average inhibition zone diameter of 19.0 mm. The inhibitory power was lower than the positive control ofloxacin (28.3 mm). The dilution method of the water fraction showed a minimum inhibitory concentration and a minimum kill concentration at a concentration of 15%.
Lemongrass (Cymbogoncitratus (DC.) Stapf) leaves contain alkaloids, saponins, tannins, anthraquinones, steroids, phenols and flavonoids. Flavonoids act as antioxidants as they can reduce free radicals. This study aims to determine the total flavonoid content, antioxidant activity, and IC50 value of lemongrass leaf extract (Cymbogoncitratus (DC.) Stapf). Extracts were made by maceration using 96% ethanol as solvent. Testing of total flavonoid content with the AlCl3 method using UV-Vis spectrophotometry was carried out three times. The antioxidant activity test used the FRAP (ferric reducing antioxidant power) method on extracts containing 100, 200, 300, 400, and 500 ppm. The test results showed that the leaf extract of citronella (Cymbogoncitratus (DC.) Stapf) had a total flavonoid content of 22,60 mg QE/g extract. Furthermore, there was antioxidant activity in the leaf extract of lemongrass (Cymbogoncitratus (DC.) Stapf indicated by the formation of a blue color purplish when reacted with FRAP solution, and IC50 extract value was 71,59 ppm and included in the category of strong antioxidants.
<em>Self-medication </em>(pengobatan sendiri) adalah penggunaan obat-obatan dengan maksud terapi tanpa saran dari profesional atau tanpa resep. Pengobatan sendiri termasuk memperoleh obat – obatan tanpa resep, membeli obat berdasarkan resep lama yang pernah diterima, berbagi obat – obatan dengan kerabat atau anggota lingkaran sosial seseorang atau menggunakan sisa obat – obatan yang disimpan dirumah. Nyeri merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang medis, dan menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan. Penggunaan obat nyeri sering digunakan bebas di masyarakat sehingga dapat menyebabkan ketergantungan. Oleh sebab itu penggunaan obat anti nyeri perlu disertai dengan pengetahuan tentang obat tersebut sehingga pengobatan nyeri tersebut akan rasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap swamedikasi nyeri di Apotek Harish Farma, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan rancangan survey <em>cross sectional</em> dengan menggunakan <em>accidental sampling</em> dan data kuesioner diolah dengan metode uji <em>Pearson</em>. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 84 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46% responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, 48% responden memiliki pengetahuan yang cukup baik dan 6% responden memiliki pengetahuan yang baik dan untuk perilaku swamedikasi sebanyak 37% responden memiliki perilaku swamedikasi yang kurang, 39% responden memiliki perilaku swamedikasi yang cukup baik, dan 24% memiliki perilaku swamedikasi yang baik. Pada analisis dengan menggunakan uji <em>pearson </em>diperoleh hasil r hitung sebesar 0,309 dan nilai sig. 0,004 yang menunjukkan hubungan antara pengetahuan dan perilaku swamedikasi nyeri.
Antioxidants are compounds that have a molecular structure that can donate electrons to free radical molecules and can break the chain reaction of free radicals. This research was conducted to analyze the flavonoid content in the ethanol extract of ketepeng cina leaves and to determine the antioxidant activity of the ethanol extract and the fraction of the ketepeng cina leaves. This research is an experimental descriptive study. Ketepeng cina leaves were extracted using 96% ethanol, then partitioned using the liquid-liquid partition method. Flavonoid levels were determined using UV-VIS spectrophotometry at a wavelength of 435 nm. Antioxidant activity test using the ABTS method at a wavelength of 740 nm. The results showed that the flavonoid content of the ethanol extract of the ketepeng cina leaves was 11,054 ± 0.228 QE. The results of the antioxidant activity test of the ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction with IC50 values were 23,709 ppm, 106,598 ppm, 14,534 ppm, and 49,844 ppm, respectively. The highest antioxidant activity was indicated by the ethyl acetate fraction with an IC50 value of 14,534 ppm with very strong activity
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.