This article discusses an experiment conducted in two courses: Survey of Contemporary Literature in English and Further Studies in Prose, involving the use of memes and WhatsApp message. In the classroom, at the beginning of each session, the memes and WhatsApp message relevant to the discussion topic in each session are displayed. This moderate experiment then developed and resulted into a different perception when students showed different levels of knowledge on popular culture upon interpreting the memes and WhatsApp message. This triggered an analysis on the reception of information implied on the memes and WhatsApp message, which was affected by students" intercultural competency. In the discussion, theoretical concepts on digital culture refer to Brodie (1996), Blackmore (1997), Shifman (2014), and Crystal (2014). This artucle proposes an argument that, in relation to the teaching of literature, the memes and WhatsApp message used are able to mediate certain perception that bridges students" understanding on the literary works discussed in class. AbstrakArtikel ini membahas tentang eksperimen yang dilakukan dalam dua mata kuliah, yaitu Survey of Contemporary Literature in English dan Further Studies in Prose, yang melibatkan penggunaan memes dan pesan WhatsApp. Di kelas, pada awal setiap sesi, memes dan pesan WhatsApp yang relevan dengan topik diskusi sesi tersebut ditayangkan. Eksperimen sederhana ini kemudian berkembang dan membuahkan persepsi lain ketika mahasiswa menunjukkan berbagai tingkat pengetahuan yang berbeda tentang budaya populer ketika menafsir memes dan pesan WhatsApp tersebut. Hal ini memicu sebuah analisis tentang penerimaan informasi yang tersirat pada memes dan pesan WhatsApp yang ditayangkan, yang dipengaruhi oleh kompetensi interkultural mahasiswa. Dalam pembahasan, landasan konsep teoretis tentang budaya digital yang dirujuk dalam artikel ini adalah Brodie (1996), Blackmore (1997), Shifman (2014), dan Crystal (2014). Artikel ini mengajukan argumen bahwa, sehubungan dengan pengajaran
Telah dilakukan penelitian kepada 144 mahasiswa strata S1 dari Fakultas Ilmu Budaya mengenai sikap bahasa mereka terhadap Bahasa Inggris. Survey ini bertujuan untuk menilai sikap mahasiswa terhadap Bahasa Inggris, model pembelajaran Bahasa Inggris, dan materi serta keterampilan berbahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah teori sikap bahasa yang diambil dari Sarnoff dan Asmah, dan angket yang menggunakan Skala Likert. Penelitian ini juga bermaksud mengukur kemampuan mahasiswa-mahasiswa ini dalam keterampilan memahami bacaan Bahasa Inggris melalui lima komponen keterampilan: (1) kosa-kata yang dimiliki, (2) menginferensi, (3) mengenali kata acuan, (4) menemukan gagasan utama, dan (5) mencari informasi pendukung, berdasarkan uraian dari Kintsch dan Grabe. Pesertanya adalah mahasiswa semester tiga: 39 mahasiswa dari Prodi Sastra Jepang, 52 dari Sastra Sunda, dan 53 dari Ilmu Sejarah. Data diperoleh dari tes kemampuan memahami bacaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang jelas pada level kemampuan membaca mahasiswa dari tiga prodi ini, walau mereka telah mendapatkan pembelajaran Bahasa Inggris yang sama selama satu semester. Mahasiswa-mahasiswa di satu prodi menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam memahami bacaan dan siap membaca buku teks dan jurnal dalam Bahasa Inggris; prodi lain dapat mulai diajarkan membaca teks dengan level tinggi, namun satu prodi lainnya terlihat belum mampu menerima teks Bahasa Inggris untuk level universitas. Sementara itu, hasil dari survey angket menunjukkan perbedaan kecil pada mahasiswa-mahasiswa ini dalam memandang pembelajaran Bahasa Inggris; dan hasil ini juga dapat dijadikan dasar untuk menyusun model pembelajaran yang tepat sesuai harapan mahasiswa yang akan mendukung perkuliahan mereka di bidang ilmu masing-masing.
In the field of literary studies, Joseph Conrad's masterpiece, Heart of Darkness (1899), has been extensively researched. Following the emergence of digital humanities, new methods of analysis on the novella have also been conducted; one of which focuses on Network Text Analysis (NTA) of the work (Hunter and Smith, 2014). In reaction to this, for the contribution of recent studies in literature, this essay attempts to perform an analysis on network construct between the Company and Kurtz (the two main nodes in the network) in Heart of Darkness using two web-based network analyzers: Voyant Tools and Cytoscape. The analysis refers to, to name a few, Ferguson's (2017) observation on network in history and Jagoda's (2016) observation on network aesthetics in novels. This essay ultimately seeks to map out the network linking the two nodes and see how postcolonial view on the visualization is conducted.
Zusammenfassung Ausgehend von der durch Spivak (1988) bekannt gemachten Gruppe der Subalternen erörtert dieser Aufsatz, wie Suniti Namjoshis Feminist Fables diesen eine Stimme verleiht. Namjoshis LSBTQ-Standpunkt und -Anliegen treten in ihren Erzählungen deutlich hervor. Sie stellen die Gramsci’sche Hegemonie in Frage, treten ihr entgegen und kritisieren sie, indem sie dem Pantachantra, Aesops Fabeln und Andersens Märchen den Prozess machen. Letztlich zielt dieser Aufsatz darauf ab, die Ausdrucksweisen der Subalternität aufzuzeigen, sowie darzulegen, welche moralischen Lehren feministische LSBTQ-Fabeln im Zusammenhang mit einer Marginalisierung in den Vordergrund rücken.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.